Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sudahkah Badan Bank Tanah Mengutamakan Kesehatan Tanah Untuk Fondasi Reforma Agraria ?

26 Januari 2025   21:55 Diperbarui: 26 Januari 2025   21:55 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

Seberapa banyak tanah-tanah sehat yang bisa membantu produktivitas biodiversitas saat ini setelah isu-isu degradasi lingkungan bahkan sudah banyak yang terdampak? Degradasi lingkungan singkatnya kerusakan alam yang disebabkan oleh ulah manusia. Apakah elemen tanah selalu kalah seksi dengan elemen air yang tergambar dengan kejayaan maritimnya ? lantas, tanah sendiri mau dibawa kemana ? sedangkan semua makhluk hidup bergantung pada tanah, pun dengan manusia yang masih betah mendiami planet bumi. Kesehatan tanah jarang dibahas dan diperhatikan secara serius, fokus masyarakat, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan di berbagai sektor justru dikaburkan pada hal-hal besar (makro) yang sulit diurai dan disederhanakan, sehingga kesehatan tanah jarang dibahas, namun ketika kualitas tanah bermasalah, barulah tersadar bahwa jaminan produktivitas harmoni ekologi jika membahas multiekosistem darat, jelas tanah menjadi bahasan utama. 

Berbicara tentang kesehatan tanah, ingatkah dengan reforma agraria ? 

Reforma Agraria 

Merujuk pada definisi Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria. Reforma Agraria adalah penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui Penataan Aset dan disertai dengan Penataan Akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia. 

Bagaimana pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan ini untuk masyarakat ? Istilah redistribusi tanah (pembagian ulang tanah untuk keadilan sosial) kepada masyarakat terlebih untuk para petani kecil (petani gurem, petani yang lahan garapannya sangat kecil kurang dari 0,5 hektar dan tidak mencukupi kebutuhan hidupnya serta kesulitan ekonomi dan rentan miskin karena keterbatasan hasil panen dari lahannya). Badan Bank Tanah melalui penataan aset dan akses bisa saja sejalan dengan reforma agraria ini pada segmen redistribusi tanah kepada masyarakat agar aksesnya adil terhadap sumber daya agraria terlebih dari kategori tanah (lahan pertanian, pemukiman, dan pembangunan infrastruktur), kategori hutan (keanekaragaman hayati, kayu, non kayu/non-timber forest product terkenal dengan sebutan NTFP misalnya madu, rotan, getah damar, jamur liar berkualitas dan langka dari hutan, bambu, merica/lada hutan yang bisa dijadikan pangan medis/pangan yang berfungsi untuk penyembuhan). 

Badan Bank Tanah diharapkan selalu sigap merespon kendala-kendala yang sering terjadi namun jarang diberitakan bahkan terlewat memberikan intervensi dengan tujuan penerimanya seperti dukungan akses modal (tidak selalu dukungan finansial namun bisa mulai dengan sosialisasi, edukasi kemudian advokasi), teknologi tepat guna (bukan selalu harus teknologi canggih, namun tepat guna jauh lebih berfungsi pada implementasinya serta terukur hasil proyeksinya dengan capaian-capaiannya dalam perencanaan). Inilah harmonisasi reforma agraria yang bisa mendukung keadilan sosial, kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan yang harus segera tercapai pada 2030 agar selaran dengan Peta Jalan Pembangunan Berkelanjutan 2023-2030 yang sudah dipublikasikan oleh Bappenas. 

Apa Hubungannya Reforma Agraria Dengan Kesehatan Tanah ?

Joann Whalen (peneliti ekologi kesuburan tanah) dan Luis Sampedro (peneliti kimia ekologi) pernah menuliskan buku panduan untuk pengaturan sektor pertanian dari sisi kesehatan tanahnya yang sering diabaikan bahkan tidak pernah menjadi keseriusan dalam pengambilan kebijakan, padahal jika negara memiliki tanah-tanah yang sehat dan subur, maka negara sedang berinvestasi pada keberlanjutan ekologi, dimana ongkos ekologi di masa depan akan sangat mahal, maka jika negara-negara di dunia sudah memiliki aset tanah yang sehat, sebagai umat manusia perlu melestarikan kesehatan tanah dan itu kontribusi nyata bagi penyelamatan biodiversitas, menjadi seorang pahlawan lingkungan tidak perlu selalu dengan aksi heroik saja, kan ? memperhatikan dan peduli pada kesehatan tanah juga bisa menjadi penyelamat lingkungan. 

Bukunya yang berjudul Soil Ecology and Management tidak secara terbuka menjelaskan tentang reforma agrarianya, namun pesan-pesan prosedural untuk lebih peduli pada kesehatan tanah sangat terfokus dari mulai membahas sejarah kesehatan tanah yang bisa menjadi aset masa depan jaminan lingkungan yang menguntungkan, tanah sehat berpengaruh pada sistem pertanian (hal ini diteliti dari kualitas air, dimana jika tanahnya sehat, subur, dan banyak mengandung unsur hara maka, air yang nantinya akan memiliki kualitas dan minim risiko, hal ini disebut dengan sinergi ekosistem antar elemen (tanah dan air). 

Bahkan secara mikrobiologis kesehatan tanah dapat menjamin kehidupan mikrofauna yang jarang terlihat oleh manusia, padahal aktivitas ini membantu penyuburan tanah, jika dicermati keuntungan keberadaan mikrofauna ini akan memberikan penghematan perawatan jika ada aktivitas pertanian, petani tidak harus selalu bergantung pada penyubur tanah, nutrisi tanah, ada mikrofauna yang bekerja yang sudah dengan alami akan memiliki siklus dalam tanah. 

Kita saja sebagai manusia sering tidak bisa merenungkan dan melakukan refleksi alam atas keberagaman ini. 

Badan Bank Tanah, sebelum melakukan intervensi reforma agraria,akan lebih humanis jika mengutamakan kesehatan tanahnya terlebih dahulu, karena konteksnya adalah pengelolaan lahan berkelanjutan untuk peningkatan produktivitas ekosistem darat yang bisa bernilai ekonomis jika semuanya harmonis melalui kepekaan intensif dan responsif bahwa saat ini degradasi lingkungan di depan mata dan nyata adanya, kondisi tanah mulai memburuk ditambah mobilitas manusia dan kepentingannya, termasuk ancaman deforestasi dan urbanisasi dengan pembangunan cepatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun