Mohon tunggu...
Reza Permadi
Reza Permadi Mohon Tunggu... Geologist -

The caretaker of Geoheritages

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gara-gara Letusan Gunung Tambora 10 April 1815, Inilah yang Terjadi

10 April 2019   09:45 Diperbarui: 10 April 2019   09:49 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lanskap Kaldera Gunung Tambora. Sumber: Takwa

Gunung Tambora atau Tomboro adalah sebuah gunungapi aktif (stratovolcano) yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Gunung ini berada di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat-laut) dan Kabupate Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat-laut dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara).

Gunung Tambora pernah meletus dahsyat pada 10 April 1815, aktivitas vulkanik gunung Tambora mencapai puncaknya sehingga Gunung Tambora meletus dalam skala tujuh menurut Volcanic Explosivity Index (VEI). Tinggi gunung yang awalnya 4.000 meter diatas permukaan laut (mdpl) menjadi 2.850 mdpl. 

Letusan Gunung Tambora menjadi letusan terbesar dan letusannya terdengar hingga pulau Sumatra (berjarak lebih dari 2,000 km). Abu vulkanik jatuh di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan Gunung Tambora pada saat itu menyebabkan bencana alam dan menghasilkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000-12.000 orang di antaranya langsung terkena letusan tersebut.

Letusan Gunung Tambora menyebabkan perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun Tanpa Musim Panas karena perubahan cuaca yang drastic terjadi di beberapa Benua. 

Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di belahan utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19. Lebih lengkapnya, inilah yang dialami Negara-Negara lain juga di Indonesia #GaraGaraTambora :

SUMBAWA, LOMBOK DAN BALI

Bencana kelaparan 3-5 tahun, tanah tidak bisa ditanamai karena tercemar abu vulkanik

AMERIKA SERIKAT

Terjadi eksodus ke pantai barat dikarenakan banyak cuaca buruk yang datang melanda, pantai timur mendorong pengungsian penduduk besar-besaran kea rah barat. 

Krisis ekonomi 1819, produksi pertanian merosot, kurang lebih 100 Bank Amerika tutup/ gulung tikar, krisis ini dikenal sebagai "The Great Economic Depression". Negara bagian baru berdiri seperti Alabama, Illinois, Indiana, Kentucky dan Missouri.

IRLANDIA

Dilanda wabah tifus lebih dari 1000 orang meninggal dunia karena tifus di Irlandia dalam tiga tahun (1816-1819).

ITALIA & HUNGARIA

Turun salju berwarna cokelat dan merah karena tercemar abu vulkanik Gunung Tambora

NEW ENGLAND

Tahun dingin hingga beku terjadi di New England, tahun 1816 disebut "eighteen hubdred and froze to the death". Juga mengakibatkan dikenalnya tahun makarel, karena di New England ketiadaan pakan ternak membuat babi dan biri-biri diberi makan ikan makarel.

CINA

Bencana kelaparan terjadi hingga kegagalan panen membuat ribuan orang mati kelaparan. Perang Opium, tanaman pangan diganti opium yang menjadi tren sehingga akhirnya pecah perang Opium 1833. Air bah sungai Yang Tze HUjan terus menerus membuat sungai meluap dan membanjiri kota.

EROPA

Perang Napoleon Bonaparte berakhir, Napoleon kalah di Waterloo karena hujan terus menerus pada Juni sehingga menghambat pergerakan artilerinya. Wabah kolera di Benggala terjadi dalam 5 hari pada tanggal 15-20 November 1817, sebanyak 5.000 orang di Benggala meninggal karena kolera. 

Tahun Pengemis, krisis membuat makanan langka dan harganya mahal, banyak orang menjadi peminta-minta. Lahirnya draisine, cikal bakal sepeda. Karena hewan kuda banyak mati kepalapran membuat transportasi lumpuh. Baron Karl Van Drais menciptakan kendaraan dari kayu dengan roda dua, roda yang digerakkan menggunakan kaki. 

Novel Frankenstein tercipta, Marry Shelley menulis novel tersebut karena terinspirasi oleh cuaca buruk penuh petir di Vila Diadoti di pinggir danau Jenewa, Swiss.

Puisi Darkness diciptakan Lord Byron, Puisi ini menceritakan kekelaman dan penderitaan akibat cuaca yang buruk dan kekalahan perang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun