Mohon tunggu...
Reo Donovan
Reo Donovan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kartu Pintar Jokowi yang Tidak Pintar!

1 Desember 2012   06:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:23 6919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_226981" align="aligncenter" width="620" caption="admin/TRIBUNNEWS/HERUDIN"][/caption] Saya adalah pendukung Jokowi di Pilkada DKI kemarin. Tetapi tidak semua kebijakan beliau mentah mentah harus kita terima. Contohnya adalah kartu pintar yang diterima pelajar di DKI Jakarta. Kartu ini memberi uang langsung kepada siswa di Jakarta melalui bank DKI. Jumlahnya adalah 240 ribu untuk SMA dan SMK. Untuk SMP adalah 210 ribu, dan untuk SD adalah 180 ribu. Diberikan langsung per 3 bulan. Jadi sekali transfer, setap anak SMA mendapat 720 ribu per 3 bulan. Jumlah uang yang cukup lumayan. Masih teringat akan pandangan Jokowi yang menolak Bantuan Langsung Tunai atau BLT diberikan langsung kepada rakyat dalam bentuk uang tunai. Jokowi beralasan bahwa hal tersebut tidak mendidik dan bersifat konsumtif. Dipakai untuk hal yang tidak berguna oleh rakyat. Jokowi berpendapat agar uang tersebut dipakai dalam bentuk program program pro rakyat yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Ini adalah pemikiran yang sangat baik. Lalu kenapa malah Jokowi memakai kartu pintar seperti BLT? BLT diberikan kepada orang dewasa. Kartu pintar diberikan kepada anak anak. Entah dasar pemikiran apa Jokowi dalam hal ini. Dalam benak saya, kartu pintar adalah seperti kartu sehat. Saat sakit dipakai dan bebas biaya. Bukan diberikan uang tunai yag mana pengelolaannya diserahkan kepada si anak sendiri. Pendidikan seperti apakah yang diharapkan dalam pemberian uang tunai ini? Kenapa tidak dipakai untuk membebaskan biaya seragam, buku, alat tulis, dan fasilitas fasilitas pendidikan yang lain? Saya harap pemberian uang ini di tinjau kembali. Sangat tidak mendidik dan konsumtif serta tanpa pengawasan. Semestinya kartu jakarta pintar berfungsi sebagai pembebas biaya pendidikan bagi yang tidak mampu. Semua biaya dan fasilitas pendidikan yang ingin diraih oleh pelajar bisa dibebaskan hanya dengan menunjukkan kartu ini. Tidak semua pelajar mempunyai kebutuhan akan pendidikan yang sama. Ada yang banyak dan ada yang membutuhkan sedikit. Jadi penyamarataan akan uang ini sangat tidak masuk akal. Kita melihat dengan mata sendiri akan banyaknya anak terutama Jakarta yang tidak niat sekolah. Tawuran, bolos, narkoba, hura hura, nge-genk, dll adalah contohnya. Dan hebatnya, sekarang ditambah amunisi uang tunai! Sedang anak cerdas yang mengejar prestasi pendidikan seperti anak anak yang menngikuti olimpiade matimatika, sains, dan lainnya tentu membutuhkan lebih banyak biaya. Dengan kartu Pintar pelajar yang tidak mampu secara ekonomi dapat mendapat semua fasilitas penunjang secara gratis sama seperti yang siswa mampu dapatkan. Inilah semestinya inti dari kartu Pintar. Bukan malah memberi uang tunai! Mungkin Jokowi punya pemikiran yang berbeda yang tidak bisa ditangkat oleh pikiran rakyat jelata seperti saya. Semoga Jokowi dapat menjelaskan atau meninjau lebih lanjut program yang menghamburkan uang pajak rakyat secara serampangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun