Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

COP 28: Mandegnya Transformasi Sistem Pangan, Saatnya Indonesia Rehat dari World System Theory

3 Januari 2024   10:27 Diperbarui: 5 Januari 2024   07:25 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.cop28.com via pdf cop 28 UAE declaration

Pada akhirnya, akan terjadi krisis ekonomi global yang akan menyebabkan runtuhnya sistem dunia kapitalis, membuka jalan bagi perubahan revolusioner. 

Nyatanya saat ini jika ditelisik tentang krisis kapitalisme yang akan datang dan sedang terjadi, sesuai dengan pendekatan analisis teori sistem dunia/World System Theorynya Wallerstein dimana dunia sedang menghadapi berbagai problema, diantaranya dirusaknya sistem pangan agar semua manusia berkompetisi mendapatkannya namun lahan garapan pangan diubah sehingga krisis penyakit berdatangan dan kelaparan melanda, tim kapitalis sudah mempersiapkan produk dan jasanya.

Negara-negara inti memanfaatkan kekuatan ekonomi, politik, dan militer mereka untuk mengakumulasi modal secara signifikan, yang menciptakan ketidaksetaraan ekonomi dan politik dalam dan antara negara-negara, kilas balik warisan kajian dari Marx dan Analisis Kapitalisme bahwa warisan pemikiran Marx dalam teori sosial terletak pada analisis mekanisme dan kontradiksi kapitalisme, bukan pada prediksi masa depan utopia.

Sayangnya para akademisi sering tidak mendalam memaknai pesan-pesan ini, sehingga rujukan Analisis Sistem Dunia oleh Wallerstein dapat menyoroti peran negara modern dalam kerangka ekonomi, politik, dan hukum global yang disebutnya sebagai "sistem dunia. Dimana pelibatan tiga jenis sistem sosial yaitu:

Mini-sistem (masyarakat homogen), imperium dunia (ekstraksi surplus dari wilayah terpencil), dan ekonomi dunia (ekstraksi surplus tanpa sistem politik bersatu).

Kapitalisme dan pembagian kerja global dimulai di Eropa pada sekitar tahun 1500 dan berkembang menjadi sistem dunia yang melibatkan pembagian kerja global yang tidak setara, hal ini muncul penciptaan negara-negara modern dan kapitalisme Eropa tercipta bersamaan dengan tujuan awal adalah melindungi kepentingan para kapitalis, termasuk pendirian ekonomi dunia yang tidak setara.

Setelah dunia tidak setara maka, akan terbentuk mekanisme Eksploitasi Kapitalis, hal ini adalah sistem ekonomi dunia kapitalis dimana inti dari kegiatan ini adalah melakukan eksploitasi yang menggunakan akumulasi kapital dan ekstraksi surplus melalui produksi yang terhubung global dan dampaknya segala apapun yang menyangkut industri akan menjadi mahal untuk konsumen namun murah untuk produsen, walau berbagai aturan ditabrak, karena tujuan utamanya adalah hanya keuntungan semata.

Pada akhirnya, ketidaksetaraan dalam pembagian kerja dan perdagangan global dipengaruhi oleh ketidaksetaraan kekuasaan dan hal ini merembet dari tingkat internasional, nasional, bahkan lokal.

Apakah hal situasi ini sedang Indonesia rasakan pada sektor sistem pangan dan pertanian atau sektor penggerak kehidupan lainnya?

Jika ya, segera berbenah dari cengkraman aturan main global yang tidak memberikan hal-hal mutualisme bagi Indonesia tercinta. 

sumber gambar: https://iwallerstein.com/
sumber gambar: https://iwallerstein.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun