"Gimana tekstur cilok goang yang tadi ?"
"hmmmm kenyal, terus masih keras, dan kurang lembut"
Pertanyaan seperti itu sepertinya sudah biasa didengarkan dan terkadang bingung menyebutkan testimoni penikmatnya, padahal mudah saja jika ditanyakan "bagaimana" pada suatu makanan yang dicicipi itu mengarah pada tekstur, karena jika menanyakan rasa, pasti sudah jelas pertanyaannya.Â
Menurut Intitut Teknologi Pangan yang didirikan pada tahun 1939 di Chicago, Amerika Serikat. Tekstur makanan adalah sifat fisik makanan yang timbul dari konstituen struktural (hirarki untuk mendefiniskan rupa,bentuk, hasil sentuhan) dan dinilai dengan sentuhan tangan.Â
Sifat tekstur makanan yang biasanya dapat berhubungan dengan : deformasi (perubahan bentuk atau ukuran dari sebuah makanan karena perubahan suhu pada penyajian atau pengolahan), disintegrasi (keadaan tidak tercampurnya adonan ketika pengolahan), dan aliran makanan di bawah tekanan. Tekstur makanan dapat diukur secara objektif dengan fungsi : waktu, massa, dan jarak.Â
Tekstur makanan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sifat-sifat makanan yang dirasakan melalui sentuhan ketika sudah berada di mulut dan dengan tangan. Ternyata, seorang pencicip makanan dapat mendeskripsikan tekstur makanan, beberapa sebutannya seperti :Â
Soft (lembut), hard (keras), fluffy (empuk), fizzy (bersoda, berbuih), crunchy (garing), crumbly (rapuh), crispy (renyah), creamy (lembut) , chewy (kenyal), Brittle (rapuh).Â
Soft (Lembut) dan Creamy (Lembut yang disebabkan campuran lemak bisa krim, susu dan lemak nabati)Â
Ini biasa ditemukan pada makanan seperi olahan yang terbuat dari : tepung terigu, telur, mentega, margarin, susu bubuk, cokelat bubuk, kayu manis, pengembang, ragi, dan krim serta tambahan lainnya. Produknya bisa berupa : bolu, brownies, kukis dan olahan lainnya.Â
Hard (Keras)Â
Tekstur keras sering dijumpai pada olahan dengan metode pengolahan dengan cara digoreng, diawetkan entah itu dijemur terlebih dahulu, disangrai atau diberikan pengawet baik alami atau buatan, biasanya yang paling mudah didapatkan adalah kerupuk dan keripik.Â
Fluffy (Empuk)Â
Tekstur empuk dipengaruhi karena teknik pengolahan dan pencampuran yang lama dan bersatunya adonan, biasanya ditemukan pada jenis olahan untuk jenis keik (dari cake, menjelaskan adonan kue).Â
Fizzy (Bersoda, Berbuih)Â
Selain minuman, makanan juga ada yang memiliki tekstur berbuih atau bersoda, seperti olahan kue-kue yang beku dan ketika dicicipi akan mengeluarkan reaksi berbuih entah dari isian campuran susu dan keju, atau campuran krim dan soda kue. Bisa dijumpai pada masakan-masakan kekinian, biasanya banyak dijual pada menu-menu molekuler gastronomi karena akan sangat cocok teksturnya ditambah reaksi yang mengeluarkan asap.Â
Crunchy (Garing) dan Crispy (Renyah)Â
Tekstur makanan ini sudah tidak asing, kebanyakan bisa mendefinisikan ini, beberapa diantaranya seperti tekstur ayam goreng tepung, pisang goreng, gorengan atau olahan yang menimbulkan suara "kriuk-kriuk", bisa juga tekstur kukis manis atau asin.Â
Crumbly (Rapuh) atau Brittle (Rapuh dan terlihat somplak/sompek)Â
Pernahkan mencicipi kue salju bertaburkan gula halus yang putih ketika nuansa lebaran idul fitri?Â
Tekstur makanan rapuh dikarenakan campuran margarin, susu, dan tepung terigu yang diolah dengan durasi yang cukup lama akan menjadikan adonan tidak solid dan tekstur ini memberikan efek sekali disentuh adonan pun bisa rapuh, goyah, retak, bahkan tidak tanggung-tanggung akan hancur dan remuk menjadi bubuk.Â
Chewy (Kenyal)Â
Tekstur cuwi atau chewy sering ditemukan pada jajaan kaki lima seperti : cilok, cimol, otak-otak goreng, sotong, cireng, cibay dan adonan yang menngunakan komposisi tepung tapioka, ada juga mpek-mpek kuah cuko.Â
Banyak juga adonan lainnya seperti moci isi kacang atau isi cokelat, bahkan cokelat karamel dan campuran nougat akan menjadi cuwi atau chewy.Â
Nah, apa saja sebutan tekstur makanan dengan bahasa daerah anda ? kalau orang sunda menyebut chewy itu ngeunyal atau kenyal. Rasanya bahasa lokal dari setiap daerah memiliki definisi sendiri untuk tekstur makanannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H