Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bioantropologi Etnobotani Pangan sebagai Konvergensi Interdisipliner Gastronomi

23 Maret 2024   16:06 Diperbarui: 24 Maret 2024   09:53 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Institut Jane Goodall 

Urgensi sains sosial dalam eksakta jelas hal ini dinamis dan fleksibel jika dibenturkan dengan realitas, terkadang suatu bidang hanya bisa diselesaikan dengan ilmu eksakta saja, misalnya matematika secara aplikatif, contohnya adalah perhitungan luas tanah, ketika luas tanah tersebut terdata dan tanah itu dijual maka dikombinasikan dengan ilmu ekonomi, ketika tanah yang terjual ternyata ada masalah atau sengketa tanah (konflik lahan) maka diselesaikan dengan ilmu antropologi, dan jika masih bermasalah pada birokrasi (sistem administrasi) dan melibatkan beberapa pihak dan aktor kepentingan, maka digunakan ilmu sosiologi agraria, namun jika tanah itu dipandang sebagai elemen alam dan sumber daya alam maka bisa menggunakan ilmu alam dengan sub-bidangnya misalkan biologi, ekologi, lingkungan, kehutanan, ilmu tanah, dan kimia tanah, bagaimana jika tanah mempengaruhi pertumbuhan komoditas yang ditanam ? maka, hadirlah ilmu pertanian, jika tanah tersebut menghidupi sumber pangan dalam budaya suatu kelompok etnis  sehingga menjadikannya sumber sistem pangan yang tidak terlewatkan,maka hadirlah ilmu eco-gastronomi sebagai kedaruratan pergerakan sosial pangan yang memilki tujuan kelestarian dan keberlanjutan konsumsi yang tidak banyak melukai ekologi. 

Hal ini amat sangat dinamis, institusi para pemikir saja yang terkungkung pada kakunya/rigidnya peraturan yang membatasi manusia mempelajari dan mengeksplorasi pengetahuan secara bebas, hal ini runyam dalam kebebasan akademik dan kebebasan berpikir, dampaknya manusia-manusia terbelenggu pada kemandegan inovasi, strategi, kreativitas dan kekritisan pada suatu realita, karena sistem membatasinya. 

Ditutupnya Bidang Antropologi di Universitas Kent, Inggris 

Hal mengejutkan dunia Sains Sosial akhir-akhir ini adalah kabar buruk bagi bidang antropologi adalah ditutupnya muara pengetahuan (merujuk pada bidang sosial salah satunya : Antropologi dengan subnya : Antropologi biologi, etnobotani, dan antropologi sosial) di salah satu kampus di Inggris yaitu Universitas Kent, dimana peringkat universitas ini merupakan peringkat ke-10 untuk bidang Antropologi di Inggris, peringkat yang bagus dan menarik minat mahasiswa internasional untuk berkuliah disana, bukan ? Dikutip dari laman resmi  (website dan akun X) Universitas Kent yang dipublikasikan pada 21 Maret 2024 dengan resmi menyatakan : 

"Anthropology is closing at Kent. We were unsuccessful in persuading management to retain this diverse and dynamic subject area. This spells the end for Social Anthropology, Biological Anthropology and Ethnobotany. Done."

"Antropologi ditutup di Kent. Kami gagal meyakinkan manajemen untuk mempertahankan area subjek yang beragam dan dinamis ini. Ini menandakan akhir bagi Antropologi Sosial, Antropologi Biologis, dan Etnobotani. Selesai."

Menelusuri informasi ini, terpublikasi ajakan tantangan petisi dari para antropolog, Professor Rajindra Puri (antropolog lingkungan dan seorang ethnobiologist dari Universitas Kent) mengumumkan tautan petisi melalui change.org yang diposting pada LinkedIn pribadinya yang menyerukan : "Selamatkan Antropologi dan Etnobotani di Kent" karena bidang ini sudah memasuki 60 tahun, kekhawatirannya disampaikan bahwa antropologi dan etnobotani di Kent tidak memiliki masa depan dan pihak universitas harus menutupnya, setelah melakukan konsultasi selama 30 hari untuk bernegosiasi atas penyelamatan jurusan Antropologi ini, Professor Rajindra Puri menyampaikan berita buruk yang berdampak pada 8 orang antropolog kehilangan pekerjaan dan kerugian mahasiswa atas ditutupnya program antropologi ini. 

Ternyata momen ini tidak hanya berimbas pada bidang antropologi saja, melainkan ilmu humaniora lainnya yang ditutup seperti : sejarah seni, kesehatan dan kepedulian sosial, jurnalisme, teknologi musik dan audio, dan filsafat/studi keagamaan, hal ini sempat berimbas pada bidang studi lain seperti : bahasa & sastra inggris, osteologi forensik (berkaitan dengan tulang) & metode lapangan, bahasa modern, namun masih bisa dinegosiasikan sehingga tidak jadi ditutup. Hal ini disebabkan karena adanya restrukturisasi untuk penghematan uang pada berbagai operasional pendidikan, menurut Prof Rajindra Puri, hal ini adalah lazim di Inggris dikarenakan disiplin ilmunya rentan. 

Petisi pun telah mencapai 5.278 dari target 7.500 yang mengabarkan bahwa adanya strategi Kent 2030 yang berdampak pada penutupan program studi antropologi ini, petisi ini menyerukan bahwa bidang antropologi ini merupakan subjek penting yang jarang ditawarkan oleh universitas terlebih sedikitnya/jarangnya Universitas menawarkan bidang antropologi biologi, hal ini sejalan dengan informasi yang dikabarkan oleh Professor Rajindra Puri bahwa dalam petisi ini diinformasikan pula tentang departemen antropologi telah mengalami pemotongan anggaran, jumlah modul yang ditawarkan berkurang, dan adanya penurunan jumlah staf, hal ini pun tidak disangkal oleh pembuat petisi yang diwakili oleh Ashleigh Hendra bahwa ada keterlibatan birokratis, 91% mahasiswa yang lulus menyatakan kepuasan kualitas pengajaran di Universitas Kent karena keberadaan dosen dan peneliti (akademisi) yang brilian dalam bidang antropologi. Dampak dari penutupan bidang antropologi ini menghilangkan beberapa pekerjaan antropolog serta agar gelar antropologi yang sudah diraihnya menjadi berharga. 

Secara personal respon saya selaku peneliti independen antropologi etnopangan dan gastronomist merasakan kesedihan yang sama dengan para kerabat antropolog di Inggris sana, karena secara profesionalitas kajian antropologi biologi, etnobotani dan antropologi sosial adalah hal fundamental yang potensial untuk mengukur sejauh mana kebudayaan berkembang dengan subjeknya manusia , makhluk hidup lainnya yang berhubungan dengan ekologi baik fisik atau sosial, bahkan multidimensional seperti metafisika (studi tentang realitas) yang dapat ditelusuri dengan pendekatan sejarah dan filsafat. 

Pengenalan Bioantropologi / Antropologi Biologi Dasar

sumber gambar : dokumentasi pribadi 
sumber gambar : dokumentasi pribadi 

Biologi adalah bidang studi tentang makhluk hidup, dari sejak seseorang merasakan bersekolah bidang ini sudah dikenalkan lewat mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), semakin seseorang itu menaiki berbagai jenjang strata pendidikan, mata pelajaran IPA berkembang dengan lebih mendalam dan spesifik hingga akhirnya bidang biologi dipelajari secara khusus di tingkat SMP dan SMA hingga Universitas baik menjadi mata kuliah umum di program studi eksakta atau bahkan jauh lebih khusus seperti jurusan Biologi murni, Keguruan Ilmu Biologi, hingga mikrobiologi (ilmu yang mempelajari mikroorganisme dan interaksinya) dan biologi molekuler (Ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi molekul dalam kehidupan organisme). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun