Mohon tunggu...
Raina Widy
Raina Widy Mohon Tunggu... Guru -

Terbuka dengan perbedaan pendapat rainawidy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Pertama dengan Traveloka

21 November 2017   09:14 Diperbarui: 21 November 2017   09:34 3759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya bukan seseorang yang sering bepergian dengan menggunakan pesawat. Kalaupun berpergian, tiket pesawat selalu dipesan oleh teman sehingga saya sudah terima beres. Akibatnya, sudah pasti saya bergantung dengan orang lain sekedar untuk memesan tiket pesawat. 

Namun, pengalaman berharga ini 'memaksa' saya untuk belajar. Saya kira dalam situasi serba instan terlebih lagi darurat, pilihan memesan tiket secara daring melalui perusahaan penyedia layanan tiket pesawat adalah pilihan terbaik. 

Bermula ketika adik saya yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti semacam program sosialisasi di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) tepatnya di Pulau Rote selama sepuluh hari. Dia sendirian saja yang mewakili provinsi kami.

Beberapa hari menjelang kepulangannya, dia mengabarkan bahwa uang akomodasi yang diberikan panitia tidak cukup untuk membeli tiket kepulangan. Parahnya lagi, adik saya tidak membawa ATM. Dia mengira uang yang diberikan panitia akan lebih dari cukup untuk membeli tiket pesawat. 

Orangtua terutama ibu saya cemas memikirkannya, mengingat jarak tempuh yang jauh dan tidak mempunyai kerabat atau kenalan sama sekali selain teman sesama peserta program yang juga tidak berasal dari daerah yang sama.
Tampil sebagai kakak sekaligus pahlawan super, saya-lah yang memesankan tiket kepulangannya pada Jumat tanggal 13 Oktober 2017.

Traveloka, ya pesan tiket di Traveloka saja dalam benak saya. Sebelumnya saya sering sekedar mengecek harga tiket pesawat di aplikasi ini karena aplikasi ini sangat membantu dalam pencarian tiket dengan memberikan harga secara runut dari yang termurah sampai yang tertinggi, juga pilihan kelas-kelas.

Kali ini dengan penuh percaya diri, saya yakin saya bisa mengeksekusinya sendiri. Tinggal klik, klik, klik dan transfer saja, selesai, mudahlah pikir saya. Setelah pulang kerja nanti, saya baru akan mentransfernya.

Kekacauan dimulai ketika saya akan mentransfer uang sesuai dengan harga tiket yang saya pesan. Namun, beberapa hari sebelumnya saya iseng mengganti PIN ATM. Sore itu setelah tiga kali mencoba memasukkan PIN yang saya yakini benar ternyata tidak mau ditelan mesin ATM, terblokirlah hasilnya. Iseng kali ini benar-benar 'berhadiah' kejutan-kejutan lainnya.

Saya buru-buru pulang ke rumah dan meminta ayah saya untuk memakai ATM-nya dari bank lain. Singkat cerita, setelah memasukkan PIN, nominal uang dan seterusnya, saya keluar dari mesin ATM dan menekan pilihan 'saya sudah bayar' pada aplikasi Traveloka. Pilihan yang muncul kemudian adalah foto bukti transfer.

Saya kemudian meminta bukti transfer barusan dari ayah saya yang masih di dalam ATM. Dan tidak ada struk katanya. Hah?! Saya syok sekali. Jadi, ini bagaimana? Kemana uang yang saya transfer tadi? Pertanyaan-pertanyaan yang seketika saja berjejalan di kepala saya yang sudah kepalang pusing. Tidak ada bukti jika saya sudah mentransfer sejumlah uang untuk pembelian tiket Pulau Rote - Kupang - Surabaya.

Terduduk di lantai ATM di pinggir jalan, perasaan yang campur aduk antara lelah, kesal, dan bingung tampak jelas di wajah saya yang sudah semerawut. Tak pelak adegan nelangsa tersebut menjadi perhatian beberapa pengendara yang melintas. Saya dikira korban pencopetan atau mungkin pelecehan. 

Akhirnya, kami memutuskan pulang dulu ke rumah. Adik saya terus menelepon menanyakan tiket kepulangannya. Saya bingung harus bagaimana, kembali memesan tiket tapi dengan resiko uangnya raib lagi atau meminta orang lain untuk memesankannya.

Pilihan kedua membuat saya tidak enak untuk merepotkan orang lain lagipula siapa? Dalam kondisi kalut, pikiran mendadak buntu. Meminta bukti transfer ke bank yang bersangkutan juga tidak mungkin secepat itu, paling tidak harus menunggu Senin tiba. Sedangkan Senin adik saya sudah harus masuk kuliah seperti biasanya. Akhirnya, tanpa pikir panjang, saya tekan tanda batal membeli tiket untuk membuat pesanan yang baru. 

Setelah kembali agak waras, saya baru teringat seorang teman yang biasa memesankan saya tiket pesawat online. Dia menyarankan untuk menelepon customer service Traveloka. Di mana lagi mendapatkan nomor teleponnya karena dia juga tidak tahu. Di saat seperti ini, saya sadar pentingnya belajar, tidak bisa terus bergantung dengan orang lain.

Saya kemudian mencari informasi Traveloka di internet. Belum apa-apa saya sudah pesimis duluan untuk menghubungi customer servicekarena dari pengalaman yang sudah-sudah, berurusan dengan customer service dari fasilitas publik yang bersangkutan, harus menunggu lama dan seringkali hanya dijawab mesin operator atau dijawab dengan jawaban yang kurang meyakinkan apalagi hari sudah mulai beranjak malam.

Namun, tidak ada pilihan lain, saya tetap mencobanya. Yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana kembali memesan tiket bukan uang yang pergi entah kemana itu. Saya sudah ikhlas berhubung uang yang raib bukan uang saya.

Beberapa kali mencoba dengan menekan nomor ini itu, saya tersambung dengan operator yang bertugas. Lega sekali rasanya seperti menemukan bantuan setelah terdampar sendirian di pulau tak berpenghuni.

Saya menjawab semua pertanyaan yang berhubungan dengan tiket pesawat yang saya pesan sore tadi. Saya diminta menunggu selama kurang lebih satu jam untuk dilakukan pengecekan. Saya juga diberikan opsi untuk tetap memesan tiket atau uangnya dikembalikan. Saya memilih untuk tetap memesan tiket penerbangan yang sama.

Setelah kurang dari satu jam, saya dikabari bahwa belum ada dana yang ditransfer untuk pesanan tersebut . Saya kemudian bergegas kembali memesan tiket pada rute yang sama. Pada saat yang bersamaan, ayah saya pulang dari ATM bank sebelumnya bahwa jumlah saldonya tidak berkurang. 

Aduh! Perasaan saya berubah jadi kesal dan malu. Kesal karena sepanjang petang ini saya hanya mengurusi pemesanan tiket yang uangnya ternyata belum ditransfer. Ibarat masak dengan alat pemasak nasi listrik tapi lupa menekan tombol 'on' dan berharap nasi matang. Mungkin pepatah, "Jauh panggang dari api," cocok untuk menggambarkan keadaan saya waktu itu.

Malu dengan pihak Traveloka dan untungnya tidak bertetangga dengan customer service yang melayani keluhan saya. Kecerobohan, kekonyolan, atau apalah untuk menamainya, yang jelas apa yang kami lakukan itu sangat menguras energi dan pikiran. Tapi, kebodohan diri sendiri pantas untuk ditertawakan.

Saya tancap gas, kembali memesan tiket dan mentransfer pembayaran melalui ATM bank yang berbeda dari dua ATM bank sebelumnya. Tidak sampai sepuluh menit tiket saya terima dengan selamat, dikirim melalui aplikasi Traveloka langsung. Mudah sekali ternyata.

Sekitar pukul sembilan malam, saya juga menerima email dari pihak Traveloka tentang pengecekan kembali pada pemesanan tiket sebelumnya. Mereka pun dengan senang hati menawarkan bantuan jika saya mengalami kendala lagi dalam pemesanan tiket.

Untuk rute penerbangan dari Surabaya ke Palembang, saya memesan tiket keesokan harinya pada Sabtu siang. Sama sekali tidak ada kendala apapun.

img-20171121-080230-561-5a1389d0516995449d2a2672.jpg
img-20171121-080230-561-5a1389d0516995449d2a2672.jpg
Melihat adik saya sampai dengan selamat pada Minggu siang, saya yang awalnya kesal karena sudah direpotkan berubah mensyukuri pengalaman ini: berkat pelayanan customer serviceTraveloka yang bertugas saat itu yang sudah sangat membantu dengan memberikan pelayanan yang cepat, tanggap dan ramah, saya jadi bisa pesan tiket pesawat sendiri. Mungkin bagi kebanyakan orang ini sepele sekali bahkan norak tapi bagi saya ini pengalaman berharga, selalu ada saat pertama untuk segala sesuatu.

Traveloka juga meyakinkan saya dengan adanya jaminan pengembalian uang pemesanan tiket jika terjadi kesalahan. Jadi, bagi orang-orang seperti saya yang masih belajar tidak perlu khawatir jika terdapat kekeliruan dalam pemesanan tiket pesawat di Traveloka. Berani coba itu bagus.

Melalui tulisan ini saya juga ingin mengucapkan maaf atas kekeliruan saya pribadi dan terimakasih banyak atas informasi dan bantuannya.

Saya tidak ragu lagi untuk memesan tiket baik tiket pesawat maupun fasilitas lainnya di Traveloka. Ayo berpergian dengan Traveloka!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun