Mohon tunggu...
Reo Donovan
Reo Donovan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jepang, Negara yang Menyenangkan

16 Februari 2014   22:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh seorang petugas kereta yang membungkuk saat keretanya berangkat. Image dari tokyoweekender

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Gambar diambil dari Cheria-travel.com"][/caption] Sejak pertama kali menginjak tanah Jepang, ingatan dan suasana di jepang tidak pernah bisa dilupakan. Tentu buat yang tidak pernah ke Jepang, perasaan ini tidak bisa di bayangkan. Di Jepang suasana sangat tertib, orangnya ramah ramah, dan terutama makanannya saya sangat doyan. Pertama kali mendarat adalah di Osaka. Osaka kota yang cukup ramai dan besar. Disini ada Universal Studio yang biasanya menjadi tujuan wisata. Bukan tujuan favorit saya sebenarnya. Tetapi, apa kata dunia kalau berada di Osaka tapi tidak ke Universal Studio? Tidak lama saya disana. Tetapi ingatan saya akan Osaka adalah makanan yang enak enag dari supermarket di sebelah hotel saya. Hotel Novotel Koshien Osaka. Saya makan seperti orang kelaparan. Semua makanan enak. Terutama udang tempuranya. Tidak pernah saya makan udang tempura seenak di Jepang. Dan makanan yang saya sesali belum saya coba adalah takoyaki Osaka. Rugi besar. Memang di Jepang banyak takoyaki, tapi di Osaka konon adalah takoyakipaling enak. Tidak lama saya di Osaka. Karena esok harinya setelah di seharian di Universal Studio, saya ke Kyoto. Kyoto adalah kota budaya. Ibu kota lama dari Jepang. Yang saya perhatikan di Kyoto adalah kabel listrik yang menggantung di tiang tiang listrik. Sama seperti di kota kota indonesia. Saya sampai bingung, kok Jepang masih kuno begini ya? Kenapa ga di tanam semua kabelnya? Dan di kyoto sama seperti yang lain, saya mengagumi kuil kiyomizudera. Sebuah kuil megah diatas bukit. Kyoto sebenarnya kota yang sangat menarik untuk di jelajahi. Satu hari berada di kota ini sangat tidak cukup. Belum sempat ke kawasan Geisha di Gion. Karena itu tahun ini saya menyempatkan beberapa hari untuk ke kota ini lagi. Apalagi belum sempat menjelajahi makanan di kota ini. Yang unik dari jepang setelah beberapa hari saya disana adalah.. Toilet bernyanyi. Toilet umum di jepang ada tombol yang mengeluarkan suara seperti mengguyur toilet dengan air. Tentu suara yang dihasilkan tidak sama persis dengan mengguyur beneran. Ini agar kita tidak malu bila ada suara suara "aneh" saat kita buang air besar. Pakai aja suara air mengguyur, dan suara anehpun tidak terdengar. Selama di jepang saya menggunakan kereta api dan MRT. Tidak pernah pakai bus dalam kota. Dan dari Osaka menuju Tokyo, saya mencoba nozumi. Shinkansen tercepat mikik jepang. Harga tiket berdua adalah 26.000 Yen atau sekitar 3,1 jutaan, posisi kursi non reserved. Alias kalau ada bangku kosong silahkan di duduki. Ini mengakibatkan tempat duduk kami berpencar. Sungguh luar biasa kereta Shinkansen ini. Tepat waktu, cepat, nyaman, dan mewah. Faktor Bahasa di jepang memang membuat masalah. Tetapi itu tidak menyurutkan orang membantu kita bila kita membutuhkan pertolongan. Bahkan ada orang yang menyamperin saat kami bingung akan rute kereta MRT. Bukan hanya nyamperin, tetapi orang itu juga mengantar kita sampai pintu masuk stasiun. Sunggu keramahan yang luar biasa. Saya sampai tidak percaya, inikah bangsa yang terkenal kekejamannya saat menjajah Indonesis? Kenapa saya tidak menemukan kekejaman di Jepang? Ada teori untuk ini. Orang Jepang terkenal akan kesungguhan atau profesionalitasnya. Saat jadi tentara di medang perang, mereka sangat kejam agar menang perang. Tetapi saat damai, mereka juga menampilkan damai dengan kadar keramahan yang luar biasa. Orang selalu saling membungkuk untuk menunjukkan saling menghormati. Bahkan orang tua pensiunan yang dipekerjakan manjadi porter bus, selalu membungkukkan badan saat bus berjalan meninggalkan dia. [caption id="" align="alignnone" width="430" caption="Contoh seorang petugas kereta yang membungkuk saat keretanya berangkat. Image dari tokyoweekender"]

[/caption] Sungguh sikap yang luar biasa. Saya sangat terkesan dengan sikap orang Jepang ini. Saya teringat akan keramahan jaman dulu saat saya kecil. Orang saling menghormati dan ramah. Sayang, akhir akhir ini sifat ramah bangsa kita semakin luntur. Bukankah kita terkenal dengan sikap ramah? Kenapa kita tidak pertahankan? Saling melihat mata saja bisa jadi alasan bunuh bunuhan di Indonesia. Selama di Tokyo, saya mengunjugi pasar ikan tzukiji yang terkenal itu. Sebenarnya menurut saya pasar ini tidak luar biasa amat, tetapi masalahnya hal ini tidak ada di Indonesia. Ikan ikan besar yang di jual mestinya bisa di saingi di Indonesia. Yang membedakan adalah, Disana pasar ikan sangat nyaman di banding pasar pasar kita. Okey di sana becek juga, tetapi becek dengan air yang bersih. Wajar pasar ikan banyak air. Dan yang membuat takjub adalah antrian orang makan sushi di sekitar pasar itu. Warung warung yang kecil membuat antrian untuk makan sangat panjang dan ramai. Saya tidak sanggup menungu antrian untuk mencoba sushi segar disini. Lebih baik menuju tempat lain untuk di kunjungi. Di Tokyo saya baru menyadari bahwa mobil di Jepang tidak melulu setir ada di sebelah kanan seperti mobil di negara kita. Tetapi ada yang di sebelah kiri. Ini mobil import langsung. Terutama mobil mobil mewah. Jadi lucu menyaksikan mobil dengan sopir yang berbeda beda posisinya. Ada di kanan dan ada yang di kiri. Persis seperti bus dari daratan China yang masuk ke hongkong. Seperti salah kostum. Dibanding engan China, orang jepang jauh lebi ramah dan lebih berkelas. Orang China sangat kasar dan meludah sembarangan. Dan yang membuattrauma di China adalah saat ke tiolet. Jangan kaget kalau ada "benda" yang belum di siram. Konon orang China sering menumpuk "benda" orang lain dengan "benda" dia tanpa disiram, dan mereka tidak jijik akan hal itu. Ini berbeda dengan di Jepang. 180 derajat bedanya. China membuat kagum akan property dan eokominya. Tapi tidak suasana terutama orang orangnya. Singapore dan Hong kong memang berkelas orangnya. Tetapi mereka dingin. Beda dengan orang Jepang yang umumnya hangat dan bersikap ramah. Keramahan yang sesungguhnya tidak saya temukan selama saya pergi kenegara negara lain. Bali terkenal akan keramahannya. Tetapi saya akhir akhir ini merasa keramahan mereka menurun. Terutama pemandu wisata bahkan sopir sewaan. Mereka sering bersikap kurang enak. Maunya dapat uang tanpa pelayanan yang baik. Mungkin ini hanya oknum. Hal inilah yang membuat saya kembali ke Jepang tahun ini. Dan dari pengalaman orang orang yang pernah ke Jepang, umumnya mereka mamang berkata Jepang sangat menyenangkan. Saya berharap saat ke Jepang nanti mempunyai pengalaman yang lebih kurang sama atau bahkan lebih baik lagi dari kunjungan terakhir. Dan yang membuat saya terkagum kagum adalah pemakaian pakaian tradisional kimono. Wanita Jepang sangat cantik dan anggun bila memakai kimono. Sama cantiknya wanita memakai kebaya jawa. Dan saya tidak sabar untuk ke Jepang kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun