Hal, ini pun perlu kejelasan keterangan dengan alternatif peralatan masaknya, karena keadaan saat ini memasak adalah hal yang begitu fundamental dan berlomba dengan durasi waktu masak , dimana kebanyakan orang bekerja tidak begitu tertarik memasak ulang dengan resep-resep yang membuatnya repot yang harus menghabiskan waktu yang lama, karena masa kini jika memesan makanan cukup praktis.Â
Contoh peralatan masak yang sulit dicari dalam buku mustikarasa adalah "Primus, Anglo, Pantji Ajaib" dimana hal hanya perlu didokumentasikan, namun diberikan alternatif peralatan kekinian yang mudah ditemukan.Â
Namun, kembali pada eksplorasi masakan nusantara yang perlu dicoba karena selain menjadi kebanggaan, wisata cita rasa pun akan menambah kepekaan terhadap berbagai kemampuan organoleptik seseorang seperti mencium, mengendus, merasakan, mencicipui, menghirup untuk merasakan : tekstur, aroma, rasa, dan bentuk.Â
Istilah Memasak yang Tidak PopulerÂ
Pernahkah para pengolah makanan menjelaskan tata cara memasak dengan cara dibesta ? Difilir ? Digelasir ? Diongklok ? Diolah secara dipan ? Diposir ? Disembam ? Ditjentjam ?Â
Nah, hal-hal demikian pun harus menyesuaikan dengan bahasa sesuai zamannya, mengingat buku mustikarasa ini sudah berberapa kali cetakan, harusnya ada pembaruan, boleh saja mempertahankan sesuatu yang klasik, namun jika tidak asyik untuk dibaca dan membingungkan, maka esensi buku ini pun cenderung diabaikan, karena fungsi buku resep masakan itu sebagai panduan memasak untuk menghidangkan makanan.Â
Resep yang tidak selalu mewakili masakan IndonesiaÂ
Ternyata, ada beberapa resep serapan dan modifikasi yang artinya jika ditelaah secara mendalam, resep warisan Soekarno ini bukan murni resep dari Indonesia secara keseluruhan, seperti yang ditemukan pada resep "Tortilla Guadalajara" , dari penamaan resepnya saja ini resep adopsi atau adaptasi. Â
Namun, resep ini hanya mencantumkan bahan-bahan dan cara membuatnya, tentu saja tidak ada gambar/foto masakannya. Sebaiknya penambahan alasan dan ulasan pun perlu ditambahkan, entah sejarahnya mengapa Soekarno menyukai hidangan ini ? ada apa dengan resep ini ? dan kontribusi serta peran resep ini untuk apa ?Â
Hal yang sudah bagus menambah informasi dalam resep ini adalah disebutkan asal daerah resep yang ada dalam buku sehingga bisa ditelusuri lebih lanjut. Seperti Resep Garang Asam diberikan keterangan Bali, artinya resep ini dari daerah Bali.Â
Minim Informasi SejarahÂ
Buku ini sering direkomendasikan sebagai buku saksi sejarah, namun kajian isinya tidak ada jejak atau muatan sejarah sama sekali, dimana perlu dikaji kembali, letak sejarahnya pada resep apa saja dan ada peristiwa apa yang diwakili sajian tersebut, bahkan jika diperlukan tercantum nama pembuat resepnya. Bukankah pengolah makanan pun adalah pelaku sejarah dalam perkembangan masakan ?Â
Tentunya, buku mustikarasa ini adalah buku yang bisa mewaliki cita rasa Indonesia walau belum sempurna dan belum mewakili cita etnis secara holistik, semoga banyak orang lebih banyak peduli pada sejarah, terutama sejarah pangan dan masakan, karena walau bagaimanapun makanan akan selalu ada selama manusia itu hidup.Â