Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pemimpin Hipokrit Hijau dan Biopolitik Nexus (Air, Energi, dan Pangan)

11 Januari 2025   15:38 Diperbarui: 16 Januari 2025   08:29 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Freepik.com 

Ini juga menjadi tantangan berbagai negara yang memiliki dampak manajerial Sumber Daya Alam yang salah urus berujung konflik, akhirnya semua pihak kewalahan memitigasi krisis lintas sektor. 

Biopolitik menekankan pada keberadaan pada suatu kekuasaan yang memiliki kontrol populasi, regulasi, kehidupan yang tidak terdampak, politik yang dipermainkan, regulasi yang dikeluarkan akan selalu berdampak pada kesehatan masyarakat yang merugikan, dan pelibatan ekonomi yang tidak mungkin berpihak pada kelompok lemah, kelompok tak punya kekuasaan akan dijadikan objek penderita untuk memuaskan kekuasaan. 

Pada studi kasusnya Saudry dan Rudell merangkum bagaimana kekuasaan politik dan ekonomi mengontrol akses dan distribusi sumber daya dan hasilnya keduanya menemukan ketidakadilan struktural dalam pengelolaan Sumber Daya ini, paling parah adalah di negara-negara berkembang yang pengelolaan pangan, energi dan air nyatanya dipolitisasi dan aksesnya tidak merata bahkan timpang. 

Negara berkembang banyak yang tidak mampu berkolaborasi secara sektoral dan lintas disiplin ilmu bahkan negara berkembang sering pesimis pada sains atau ilmu pengetahuan dan lebih percaya mitos daripada kemajuan teknologi dan keberadaan ilmuwan lebih menyesatkan lagi negara berkembang sering dijalankan roda pemerintahannya oleh para politisi yang tidak berkemampuan menangani elemen nexus (pangan, energi, dan air). 

Negara berkembang berkontribusi pada ketimpangan global untuk distribusi sumber daya yang tidak adil, Pemerintahan negara berkembang sering menciptakan dampak sistemik dari berbagai sektor terlebih: pangan, energi, dan air sehingga hal ini berpengaruh pada berbagai regulasi, keputusan, bahkan kebijakan yang nyatanya tidak memuaskan masyarakatnya dan sering menimbulkan perlawanan kolektif akibat ketidakmampuan pemerintahnya dalam mengelola permasalahan yang sudah terjadi bahkan sebatas paham terminologi fenomena tentang elemen nexus saja masih tahap mengetahui dan mempelajari dalam konteks luas. 

Negara berkembang diproyeksikan akan kesulitan menghadapi krisis pangan, energi dan ari karena tingkat tanggung jawab kolektif dari berbagai pihak abai, apakah hal ini benar terjadi di negaramu hari ini? Sudahkah kompak antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat dalam keadilan elemen nexus: pangan, energi, dan air?  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun