http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Penyehatan_Perbankan_Nasional
dari data diatas ada yang menarik. dari 699 trilyun untuk perbankan, yang dikasih ke pemerintah oleh para konglomerat adalah 449 trilyun. Alias ada potensi ngemplang 250 trilyun. Tetapi ingat, ada dana yang diminta selain aset perusahaan. Contoh kasus Syamsul nursalim yang menambah 3 trilyun lagi. Ini kan tidak dihitung.
Dari 449 Trilyun yang masuk ke BPPN alias pemerintah, ternyata hanya tersisa 172 trilyun atau menguap sebanyak 277 trilyun!! alias lebih banyak yang "dikemplang" di tangan pejabat daripada pengusaha hitam! Kalau ada yang mengatakan pengusaha hitam yang diasosiasikan sebagai etnis TiongHoa sebagai pengemplang 699 Trilyun duit rakyat, silahkan baca data yang lebih baik.
Pejabat 'mengemplang" duit lebih banyak lagi. Kita ingat kasus century? Pejabat yang bener seperti JK tahu kalau pengusaha macam Robert tantular ini perampok. Makanya diperintahkan untuk di tangkap. Tetapi kenapa pejabat jaman sebelum JK malah tidak ada yang menangkap? setelah pada kabur baru dicari. Apakah ada kongkalikong?
Modus dari hilangnya uang 277 trilyun adalah penjualan perusahaan yang jauh dibawah pasar. Kasus BCA adalah salah satunya. Kwik Kian Gie adalah salah satu pejabat yang menentang keras penjualan itu. Karena harganya sangat jauh dibawah pasar. Sayang sekali jabatan beliau tidak memungkinkan menghalangi penjualan saham mayoritas BCA.
Apalagi banyak indikasi penggelapan dana BPPN yang sangat luar biasa ini. Siapa yang "mencuri" duit 277 trilyun di tanggan BPPN? Inilah makanya kita butuh pejabat jujur. Seperti Jokowi Ahok. Saya percaya tidak akan terjadi hal mengenaskan seperti kasus BLBI. Bukan hanya pengusaha hitam yang merampok, tetapi diduga banyak pejabat yang bermain atas hilangnya aset 277 trilyun ditangan BPPN. Apakah BPPN juga jelmaan konspirasi global Yahudi dan Cina?
Sudah jelas kalau twit Trio macan selain ngawur dan tendensius juga disertai opini menyesatkan. Silahkan Trio Macan twit kasus BPPN. Mendukung Foke yang terjadinya korupsi di Jakarta adalah yang tertinggi di Indonesia dengan angka yang bahkan berbeda sangat jauh dengan peringkat ke 2, adalah menjerumuskan anak cucu kita ke kubang kehancuran. Hancur fisik dan hancur moral.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H