Mohon tunggu...
ali refki
ali refki Mohon Tunggu... -

pemimpi yang belum (juga) beranjak dari tempat tidur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

bawang putih Tarakan

15 Maret 2013   01:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:45 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Tarakan, Kalimantan Timur - namun sebentar lagi menjadi Kalimantan Utara - merupakan salah satu kota transit di ujung utara pulau Kalimantan. Kota yang berlokasi di pulau kecil yang terpisah dari daratan Kalimantan pada medio tahun 1980 - 1990-an menjadi salah satu kota tersibuk di Kalimantan. Di sini, semua hasil bumi dipasarkan. Entah itu berasal dari Indonesia maupun dari Malaysia. Apalagi saat booming ekspor kayu bulat, seluruh pesisir Kota Tarakan menjadi tempat bongkar muat kayu bulat. Selain kayu, hasil bumi yang dipasarkan yang berasal dari Indonesia antara lain : kakao, kopi, beras, durian dsb. Sedangkan dari Malaysia yang menjadi primadona adalah bawang putih. Jika ada saudara yang berkunjung ke Tarakan, oleh-oleh yang dibawa - terutama - adalah bawang putih, walaupun ada juga makanan/minuman berlabel Malaysia lainnya yang dibawa, tetapi bawang putih tetap jadi primadona oleh-oleh kala itu. Mengapa demikian, karena perbedaan harga yang cukup signifikan murah dibanding harga yang beredar di daerah lain di Kalimantan Timur. Ibu saya dulu sering nitip oleh-oleh bawang putih Tarakan - walaupun dari Malaysia, orang lebih familiar menyebutnya sebagai bawang putih Tarakan - bukan untuk dijual lagi tapi untuk keperluan dapur semata. Biasanya paling banyak 10 Kg, karena saat itu alat transportasi hanya menggunakan pesawat-pesawat kecil, beda dengan sekarang yang sudah bisa didarati pesawat Boeing/Airbus. Sekarang, yang saya dengar, harga bawang putih di sana masih stabil - tidak terpengaruh kenaikan harga - so, apa perlu nitip oleh-oleh bawang putih lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun