[caption caption="Sekum pasifik (Sumber : USGS)"][/caption]
Sebenarnya ini hanya lukisan cerita kisah bangsa Indonesia yang sebenarnya pintar tapi kok malah terlantar. Maksudnya Indonesia pintar itu adalah coba kita tengok peninggalan nenek moyang kita yang keren banget dan tak terpikirkan bagaimana cara membuatnya, itu adalah Candi dan beberapa situs Megalithikum yang ada di Indonesia dan kisaran umurnya mencapai 2.500 tahun silam, bahkan paling tua di ASEAN. Wow hebat ya nenek moyang kita sudah bisa membuat tempat ibadah dan bangunan-bangunan tempat tinggal pada masa itu sedangkan pada era itu mungkin nenek moyang di Negara lain misal di Gabon, Zimbabwe, Kep. Faroe, San Marino masih belum bisa melakukan apa-apa atau masih pahpoh untuk menjalani hidup.
Tapi kok kenapa kalau Nenek Moyang kita sudah pintar kenapa Bangsa ini masih terlantar? Arti kata lain masih banyak orang yang melakukan tindakan bodoh, Bangsa ini masih terus meniru budaya-budaya Negara lain, masih terus Impor alat berat dari Negara lain. Kenapa coba? Ada yang tahu jawabannya? Saya punya alasannya yang saya coba perspektifkan terhadap keadaan Tektonik di Indonesia.
Bicara tentang tektonik kita tahu Indonesia merupakan zona sekum pasifik atau yang lebih dikenal dengan jalur ring of fire atau cincin api, dimana lempeng samudra dan benua saling menabrak dan terjadi jalur subduksi yang memanjang dan masih aktif hingga saat ini, hal ini dibuktikan dengan banyaknya gunung api yang berada di pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku,dsb dan juga banyak terjadinya fenomena bencana gempa bumi yang melanda Indonesia. Karena Indonesia berada dalam jalur tersebut yang mengakibatkan Indonesia sangat sering dilanda bencana alam, contoh Tsunami Aceh, Gempa di singkawang, SumBar, Jogja, Erupsi gunung Krakatau, Merapi, Sinabung, Tambora, Toba (dulu), dll.
lalu apa hubungannya? Jadi begini ceritanya:
Dahulu kala ketika Nenek Moyang kita yang katanya seorang pelaut tetapi ternyata tidak semuanya sedang asik ngobrol-ngobrol santai dengan para nenek moyang kita yang lain dan mereka membentuk sebuah kelompok belajar, saking asyiknya mengobrol hingga mereka tetiba terpikirkan untuk membuat suatu tempat Ibadah yaitu berupa Candi, Karena dulu budaya di Indonesia sangat kental Hindu-Buddha ya jadi dibuatlah sebuah candi, misal kita ambil studi kasus di candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Setelah kelompok belajar nenek moyang kita itu berniat untuk membuat candi maka dibuatlah sebuah desain candi Borobudur itu, dibuatlah bahan bangunan candi Borobudur itu, dibuatlah relief ukiran candi Borobudur itu, diposisikanlah candi Borobudur itu menghadap ke Gunung Merapi atau Gunung-gunung di sekitarnya, karena pada zaman dahulu nenek moyang kita masih berdoa menghadap ke gunung yang merupakan ciptaan Tuhan YME. Setelah candi itu terbentuk dan berdiri kokoh diatas tanah di Magelang mulailah sebuah peradaban baru, mereka lebih sering berdoa ke candi dan berterimakasih kepada Tuhan atas nikmatnya sebuah kehidupan di dunia, tetapi ada sesuatu yang mereka tidak pahami, yaitu fenomena bencana alam. Kita tahu Gunung Merapi itu terus menerus erupsi dan terakhir di 2010 dan begitu pula yang terjadi pada zaman dahulu.
Jadi ketika suatu hari yang cerah dimana hari itu para nenek moyang kita yang pintar yang telah mendirikan candi tersebut sedang beribadah dan ada yang sedang memikirkan konsep bangun ruang untuk mendirikan candi selanjutnya, ada salah tiga dari arsitek candi tersebut meminta tolong kepada pembantunya yang bisa dibilang tidak mengerti apa-apa tentang arsitek desain candi segala macamnya atau bisa dibilang bodoh (maaf) untuk pergi ke Jepara dan barter sebuah kayu dengan seekor daging rusa untuk dijadikan sebagai hiasan candi nantinya. Setelah para pembantu tersebut pergi ke Jepara selama berhari-hari, tiba-tiba Gunung Merapi itu erupsi mengeluarkan awan panas, lava, mengalirkan lahar dingin dan menjatuhkan material vulkanik ke arah candi Borobudur tersebut yang mengakibatkan mencukur habis semua daerah dan mengakibatkan jatuhnya korban tewas yaitu para nenek moyang kita yang pintar yang sedang memikirkan konsep baru candi dan yang sedang beribadah.
Habislah semua yang ada disitu, candi terendam dan terkubur, nenek moyang kita yang pintar tewas karena bencana alam, tetapi tidak semua nenek moyang kita mati, yap benar selamatlah beberapa nenek moyang kita yang merupakan pembantu yang sedang ditugaskan untuk barter kayu di Jepara, betapa beruntungnya nasib mereka, karena zaman dahulu tidak ada informasi yang instant jadi mereka tidak tahu apa-apa tentang erupsi Merapi tersebut, sampai saatnya mereka pulang ke Magelang dan melihat semuanya sudah porak poranda, melihat banyak korban yang tewas, melihat majikannya terkapar tak bernyawa akibat bencana alam tersebut mereka hanya terhenyak dan kaget akan semua hal itu. Ditempat itu hanyalah tersisa nenek moyang kita yang hanya mengerti cara barter sebuah kayu, hanyalah tersisa nenek moyang kita yang tidak tau menau tentang arsitek ataupun desain bangunan, hanyalah tersisa nenek moyang kita yang telah kaku.
Karena yang tersisa nenek moyang kita hanya mengerti tentang barter kayu maka di daerah Magelang tersebut ya jadilah sebuah tempat dengan kekosongan, tidak ada lagi nenek moyang kita yang bisa berpikir pintar, tidak ada lagi nenek moyang kita yang mendesain candi yang ada hanyalah nenek moyang kita yang mengerti tentang barter sebuah kayu.
Jadi seperti itulah perspektif katanya Bangsa Indonesia pintar tapi kok malah terlantar, ketika dulu nenek moyang Kita sudah pintar membuat candi namun terjadi erupsi gunung api, ketika nenek moyang kita sudah pintar membuat situs megalithikum eh namun gempa bumi pun datang menhukum. Kemudian muncullah kehidupan baru dengan orang-orang yang baru dengan sebatas pengetahuan lama yaitu bisnis barter kayu.
Kalau diperhitungkan tanpa ada banyaknya Fenomena bencana alam di Indonesia sejak zaman dahulu hingga sampai saat ini mungkin Indonesia bisa/akan menjadi Negara adidaya dan bukanlah Amerika haha tetapi apalah daya disinilah keberadaan Indonesia, terbentuk oleh 3 lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik, Indo-Australia dan 1 lempeng kecil Filipina. Terdapatnya 129 gunung api aktif tetapi Alhamdulillah sampai sekarang kita masih bisa menikmatinya, walaupun kita tidak menjadi Negara adidaya tetapi kita masih bisa hidup sederhana, tetapi walaupun mesti harus lebih banyak lagi system yang harus dirubah di Indonesia Saya yakin negeri ini tetap Pada Hakikatnya Bhineka Tunggal Ika.
Satu hal yang Perlu kalian sadari kalau betapa Hebatnya kita, Hebat karena kita masih bisa menikmati hidup dengan asyik sekali walaupun kita diselimuti oleh Fenomena Bencana alam~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H