[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Gambar diambil dari Cheria-travel.com"][/caption] Sejak pertama kali menginjak tanah Jepang, ingatan dan suasana di jepang tidak pernah bisa dilupakan. Tentu buat yang tidak pernah ke Jepang, perasaan ini tidak bisa di bayangkan. Di Jepang suasana sangat tertib, orangnya ramah ramah, dan terutama makanannya saya sangat doyan. Pertama kali mendarat adalah di Osaka. Osaka kota yang cukup ramai dan besar. Disini ada Universal Studio yang biasanya menjadi tujuan wisata. Bukan tujuan favorit saya sebenarnya. Tetapi, apa kata dunia kalau berada di Osaka tapi tidak ke Universal Studio? Tidak lama saya disana. Tetapi ingatan saya akan Osaka adalah makanan yang enak enag dari supermarket di sebelah hotel saya. Hotel Novotel Koshien Osaka. Saya makan seperti orang kelaparan. Semua makanan enak. Terutama udang tempuranya. Tidak pernah saya makan udang tempura seenak di Jepang. Dan makanan yang saya sesali belum saya coba adalah takoyaki Osaka. Rugi besar. Memang di Jepang banyak takoyaki, tapi di Osaka konon adalah takoyakipaling enak. Tidak lama saya di Osaka. Karena esok harinya setelah di seharian di Universal Studio, saya ke Kyoto. Kyoto adalah kota budaya. Ibu kota lama dari Jepang. Yang saya perhatikan di Kyoto adalah kabel listrik yang menggantung di tiang tiang listrik. Sama seperti di kota kota indonesia. Saya sampai bingung, kok Jepang masih kuno begini ya? Kenapa ga di tanam semua kabelnya? Dan di kyoto sama seperti yang lain, saya mengagumi kuil kiyomizudera. Sebuah kuil megah diatas bukit. Kyoto sebenarnya kota yang sangat menarik untuk di jelajahi. Satu hari berada di kota ini sangat tidak cukup. Belum sempat ke kawasan Geisha di Gion. Karena itu tahun ini saya menyempatkan beberapa hari untuk ke kota ini lagi. Apalagi belum sempat menjelajahi makanan di kota ini. Yang unik dari jepang setelah beberapa hari saya disana adalah.. Toilet bernyanyi. Toilet umum di jepang ada tombol yang mengeluarkan suara seperti mengguyur toilet dengan air. Tentu suara yang dihasilkan tidak sama persis dengan mengguyur beneran. Ini agar kita tidak malu bila ada suara suara "aneh" saat kita buang air besar. Pakai aja suara air mengguyur, dan suara anehpun tidak terdengar. Selama di jepang saya menggunakan kereta api dan MRT. Tidak pernah pakai bus dalam kota. Dan dari Osaka menuju Tokyo, saya mencoba nozumi. Shinkansen tercepat mikik jepang. Harga tiket berdua adalah 26.000 Yen atau sekitar 3,1 jutaan, posisi kursi non reserved. Alias kalau ada bangku kosong silahkan di duduki. Ini mengakibatkan tempat duduk kami berpencar. Sungguh luar biasa kereta Shinkansen ini. Tepat waktu, cepat, nyaman, dan mewah. Faktor Bahasa di jepang memang membuat masalah. Tetapi itu tidak menyurutkan orang membantu kita bila kita membutuhkan pertolongan. Bahkan ada orang yang menyamperin saat kami bingung akan rute kereta MRT. Bukan hanya nyamperin, tetapi orang itu juga mengantar kita sampai pintu masuk stasiun. Sunggu keramahan yang luar biasa. Saya sampai tidak percaya, inikah bangsa yang terkenal kekejamannya saat menjajah Indonesis? Kenapa saya tidak menemukan kekejaman di Jepang? Ada teori untuk ini. Orang Jepang terkenal akan kesungguhan atau profesionalitasnya. Saat jadi tentara di medang perang, mereka sangat kejam agar menang perang. Tetapi saat damai, mereka juga menampilkan damai dengan kadar keramahan yang luar biasa. Orang selalu saling membungkuk untuk menunjukkan saling menghormati. Bahkan orang tua pensiunan yang dipekerjakan manjadi porter bus, selalu membungkukkan badan saat bus berjalan meninggalkan dia. [caption id="" align="alignnone" width="430" caption="Contoh seorang petugas kereta yang membungkuk saat keretanya berangkat. Image dari tokyoweekender"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H