Hai saya Repelita Manihuruk , mahasiswa Universitas Negeri Medan prodi pendidikan kimia dengan nama asisten laboratorium ka Nia Pratiwi SiregarĀ
Taukah kamu apakah itu Diagram Terner?
Sistem adalah suatu zat yang dapat diisolasikan dari zatzat lain dalam suatu bejana inert, yang menjadi pusat perhatian dalam mengamati pengaruh perubahan temperatur, tekanan serta konsentrasi zat tersebut sedangkan komponen adalah yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut dan pelarut dalam senyawa biner. Banyaknya komponen dalam sistem C adalah jumlah minimum spesies bebas yang diperlukan untuk menentukan komposisi semua fase yang ada dalam sistem.
Suatu Fase didefinikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogeny diantara keadaan subsmakroskopiknya, tetapi benar benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh batasan yang jelas dan baik (Atkins, 2006). Campuran padatan atau dua cairan tidak dapat bercampur, tetapi dapat membentuk fase terpisah, sedangkan campuran gas gas adalah satu fase karena sistemnya yang homogen. Simbol umum fase adalah P.
Fasa merupakan keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya, tidak hanya dalam komposisi kimia dalam keadaan fisiknya. Derajat kebebasan sistem adalah bilangan terkecil dari variabel intensif yang harus dispesifikasikan untuk mengepaskan nilai dari semua variabel intensif yang tersisa (Nawazir, 2012)
Dua fase dalam kesetimbangan harus selalu bertemperatur sama dan tekanan yang sama, tetapi tidak terpisah oleh dinding keras atau oleh suatu antar permukaan yang memiliki lengkung berarti. Sembarang zat yang dapat lalu-lalang dengan bebas diantara kedua fase itu harus memiliki potensial kimia yang sama didalamnya. Kriteria penting bagi kesetimbangan ini yang dinyatakan oleh sifat-sifat intensif T , p yang menuju pada aturan fase wiliard gibbs.
Komponen merupakan suatu hal yang biasanya terdapat didalam suatu campuran, baik cairan, padatan maupun gas. Jumlah komponen komponen dalam suatu sistem didefinikan sebagai jumlah minimum dari "variabel bebas pilihan" yang dibutuhkan untuk menggambarkan komposisi tiap fase dari suatu sistem (Dedi, 2011). Jumlah komponen didalam suatu campuran dilambangkan dengan C (Dogra, 2009).
Jumlah minimum variabel intensif yang harus dipilih agar keberadaan variabel intensif dapat ditetapkan, disebut dengan derajat kebebasan (Atkins, 2006). Jumlah minimum variabel intensif dapat berupa temperature, tekanan dan konsentrasi. Untuk derajat kebebasan yang invariant dilambangkan dengan V-0. bila univarian dilambangkan dengan V 1, bila bivarian dilambangkan dengan V 2. Namun, secara umum derajat kebebasan dilambangkan dengan V atau F (Dogra, 2009).
Aturan fase gibbs memberikan suatu hubungan antar derajat kebebasan dalam suatu sistem dengan komponen (C) dan fase (P) (Erlinawati, 2012).
Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa maka V 2 berarti untuk menyatakan suatu sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua komponennya. Sedangkan bila dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan, V 1; berarti hanya satu komponen yang harus ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah tertentu berdasarkan diagram fasa untuk sistem tersebut. Sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap punya derajat kebebasan maksimum 2 (jumlah fasa minimum = 1), maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga tersebut menggambarkan suatu komponen murni.
Untuk suhu dan tekanan yang tetap, sistem dengan tiga komponen akan memiliki jumlah derajat kebebasan gibbs maksimum 2. Hal ini dikarenakan jumlah fase minimum yang terbentuk adalah 1 fase ( saling melarutkan dan homogen ).
Diagram fase ini dapat kita gambarkan dalam sebuah diagram fase satu bidang. Dimana dalam menggambarkan sistem tiga komponen dapat dilakukan dengan mendapatkan sebuah kertas grafik segitiga atau yang dikenal dengan istilah diagram terner (Alberty, 1983). Diagram temer adalah diagram gasa sistem yang digambarkan dalam satu bidang datar berupa segitiga sama sis dan dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam berbagai fasa (Oktaviana, 2012).
Akibatnya apabila dalam sistem tersebut hanya ada satu fasa, maka nilai derajat kebebasan bernilai dua. Sedangkan dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan, maka derajat kebebasan bernilai satu. Nilai tersebut yang menandakan jumlah suatu komponen yang dapat ditentukan konsentrasinya
Karena sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap tersebut memiliki nilan derajat kebebasan paling tinggi yaitu dua, sehingga diagram fasa pada sistem tiga komponen ini dapat tergamƩsarkan pada satu bidang datar yang merupakan segitiga sama sisi yang disebut dengan diagram terner.
Jumlah fasa dalam sistem tiga komponen ini tergantung pada daya saling larut antar zat serta kalor yang diberikan. Apabila ada tiga zat misalnya berupa zat cair A, B dan C Pada zat A dan B dapat larut sebagian saja. Kemudian ditambah dengan zat C kedalam campuran tersebut. Zat C ini akan memperbesar atau memperkecil daya larut A dan B. apabila zat C ini memperbesar kelarutnya maka, zat A dan C serta B dan C saling larut sempurna. Kelarutan cairan C dalam zat A maupun B pada suhu yang tetap dapat digambarkan oleh diagram terner.
Hasil pada diagram terner merupakan cerminan dari komposisi kesetimbangan dan zat cair. Diagram ini merupakan alat yang menunjukkan kemurnian suatu campuran zat. Dalam "material" fasa yang dinyatakan berdasarkan struktur mikro (struktur dan komposisi) yang homogen dari suatu area yang terdapat di dalam material tersebut.
Praktikum kelarutan zat ini bertujuan untuk mengetahui berapa perbandingan pelarut yang harus ditambahkan sehingga dapat melarutkan suatu zat, sehingga didapatkan perbandingan komponen yang mempunyai efisiensi yang besar, baik dari segi banyaknya zat yang dibutuhkan ataupun dari segi sıfat zainya sendiri.
Permisahan menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna terhadap campuran, tetapi dapat melarutkan salah satu komponen (solute) dalam campuran. Metode yang digunakan ialah metode titrasi, Pemisahan dilakukan dengan menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna terhadap campuran, tetapi dapat melarutkan salah satu komponen dalam campuran tersebut.
Pemisahan suatu larutan dalam campuran dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan ekstraksi. Ektraksi merupakan suatu metoda yang didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen campuran pada pelarut tertentu dimana kedua pelarut tidak saling melarutkan. Bila suatu campuran cair, misalnya komponen A&B dicampurkan tidak saling melarutkan sehingga membentuk Nua fasa. Maka untuk memisahkannya digunakan pelarut yang kelarutannya sama dengan salah satu komponen dalam campuran tersebut. Sehingga ketiganya membentuk satu fasa. Jika kedalam sejumlah air kita tambahkan terus menerus zat terlarut lama kelamaan tercapai suatu keadaan dimana semua molekul air akan terpakai untuk menghidrasi partikel yang dilarutkan sehingga larutan itu tidak mampu lagi menerima zat yang akan dtambahkan. Dapat dikatakan larutan tersebut mencapai keadaan jenuh.Zat cair yang hanya sebagian larut dalam cairan lainya. dapat dinaikan kelarutannya dengan menambahkan suatu zat cair yang berlainanDapat dikatakan larutan tersebut mencapai keadaan jenuh Zat cair yang hanya sebagian larut dalam cairan lainya, dapat dinaikan kelarutannya dengan menambahkan satu zat cair yang berlaman dengan kedua zat cair yang lebih dahulu dicairkan. Bila zat cair yang ketiga ini hanya larut dalam suaru zat cair yang terdahulu, maka busanya kelarutan dan kedua zat cair yang terdahulu itu akan menjadi lebih kecil. Tetapi bila zat cair yang ketiga itu larut dalam kedua zat cair yang terdahulu, euska kelarutan dari kedua zat.
Bila asam asetat ditambahkan kedalam suatu campuran heterogen klorofƔrm dam air pada suhu tertentu, kelarutan kloroforni dalam air akan bertambah, sehingga pada suatu ketika akan menjadi homogen. Jumlah asam asetat yang harus ditambahkan untuk mencapai titik homogen (pada suhur tertentu tadii, tergantung dari komposisi campuran kloroforma dalam air.
Derajat kebebasan didefinisikan sebagai jumlah minimum variabel intensif yang harus dipilih agar keberadaan variabel intensif dapat ditetapkan, herolah munnum variabel intensit dapat berupa temperatur, tekanan, konsentrasi.
alat dan bahan
a. alat
- labu erlenmeyer 6 buah
- pipet tetes 3 buah
- buret 1 buah
- corong kaca 1 buah
- klem dam statis 1 buah
b. bahan
- klorofom ( Chcl3Ā
- akuades ( h20 )
- ch3cooh ( asam asetat glasial )
Prosedur Kerja
1.Dibuat 9 macam larutan A dan B yang saling larut dalam labu ertenmeyer yang bersih, kering dan tertutup perbandingan komposisi antara zat A dan zat B yaitu: labu 1,1:9; labu 2,2:8; labu 3, 3: 7; labu 4,4:6 ;labu 5,5:5;labu 6, 6:4;labu 7, 7:3; labu 8, 8:2;labu 9,9:1.
2.Ditrasi tiap campuran dalam labu I s/d zat c sampai tepat timbul kekeruhan dan dicatat jumlah volume zat a yang digunakan dititras dengan pelan-pelan.
3.Dilakukan semua pengukuran, volume dengan buret.
4.Ditentukan rapat massa masing-masing cairan murni A,B dan C
5.Dicatat suhu kamar sebelum dan sesudah percobaan.
Hasil:
Labu 1(1:9) volume yang dihasilkan 4ml
Labu 2(2:8) volume yang dihasilkan 3,8ml
Labu 3(3:7) volume yang dihasilkan 2,9ml
Labu 4(4:6) volume yang dihasilkan 2,8ml
Labu 5(5:5) volume yang dihasilkan 4ml
Labu 6(6:4) volume yang dihasilkan 5ml
Labu 7(7:3) volume yang dihasilkan 6,2ml
Labu 8(8:3) volume yang dihasilkan 7ml
Labu 9(9:1) Volume yang dihasilkan 7,5ml
Dapus :Ā
Rahayu, I. 2009. Praktis Belajar Kimia.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Perbukuan NasionalĀ
Roni, K & Herawati, N.2020. Kimia Fisika 2. Palembang : Rafah Press UIN Raden Fatah Palembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H