Mohon tunggu...
Raina Widy
Raina Widy Mohon Tunggu... Guru -

Terbuka dengan perbedaan pendapat rainawidy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bencana di Mata Pemegang Kunci Surga

2 Oktober 2018   12:13 Diperbarui: 2 Oktober 2018   14:20 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Belum lagi munculnya gesekan di bidang sosial, budaya, politik, kesehatan hingga pertahanan dan keamanan negara ketika mudahnya orang-orang asing keluar masuk atas nama pemberian bantuan. 

Padahal bantuan dari belasan negara lain yang akan masuk pun harus melalui proses seleksi terlebih dahulu oleh pemerintah. Mereka belum masuk saja, foto laki-laki yang mengambil sebuah TV dari sebuah mall sudah menyebar hingga ke negerinya sana. 

Empati kita sekejap saja terbang, beralih pada masalah penjarahan. Masalah ini malah menjadi pembicaraan penting melebihi gempa besar dan tsunami yang baru terjadi. Saya tidak membenarkan, tidak juga ingin mengomentari. Saya khawatir jika saya berada dalam posisi yang sama, apa saya tidak akan melakukan hal serupa?

Presiden, pemerintah beserta masyarakat setempat bekerja keras untuk segera memulihkan apa-apa yang masih bisa diperbaiki. So, where are you?

Ada kalimat sindiran yang saya aminkan bahwa maha benar netizen dengan segala nyinyirannya. Apapun penjelasan dan fakta yang diberikan bisa jadi terbantahkan karena kecanduan pada hoax jauh lebih tinggi.

Jika kita tidak bisa berempati apalagi mengulurkan tangan, janganlah juga menambahi penderitaan saudara yang sedang terkena bencana dengan mengomentari hal-hal yang sama sekali tidak kita pahami, bonus ceramah pula. 

Yang mestinya mudah tersulut emosi adalah mereka. Mereka yang kehilangan keluarga, rumah, harta benda, kelaparan, kehausan, dan tidak tahu harus bagaimana. Bukan hak kita yang hanya bisa menonton dan menyinyiri untuk emosi. 

Negeri ini dikelilingi gunung api aktif baik yang ada di darat maupun di dalam lautan, bencana bisa saja terjadi di manapun termasuk di tempat kita duduk saat ini. Tidak ada tempat yang benar-benar aman. 

Kita juga mungkin lupa bahwa Tuhan itu maha pengasih dan maha penyayang tapi kita lebih bertumpu pada kemurkaan-Nya, pada azab-Nya. Jika Dia ingin memberikan azab tentu daerah yang lebih tinggi tingkat kemasiatannya akan didahulukan, nyatanya? 

Apa yang mestinya kita tanamkan adalah sikap dan aksi tanggap darurat jika terkena bencana serupa. Edukasi bencana, langkah antisipasi hingga alat-alat yang bisa mendeteksi bahaya pun perlu diadakan terutama bagi daerah-daerah yang rawan terjadi bencana. Salam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun