Budaya betawi menjadi budaya yang potensial untuk telusuri oleh etnisnya sendiri bahkan oleh etnis pendatang di Jakarta, ada beberapa jenis minuman khas betawi yang masih memiliki eksistensi karena mengikuti perubahan zaman. Tampilan minuman seperti bir pletok sudah bisa dinikmati kapanpun asal masih dalam batasan sebelum kadaluarsa yang ditentukan jika sudah dikemas, bahkan ada yang sudah dikemas dengan kaleng untuk distribusi ke mancanegara, untuk wisatawan domestik cukup dengan kemasan botol karena untuk menekan harga jual, bir pletok termasuk minuman fermentasi tradisional karena melibatkan ragi di dalamnya.Â
BiokimiaÂ
Apa yang dimaksud dengan biokimia dan mengapa hal ini menarik di bahas ?Â
Biokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari reaksi dan molekul dalam organisme hidup, termasuk metabolisme, sintesis protein, enzim, dan regulasi genetik (proses kontrol molekuler untuk mengatur ekspresi gen dan aktivitas genetik dalam suatu organisme).Â
Fungsi biokimia dalam fermentasi termasuk katalisis reaksi kimia, penguraian molekul kompleks, pembentukan rasa dan aroma, serta pengaturan pertumbuhan mikroorganisme untuk menghasilkan produk fermentasi yang diinginkan.
Mikroorganisme adalah organisme kecil yang hanya terlihat dengan mikroskop, termasuk : bakteri, virus, jamur, dan protista/kingdom satu sel atau lebih, dengan peran vital dalam lingkungan dan kehidupan manusia.
Sedangkan katalisis reaksi kimia adalah proses di mana katalis/zat yang mempercepat reaksi kimia tanpa melalui konsumsi, seperti enzim atau logam, meningkatkan kecepatan reaksi dengan menurunkan energi aktivasi yang diperlukan. Katalis bekerja dengan berinteraksi dengan reaktan (bahan yang dikonsumsi dalam reaksi kimia), mengubah mekanisme reaksi, atau memberikan jalur reaksi alternatif, tanpa dikonsumsi dalam proses tersebut.
Bir Pletok BetawiÂ
Bir pletok betawi secara budaya sangat beragam dengan cerita-cerita budayanya mulai dari minuman penghangat para gubernur Belanda ketika berpesta, Minuman sang jawara dari betawi seperti Si Pitung, hingga kini bir pletok pun menjadi minuman fermentasi tradisional yang masih bisa dinikmati bahkan sudah bisa dikonsumsi dengan batas waktu kadaluarsa yang cukup panjang karena pengaruh teknik pengemasan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, yaitu jika berkunjung ke Jakarta dan ingin memberikan oleh-oleh dari kategori minuman, Jakarta yang kental dengan kebetawiannya bisa menyuguhkan bir pletok betawi.Â
Bahan-Bahan Bir PletokÂ
Setiap pembuatan bir pletok betawi para pengrajin atau pembuat bir pletok memiliki resep yang beragam menurut selera, resep turun-temurun dan kebiasaan meramunya, secara umum bahan-bahan bir pletok terdiri dari rempah-rempah (jahe merah, kunyit, sereg, kayu secang, kayu manis, bunga pekak/kembang lawang, gula, garam, biji pala, daun jeruk, cabai jawa, lada hitam, daun pandan, cengkeh dan ragi bagi yang mau disimpan untuk dinikmati kemudian hari atau dikemas, ada beberapa pengrajin atau pembuat bir pletok yang tidak menggunakan ragi karena akan dinikmati segera seperti pengganti minuman penghangat saja. Â Cara membuat bir pletok itu digodok atau direbus.Â
Fermentasi Bir PletokÂ
Reaksi kimia ragi dalam pembuatan bir pletok melibatkan penanganan gula oleh ragi Saccharomyces cerevisiae. Ragi mengonsumsi gula yang ada dalam bahan dasar bir pletok dan menghasilkan alkohol dan gas karbon dioksida sebagai produk sampingan. Gas karbon dioksida memberikan efek pletok (meledus, cairan yang menghasilkan busa ketika sudah mendidih) pada bir pletok, sedangkan alkohol memberikan karakteristik rasa. Alkohol disini etanol yang tidak memabukkan.Â