Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Asal-Usul Comfort Food

5 Februari 2023   06:44 Diperbarui: 5 Februari 2023   08:21 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: istockphoto.com

Akhirnya sup ayam dikenal di berbagai penjuru dunia karena perkembangan pemberitaan, padahal sederhana sekali ya, hanya dengan satu kata dari kalimat pada sebuah artikel surat kabar mingguan, itulah kekuatan media pada tahun 1960-an. Dampaknya bisa sampai sekarang dinikmati, dibuat inovasi bahkan menjadi identitas selera. 

Secara singkat Kabar Harian JSTOR (Organisasi non-profit komunitas akademik) membuat ulasan oleh April White (Penulis dan peneliti sejarah berpengalaman dalam bahasan Modernisme Amerika) yang dimuat dalam redaksi Education and Society dengan kolom tren kuliner terbaru, namun sudah tua, berjudul : Sejarah singkat makanan yang menenangkan (A Brief History of Comfort Food). 

Berikut rangkuman sejarah singkatnya menurut White : 

  • Terimakasihnya pada Liza Minneli pada tahun 1970, dia adalah seorang aktris yang turut berkontribusi pada keberadaan comfort food karena menyebutkan jenis bahan makanan seperti : makaroni, keju, daging, dan kentang dan makanan-makanan berkalori tinggi bisa membantunya dalam berbagai kondisi, termasuk pandemi. Bahkan dia menyebutkan bahwa hamburger baginya adalah comfort food. 
  • Sebelum Minneli menyatakan comfort food, comfort food sendiri adalah makanan hambar untuk generasi muda pada zamannya dan diperuntukkan untuk orang tua dan lansia bahkan orang sakit karena memiliki suhu yang hangat dan bisa dibuat dirumah (makanan rumahan). Namun, tren comfort food bisa didefinisikan secara bebas tergantung orangnya karena psikologis orang berbeda-beda.
  • Tahun 1970-an, Kentang adalah comfort food dan bagian gaya hidup karena banyaknya olahan kentang entah itu dipanggang, ditambahkan dengan krim, dibubuhi merica, dioles mentega dan berbagai inovasi olahan kentang dimana setiap orang bisa mengolahnya dirumah.
  • Tahun 1970-an, comfort food itu sangat personal bahkan hanya bisa dinikmati sendirian. 
  • Tahun 1970-an pun, hadir comfort food lainnya seperti gandum hitam, sarden kalengan, sandwich dengan gula merah, susu, cornflake basah dan hidangan lainnya. 
  • Label hidangan makanan seperti : ini adalah comfort food dan itu akan laris dan digunakan berbagai industri makanan diet agar menerapkan kesadaran hidup sehat yang mempengaruhi suasana hati hingga akhirnya banyak terbit buku psikologi makan orang dewasa. 
  • Tahun 1980-an ternyata comfort food terlupakan dimana itu adalah makanan rumahan, dan hadir kembali dengan popularitas komoditas makanan yang diolah secara umum dan dikomersialisasikan namun konsepnya makanan rumahan yang bisa dibeli diluar rumah. 
  • Tahun 1988, Majalah Food and Wines Kelas Atas memberitakan comfort food adalah makanan rumahan berkalori tinggi, dan tren diet harusnya memiliki rendah kalori. 
  • Proceedings of the National Academy of Sciences menjelaskan daya tarik makanan menenangkan (comfort food) sebagai pereda stress sementara, karena kandungan nilai gizinya, dan secara psikologis hubungan makanan dan individu selalu rumit, sehingga hidangan makanan yang disukai akan kembali membangkitkan selera penikmatnya.
  • Hingga akhirnya makanan rumahan yang memiliki selera istimewa pada setiap individulah adalah comfort food sebenarnya dan belum tentu comfort food seseorang adalah comfort food orang lain. 

Yang Bisa Dipelajari Dari Sejarah Comfort Food Untuk Makanan Orang Indonesia 

Setiap orang memiliki cita rasa dan preferensi makanan sendiri yang tidak bisa dipaksakan, cita rasa orang sunda dan comfort foodnya tidak boleh memaksa cita rasa orang jawa, namun orang Indonesia sudah mempraktikkan toleransi rasa, dimana kelebihannya adalah tidak rewel dalam membandingkan suatu hidangan, buktinya masakan padang seperti nasi kapau bisa dinikmati oleh orang betawi, ayam betutu bali menjadi sajian berbumbu pilihan lain di daerah jawa barat. Dan hebatnya semua hidangan nusantara bisa menjadi comfort food orang Indonesia itu sendiri ketika di daerah perantauan. Ternyata satu nusa satu bangsa itu bisa dirasakan dari hal sederhana seperti hidangan, bahkan hidangan ternyaman di lidah penikmatnya dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia. 

Jadi, apa comfort food anda ketika sedang berada di rumah dan di daerah rantau ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun