Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tidak Hanya Inggris, Indonesia Juga Punya Kebiasaan Menikmati Cita Rasa di Sore Hari

25 Januari 2023   10:00 Diperbarui: 29 Januari 2023   08:34 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tripadvisor.co.id

Patut berterimakasih pada perkembangan yang terjadi dan generasi 80-90-an inilah sebagai penggerak segala perubahan pada hal-hal modern, namun berbicara cita rasa, masih ada turun-temurun dari generasi sebelumnya.

Tetapi menu-menu yang mendefinisikan kebebasan dan tidak kaku, generasi inilah yang berani menampilkan dan mencoba dan mereka sering menikmati sesuatu yang segar, panas, hangat di sore hari dengan rasa yang enak dan bisa diterima oleh semua kalangan seperti ini kalau di Tasikmalaya: 

Dari satu menu saja: Bakso. 

Bakso yang disukai generasi 90-90-an di Tasikmalaya itu banyak ragamnya ada yang menyukai Bakso babat, Bakso Tangkar, Bakso Kuah Kacang, Bakso Urat, Bakso Halus, Bakso Cincang, Bakso Ikan, Bakso Tusuk, Bakso Kecil. Itu baru dari bakso tapi eksperimen mengecap rasa dan perkembangan selera inilah yang membuat menu-menu bakso itu jadi berkembang dan banyak ragamnya. 

Sumber: tripadvisor.co.id
Sumber: tripadvisor.co.id

Kelompok Masa Kini Setelah Tahun Millenium 

Ada kesedihan juga melihat fenomena perkembangan kuliner, karena cara menikmati makanan sudah siap saji, mengikuti hal-hal viral dan umum dirasakan, namun masih potensial dikembangkan sebagai bisnis kuliner. 

Ada beberapa hal yang hilang yaitu makanan tradisional yang tidak diminati karena tidak estetik atau terkesan kampungan.

Minuman tradisional sudah dianggap minuman murah yang tidak bisa menjadi suatu hal untuk menaikkan gengsi sosial, dan identitas makanan atau kuliner daerah tidak diekspos, harusnya yang muda yang memviralkan bahwa ada tradisi menikmati makanan dari daerahnya sehingga esensi budaya makannya yang viral dan tontonan netizen Indonesia jadi pengetahuan baru lewat influencer makanan.

Coba saja lihat kebiasaan sekarang itu nongkrongnya dimana jika sore hari?

Kedai kopi waralaba dari luar, kafe yang menyajikan menu-menu yang orangtuanya sendiri tidak pernah memberikannya atau tidak dinikmati secara rutin, Restoran dengan berbagai atraksi yang jauh dari etiket makan (makan itu adalah seni menikmati hasil olahan dengan keadaan baik, bukan untuk mendapat caci maki), Kuliner yang entah dari mana asalnya dan terbuat dari komoditas pangan yang bentuknya sudah serbuk dengan kemasan instan dan suasana individualis atau solitude (menyendiri). 

Sumber: unsplash.com
Sumber: unsplash.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun