Mohon tunggu...
Ahmad Fajar
Ahmad Fajar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya hanya seorang blogger yang ingin menshare apa yang saya punya. Silakan baca tulisan saya lainnya di http://fajarah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman Ber-Commuter Line Ria

14 Agustus 2013   23:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:18 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta Listrik atau KRL sekarang memiliki wajah baru. Banyak perubahan di hampir semua bagian. Perubahan untuk lebih baik. KRL Commuter Line itulah nama baru saat ini. Kereta Listrik yang melayani sejumlah kota yang tergabung dalam satu, JaBoDeTaBek.

KRL Commuter Line merupakan transformasi dari Kereta Listrik ‘biasa’ menjadi ‘luar biasa’. Istilah commuter line menurut saya berasal dari rutenya, yaitu muter – ‘ko muter’ hahaha Namun, memang benar, commuter line melintasi jalur yang berliku, tapi tetap terorganisir baik dengan stasiun manggarai sebagai centralnya.

Itulah sekilas pendahuluan KRL Commuter Line. Saya ingin berbagi pengalaman saya ketika menggunakan sarana transportasi massal ini. Dahulu saya pernah naik KRL, KRL tersebut berjenis ekonomi. Padat, sumpek, waspada dan tidak nyaman. Memang karena harganya sangatlah murah, sekitar Rp 1.500 !. Murah banget kan? Jadi, wajarlah kalau kondisinya seperti itu. Kini, semua kereta ekonomi dihapuskan mulai tanggal 25 Juli 2013 dan digantikan dengan KRL AC. Keputusan penghapusan ini banyak yang kontra mengingat sudah diperhitungkan dengan harga Rp 1.500 tersebut apabila berpergian memakai KRL. Namun, apa daya masyarakat pemerintah melakukan kebijakan, walau ditentang lambat laun masyarakat tetap setuju. Apalagi “atapers” julukan penumpang yang hobinya duduk di atap krl, pasti mereka merasakan dampak yang signifikan. Saat ini, Commuter Line menggunakan kebijakan hebat. Pemberlakuan tarif parsial, yaitu tarif sesuai dengan jarak tempuh per 3 stasiun Rp 500,- Tentunya tarif ini disubsidi. Terobosan ini sangat bagus karena disesuaikan dengan jarak tempuh penumpang. Kemarin, sabtu 10 Agustus 2013 saya pergi ke Bojong Gede menggunakan KRL Commuter line dari stasiun Pasar Minggu Baru hanya dikenakan harga Rp 3000 yang seharusnya lebih dari 6.000. Lumayan

:)
:)
Silahkan download tarif parsial lengkap disini. Namun, bagaimana dengan pelayanan dan kenyamanannya? Perjalanan berangkat menuju Bojong Gede sangat nyaman meskipun tak dapat tempat duduk, penumpang terbilang bersahabat karena sepi, pendingin udara pun dengan mudahnya dirasakan sampai kulit dan tidak berbau yang tidak sedap. Apa karena saya berangkat malam, sekitar jam 20:00 ? Perjalanan pulang sebaliknya, kereta tidak begitu nyaman. Pendingin udara hanya mengeluarkan udara saja tanpa efek dingin, jendela ada yang terbuka, penumpang ramai tapi tetap terkendali. Saya berangkat jam 15:00
:D
:D
Dari kondisi diatas, perusahaan – PT KAI COmmuter Jabodetabek, harus membenahi armada keretanya. Lebih teliti dalam melakukan pengecekan berkala terhadap kondisi terkini armada. Bagaimana dengan kondisi stasiun? 80% bersih dari pedagang. Karena masih ada beberapa pedagang yang nekat berdagang di stasiun, meskipun di luar pintu keluar/masuk tapi masih dalam areal stasiun, contoh stasiun bojong gede. Kebersihan stasiun pun kurang terawat dengan baik, banyak sampah berserakan terutama di daerah loket, banyak sampah bekas receipt pembayaran tiket. Kalau toilet saya belum pernah mencobanya.
190647_pedagang-di-stasiun_663_382
190647_pedagang-di-stasiun_663_382
Selain, terobosan didalam tarif, PT KAI Commuter Jabodetabek juga melakukan inovasi melalui tiket. Dahulu tiket berupa kertas sekarang berupa kartu berchip. Terobosan ini pun banyak menuai masalah, terutama sekitar 700 ribu tiket hilang dan diperkirakan rugi hampir Rp 3 miliyar ! Kenapa bisa hilang? karena penumpang tidak menyerahkan kembali tiketnya pada saat keluar stasiun ! banyak penumpang yang keluar melalui jalan yang tidak semestinya. Dan ternyata ada yang dijadikan ‘souvernir’ tiketnya. Info lebih lanjut tentang hilangnya tiket bisa dibaca di http://finance.detik.com/read/2013/07/07/143542/2294882/4/tujuh-ratus-ribu-tiket-elektronik-krl-hilang-ini-tanggapan-bos-pt-kai Dari pengalaman diatas, saya berkesimpulan KRL lebih baik dari yang lalu, tapi harus tetap berinovasi dan membuat penumpang nyaman. Nilainya 75.
:)
:)
Bagaimana pengalaman anda? image source : http://log.viva.co.id/news/read/387192-nasib-pedagang-di-stasiun-kereta-se-jabodetabek http://www.krl.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun