Saya sedang berdiri di tepi sebuah pantai yang sepi saking sepinya nyaris tidak ada pengunjung yang melintas. Ombaknya tinggi, kuat menghempas ke bibir pantai. Derunya terdengar sangat tidak bersahabat.
Saya mundur walaupun saya ingin sekali mendekat. Bayangkan saja jika lempengan, patahan atau apalah namanya di dasar laut itu tiba-tiba bergeser, menggoyangkan daratan tempat saya berpijak tadi.
Ombak yang tadinya tinggi itu tiba-tiba menyusut kemudian dalam waktu sekejap saja berlarian menuju daratan. Ke mana saya tadi? Hilang ditelan ombak. Jika saya masih bisa ditemukan dalam keadaan selamat atau jasad saya utuh dengan pakaian lengkap menutup aurat, mungkin itu sebuah keberuntungan.Â
Jika tidak? Foto jasad saya yang mungkin bungkus dan bentuknya tidak karuan lagi bisa jadi dibagikan dalam media sosial dengan tulisan:
"Ya Allah semoga ketika hamba meninggal nanti dalam kondisi menutup aurat"
Ada yang menulis begitu? Bejibun. Kurang-kurang keseharian saya beserta daerah tempat terjadi bencana akan dikorek begitu rupa sehingga akan terhubung bahwa bencana semacam ini adalah azab dari yang maha kuasa atau karena 'menzalimi' segelintir orang tidak penting.
Orang-orang yang tinggal jauh dari pantai atau laut, tidak paham bagaimana rasanya panik diterjang gempa dan tsunami dalam waktu bersamaan, tapi berkomentar rasa-rasa sudah pernah menjadi anggota Basarnas dengan jam terbang tinggi.
Masyarakat pemegang kunci surga yang biasanya jarang sekali liburan ini juga mendesak pemerintah agar mengeluarkan status bencana nasional.
Saya tidak yakin mereka sendiri paham apa yang sedang mereka desak. Dari berbagai sumber yang saya baca dampak dari penetapan status bencana nasional ini akan berakibat luas.
Salah satunya adalah dikeluarkannya Travel Warning dari negara-negara lain. Bukan hanya daerah-daerah yang terkena bencana yang tidak akan mendapatkan pemasukan tapi juga daerah-daerah lain di sekitarnya atau bahkan larangan masuk dan berkunjung ke seluruh daerah di Indonesia ini.
Sektor pariwisata bisa jadi lumpuh. Kerugian yang akan ditimbulkan pasti jauh lebih besar terutama bagi daerah-daerah yang perekonomiannya memang bergantung pada sektor ini.Â