Mohon tunggu...
REPAN EFENDI
REPAN EFENDI Mohon Tunggu... Guru - Ki Purbo

Malang

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Baju Baru

14 Mei 2020   11:18 Diperbarui: 14 Mei 2020   11:21 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Siang kemarin saya sekeluarga pergi ke pasar untuk menjual hasil bumi. Disamping itu, karena lebaran sudah semakin dekat, istri berniat membelikan pakaian baru anak-anak. Bapaknya anak belum dipikirkan rupanya....Karena pasar sudah ramai, kondisi di toko pakaian juga sangat ramai. 

Istri memilih pakaian dengan anak-anak sampai berhimpit-himpitan dengan banyak orang. Kondisi itu mengingatkan saya di masa kanak-kanak dulu.

Sejak saya masih kanak-kanak, kalau belum membeli baju baru, sepertinya lebaran kurang lengkap. Alangkah senangnya masa itu ketika diajak emak ke pasar untuk dibelikan pakaian baru. Dengan naik kendaraan taxi Pic Up yang sesak penumpang, sungguh membahagiakan. 

Suasana panas dan berjubel di pasar tidak menjadi masalah waktu itu. Bahkan menjadi kenangan indah yang tidak terlupakan. Dan memang sudah menjadi tradisi bahwa lebaran harus memakai baju baru. Apalagi kebiasaan masyarakat di kampung, membeli baju baru memang hanya menjelang lebaran.

Tentang tradisi baju baru saat lebaran, mungkin kita menganggap  hanya kebiasaan. Ternyata, ada sejarahnya. Orang-orang dulu sudah melakukan hal ini. Di Indonesia tradisi ini sudah ada sejak lama(Sejarah Nasional Indonesia : Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto).

Tradisi ini awal mulanya ada di daerah kesultanan Banten. Kerajaan Banten, memang sangat erat dengan nafas Islam. Bahkan pada waktu itu untuk menyemarakkan datangnya hari raya Ied, warga berbondong-bondong mencari baju baru. 

Untuk yang punya uang bisa tinggal beli di pasar. Namun untuk yang tidak punya duit, maka mereka harus menjahit dulu bajunya. Oleh karenanya, waktu itu banyak petani yang tiba-tiba alih profesi menjadi penjahit waktu lebaran datang.

Ternyata waktu itu di kerajaan Yogyakarta, warga yang mayoritas muslim melakukan tradisi yang serupa. Terutama saat hari-hari terakhir bulan Ramadan, semua orang bersiap menyambut datangnya lebaran dengan baju baru. Setelah lebaran semakin dekat, malam takbiran diiringi cahaya obor di sana sini. Sejak saat itulah muncul pula tradisi takbiran keliling yang mirip dengan yang sekarang.

Sampai sekarang, memakai baju baru lebaran tetap menjadi kebiasaan kaum muslimin Indonesia, bahkan seakan menjadi kewajiban baginya. Ternyata memakai baju baru diwaktu lebaran ada anjuran dari Rosulullah SAW.

: ... (

Artinya, "Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan,'" (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim).

Hadits lain menceritakan sahabat Ibnu Umar RA yang mengenakan pakaian bagus di hari raya.

: . ( )

Artinya, "Diriwayatkan dari Nafi' bahwa Ibnu Umar RA memakai baju terbaiknya di dua hari raya," (HR Al-Baihaqi dan Ibnu Abid Dunya dengan sanad shahih).

) ... ...
Artinya, "Imam As-Syafi'i rahimahullahu ta'ala berkata, '... maka aku senang dalam dua hari raya orang hendaknya ke luar dengan baju terbaik yang ia temukan,'" (Muhammad bin Idris As-Syafi'i, Al-Umm).

Kemudian hadits, atsar, dan ijtihad ulama yang menganjurkan memakai baju terbaik pada hari raya ini dimaknai sebagai anjuran untuk memakai baju baru sebagaimana dikatakan oleh pakar fiqih Maliki Syekh Ahmad bin Ghunaim An-Nafrawi, "Yang dimaksud dengan 'baju baik' (yang disunahkan) dalam hari raya adalah baju baru, meskipun berwarna hitam."

Lalu apa hikmah di balik anjuran memakai baju baru pada saat hari raya? Setidaknya ada tiga hal: pertama sebagai wujud syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan; kedua untuk mengagungkan hari raya; dan ketiga untuk mengagungkan malaikat yang hadir (di sekeliling manusia) pada hari raya.

Ulama menjelaskan:

.

Artinya, "Dan di antara ekspresi syukur (kepada Allah) adalah memakai pakaian terbaik pada hari raya Idul Fitri," (At-Tahrir wat Tanwir).

Abu Sa'id Al-Khadimi mengatakan sebagai berikut:

.

Artinya, "Anjuran memakai baju bagus pada hari Jumat dan hari raya niscaya untuk mengagungkan waktu-waktu tersebut, bukan agar telihat baik dalam pandangan manusia; atau untuk mengagungkan malaikat yang hadir (di sekeliling manusia) pada waktu-waktu tersebut," (Bariqah Mahmadiyyah).

Inilah tiga hikmah dianjurkannya memakai baju baru di hari raya yang selayaknya dijaga dan diperhatikan, bukan karena alasan untuk pamer dan gagah-gagahan di hadapan orang. Wallahu a'lam.

Dengan baju baru semoga kita bisa mengambil hikmahnya. Aamiin.

Catatan mengenang indahnya Ramadhan dimasa kanak-kanak

Oleh :Ki Purbo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun