Bunga Wijaya KusumaÂ
Epiphyllum oxypetalum , Dutchman's Pipe (Queen of the night)Â atau yang biasa dikenal dengan kembang wiku (sunda) dan sebutan populernya adalah bunga wijaya kusuma ini tidak hanya menarik dikaji dari sisi mitologinya saja.
Jadi, karena begitu banyak cerita-cerita mistis dan misterius nan spiritual yang berhubungan dengan si kembang malam ini, dimana bunga ini hanya mekar pada malam hari saja kecuali yang sudah hibrida untuk improvisasi dari genetiknya disesuaikan dengan permintaan pasar.
A'tourrohman, Muhammad (2021) alumni Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi dari Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang mengkaji etnobotani tanaman wijayakusuma keraton (Pisonia grandis r. br.) di Kabupaten Cilacap, menyimpulkan bahwa  Tanaman wijayakusuma keraton memiliki nilai sejarah dan mitologi yang penting di Kabupaten Cilacap.
 Dalam dunia pewayangan, bunga wijayakusuma keraton dianggap sebagai pusaka Kresna dan sering digunakan dalam upacara penobatan raja di Kerajaan Mataram Islam.Â
Penelitiannya mendokumentasikan pengetahuan lokal, potensi, dan pemanfaatan tanaman wijaya kusuma, serta upaya konservasi yang dilakukan oleh masyarakat yang menghasilkan informasi.
Masyarakat lebih mengenal wijayakusuma kaktus daripada wijayakusuma keraton. Tanaman ini memiliki potensi sebagai bahan pangan, bahan bangunan, tanaman hias, dan tanaman obat.Â
Sedangkan Aina Fahrina dkk dari Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret  yang meneliti motif wijaya kusuma pada batik Cilacap menyimpulkan bahwa Motif bunga Wijaya Kusuma pada batik Kabupaten Cilacap.
Motif tersebut menggambarkan potensi daerah berbentuk visual yang dikaji berdasarkan teori Djelantik dengan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa penampakan motif utama, pendukung, dan isen-isen pada corak batik Tirtotejo Ceplok Wijaya Kusuma, Kawung Wijaya Kusuma, dan Truntum Wijaya Kusuma.Â
Isen-isen batik adalah ragam hias pengisi latar dalam pola batik, adapun Teori Djelantik yang digunakan merujuk pada modifikasi teori dari penulis sebelumnya yang dirujuk oleh Aina Fahrina dkk untuk menjelaskan: nilai estetis semua benda atau peristiwa kesenian mengandung tiga aspek yang mendasar yang meliputi wujud atau rupa, bobot atau isi, penampilan atau penyajian.Â
Berbeda dengan Lim, TK yang meneliti potensi bunga wijaya kusuma di Afrika sebagai obat alternatif karena memiliki kandungan fitokimia seperti : alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan senyawa fenolik.Â
Fitokimia ini memiliki efek fisiologis yang signifikan dan berkontribusi pada efek protektif dan metabolik. Selain itu, tumbuhan ini juga mengandung zat-zat dan mineral yang memiliki fungsi metabolik spesifik.Â
Penggunaan tumbuhan ini sebagai obat telah menjadi alternatif penting bagi obat konvensional di negara-negara berkembang. Penggunaan tumbuhan obat lebih populer di kalangan masyarakat miskin di pedesaan.Â
Permintaan akan tumbuhan obat meningkat karena keberagaman senyawa kimianya dan produksi molekul terapeutik baru. Senyawa dan elemen nutrisi yang ditemukan dalam tumbuhan sangat penting untuk fungsi metabolisme dan fisiologis manusia.Â
Maka, wijaya kusuma memang ditujukan untuk kepentingan etnofarmakologi (studi tentang penggunaan tradisional tanaman obat oleh masyarakat) dan etnomedisin (studi tentang penggunaan tradisional tumbuhan sebagai obat oleh masyarakat).Â
Keterangan lebih lanjut tentang fitokimia yang terkandung dalam tanaman wijaya kusuma sebagai berikut ini.Â
- Alkaloid, senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan, umumnya bersifat basa.
- Flavonoid, senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan, umumnya bersifat basa.
- Tanin, senyawa polifenol, yang ditemukan dalam tumbuhan dengan sifat astringen/sifat pengencangan/pengeringan yang dihasilkan oleh suatu zat.
- Saponin, senyawa alami yang memiliki sifat busa dan detergen.
Selain itu masih ada Senyawa Fenolik, yakni senyawa kimia yang mengandung gugus fenol dalam strukturnya, gugus fenol sendiri merupakan : gugus fungsional yang terdiri dari cincin benzena yang terikat dengan gugus hidroksil, dan gugus hidroksil merujuk pada gabungan atom oksigen dan atom hidrogen.Â
Resep Kreasi Bunga Wijaya KusumaÂ
Kreativitas seni kuliner dan mengolah pangan merupakan daya upaya untuk menghadirkan cita rasa baru agar tidak membosankan, bunga wijaya kusuma sendiri telah banyak dikreasikan dari mulai minuman, serbuk pengobatan seperti puyer, bahkan ditumis sebagai fungsi pengganti lauk untuk melengkapi nasi hangat atau jenis karbohidrat lainnya.Â
Beberapa resep dari bunga wijaya kusuma yang umum dicoba adalah teh bunga wijaya kusuma dengan cara :Â
Petik bunga wijaya kusuma, bilas sekilas dan tiriskan kemudian jemur atau menggunakan oven dengan suhu sedang 40-50 derajat celcius, jika bunga sudah mengering. Sediakan air panas mendidih dalam panci atau wadah kemudian masukkan bunga yang sudah dioven sampai terendam dan terjadi peleburan warna dari bunga tersebut, saring bunganya dan air teh bunga wijaya kusuma sudah bisa dinikmati. Bisa ditambahkan dengan gula kundur, gula pasir atau tanpa madu sebagai pemanis jika diperlukan.Â
Resep Tumis Bunga Wiku kreasi Youtuber Nurhid bisa disimak pada video berikut (sumber video : Youtube : Nurhid Official)Â
Bagaimana cara anda menikmati bunga wijaya kusuma ?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H