The Blue Foods (Pangan Air) Indonesia tidak perlu muluk-muluk dengan harga yang tidak terjangkau oleh berbagai kalangan, potensi komoditas seperti : remis, kerang, ikan seribu (burayak, endol), ikan nilem (nila) kolam, budidaya lele kolam, ikan gurame dari kolam pertanian subsisten masyarakat lokal, lubang (mirip dengan belut), belut sawah, mata lembu (sejenis kerang protein tinggi dari pesisir), bahkan rumput laut sekalipun bisa menjadi The Blue Foods dari Indonesia.Â
Tidak melulu hasil pangan air dari samudera, dari pantai, dari laut yang dikategorikan "seafood", disekitar rumah pun masih ada sumber daya tersebut, tentunya jika lingkungannya resik karena sumber daya akan berlimpah dengan sendirinya, ekologi ini akan berfungsi.Â
Tidak perlu berkecil hati dengan komoditas dari luar sana, memang dari rupa komoditas- komoditas dari Eropa, Amerika, China akan menggiurkan karena tampilan yang memuaskan.Â
Hasil Pangan Air dari Negara-negara Asia terutama Indonesia nyatanya bisa bersaing dari cara budidaya, harga, bahkan kandungan zat gizi jika diolah dan dikonsumsi dengan benar, hal ini bisa terwujud jika masyarakatnya menaruh perhatian dan kepedulian pada sistem pangan air.Â
Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah merubah kebiasaan makan, jika sehari-hari dominan dengan protein hewani dari unggas, hasil ternak bisa sesekali mengganti dengan hasil pangan perairan, tidak perlu mewah sederhana saja jika anggaran kebutuhan dapur terbagi-bagi, bisa dengan memilih : ikan cue, ikan kembung, ikan mujair, ikan tawes, udang sawah, tutut, rajungan, balakutak, dan masih banyak komoditas pangan air potensial lainnya dengan gizi tinggi.Â
Sudah saatnya, masyarakat Indonesia sejahtera dalam keragaman lauk-pauk pada setiap isi piringnya, setidaknya statistik kelaparan akan sedikit terlupakan sejenak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H