Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Wireless Calling System: Alat Kecil yang Menggantikan Pekerjaan Pramusaji

26 Januari 2023   09:23 Diperbarui: 26 Januari 2023   09:41 8210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi mengajarkan berbagai hal dalam fleksibilitas kegiatan, dimulai dari kegiatan sederhana sampai kegiatan yang begitu kompleks dan rumit. Di dunia pelayanan makanan banyak atau yang dikenal dengan sebutan food service, akhir-akhir ini ketika berkunjung ke Cafetaria di Mall, Food Court, Food Corner, atau Pujasera (Pusat Jajanan Sudah Ada) terlihat beberapa gerai makanan cepat saji dan bukan cepat saji sudah meminimalisir jumlah pelayan antar hidangan atau dikenal dengan sebutan Pramusaji (kbbi : orang yang melayani pesanan makanan dan minuman sesuai dengan permintaan) dan tergantikan oleh alat mungil dan nyaring yang bernama : Wireless Calling System, atau jika di dunia perhotelan disebut dengan Wireless Guest Paging System, yang fungsinya sama meminimalisir orang yang akan melayani layanan hotel. 

Sekilas Tentang Wireless Calling System. 

Sumber gambar: cablematic.com

Alat ini merupakan alat tanpa kabel yang berfungsi untuk memanggil tamu, pengunjung, atau pembeli yang melakukan pesanan agar melakukan pelayanan mandiri untuk mengambil atau menuju pada sumber suara atau tempat pesanan. Contohnya, jika sedang memesan makanan atau minuman di Cafetaria dalam Mall, alat ini menggantikan nomor tunggu,ketika melakukan pesanan, akan diberikan alat ini dengan nomor urut pesanan,dan alat ini akan berbunyi ketika pesanan sudah selesai untuk diambil menuju sumber pesanan oleh yang dilakukan mandiri. Inilah alat kecil pengganti pramusaji dalam pelayanan makanan masa kini. 

Mengapa Alat Ini Menggantikan Pekerjaan Pramusaji ? 

Kemajuan teknologi akan menimbulkan dilema yang pada akhirnya berdampak pada ketenagakerjaan, disisi lain alat ini akan meminimalisir biaya jasa dari seorang manusia, katakanlah Upah Minimum Kabupaten/Kota terendah per tahun 2022 adalah 1,8 juta rupiah. Dan gaji sejumlah itu dibayarkan untuk seorang pramusaji penuh waktu. 

Dengan alat ini yang harga di pasaran dengan paket lengkapnya sudah tersedia dari harga 1,5 juta rupiah per 20 alat kecil sebagai pemanggil pengunjung. Hal ini mempersingkat pelayanan untuk 20 pembeli. Katakanlah setiap pembeli melakukan transaksi 2-5 menu dan diambil mandiri. 

Maka, keuntungan akan lebih besar bagi pemilik gerai makanan, namun dari segi pelayanan yang menjunjung tinggi keramahtamahan semakin hari semakin hilang, dan pola melayani sendiri ini akan menjadi tren yang akan terus berkembang. 

Jadi, ketika memiliki bisnis kuliner yang mengharuskan makan di tempat dan tidak banyak modal untuk menggaji karyawan untuk bagian pelayanan dan mengantar pesanan sampai meja hidang. Alat ini bisa meminimalisir itu dan melatih konsumen menyelesaikan pesanannya sendiri, yang penting sudah dibayar diawal dengan berbagai metode transaksi. 

Kekurangan alat ini adalah tidak ramah bagi konsumen : anak, lansia, disabilitas yang mengharuskan mengambil pesanannya karena keterbatasan. Alat ini bisa menjadi alat solutif jika dikombinasikan dengan layanan pramusaji untuk berbagai konsumen, dan alat ini akan menjadi problematik ketika sudah mencapai durasi pakai yang lama, perlakuan konsumen yang merusak alat ini tanpa banyak informasi dan sosialisasi fungsi alat ini yang minim, serta alat ini perlu diganti jika rusak dan menambah limbah bekas alat teknologi yang entah bagaimana didaur ulangnya. 

wcs-63d1e2e0a65da86803179e73.jpg
wcs-63d1e2e0a65da86803179e73.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun