Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Agroekologi, Menata Sistem Pangan Berkelanjutan dari Kekuatan Lokalitas

15 Juli 2023   12:07 Diperbarui: 22 Juli 2023   02:30 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agroekologi cocok dengan lanskap Indonesia bahkan di pedesaannya, karena memperhatikan berbagai aspek seperti melibatkan keanekaragaman hayati, pengurangan bahan kimia sintetis, pengelolaan sumber daya alam, dan integrasi dan distribusi pengetahuan lokal dari generasi sebelumnya yang dipraktikkan kepada generasi turunannya dan masuk dalam konsep tradisi yang dilestarikan. 

Hal lainnya dapat menyediakan distribusi nilai gizi dari komoditas pangan yang dihasilkan setiap ekosistem yang terhubung sebagai contoh sederhana di Tasikmalaya ekosistem sawah bisa digunakan berbarengan dengan peternakan itik atau bebek.

Jadi karbohidratnya dapat, pupuknya tidak usah beli, proteinnya dapat dari daging bebek/itik serta telurnya yang bisa menjadi sumber daya ekonomi berkelanjutan karena selalu dihasilkan dari pelibatan aktivitas pertanian, diversifikasi komoditas pangan (ketika ekosistem itu lengkap maka berbagai sumber daya alam hadir dengan sendirinya karena penyerbukan, kontribusi spesies lain, dan beberapa tumbuhan yang berkembang sesuai ekosistemnya).

Hal ini akan menjadi pendekatan holistik yang sudah biasa dipraktikkan bahkan menjadi hal rutinitas dan adaptasi lokal yang masih eksis hingga hari ini. 

Namun, untuk bisa maksimal dalam agroekologi ini, tentunya diperlukan kesadaran sosial dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah juga krusial dan penting.

Harus adanya komitmen jangka panjang diperlukan karena perubahan agroekologi memerlukan waktu dan usaha yang berkelanjutan yang harus gotong royong tidak bisa oleh petani, pelestari alam, dan pemerintah saja, namun sifatnya partisipatif dimana hal ini harus menjadi renungan bersama apakah kita semua masih perlu makan? 

Jika ya, maka setiap individu bertanggung jawab menyediakan makanannya untuk memenuhi gizinya. Terlepas seberapa mampunya pada sektor finansial, menyediakan makanan adalah untuk keberlanjutan hidup ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun