Mohon tunggu...
Reny Maruta Wijaya
Reny Maruta Wijaya Mohon Tunggu... Enterpreneur -

Seseorang yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bukan Kami yang Menginspirasi, Merekalah yang Menginspirasi

6 Oktober 2015   12:18 Diperbarui: 6 Oktober 2015   13:07 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang, Kelas Inspirasi sudah tidak asing lagi apalagi mereka yang sudah pernah mengikuti Indonesia Mengajar. Bagi sebagian yang lain, seperti pengalaman saya, banyak teman-teman yang belum tahu dan bertanya apa itu Kelas Inspirasi? Saya ingin berbagi sedikit pengetahuan saya. Sebagai program lanjutan dari Indonesia Mengajar, Kelas Inspirasi hadir sebagai wadah bagi para professional untuk turut berkontribusi dalam bidang pendidikan. Seperti dalam jargonnya “Cuti Sehari Selamanya Menginspirasi”, kegiatan ini diharapkan mampu membangkitkan anak-anak agar bermimpi tinggi melalui motivasi dari para relawan.

Ini pertama kalinya saya mengikuti Kelas Inspirasi di Kota kelahiran saya, Magelang. Pada awalnya ketika mengetahui informasi kegiatan ini terlintas dalam benak saya,“Sepertinya menarik bertemu dengan anak-anak dan juga bisa menambah pengalaman.”Berangkat dari pemikiran sederhana itu lah saya memutuskan mendaftar.  Melihat video-anak-anak dan para inspirator di Youtube pun semakin menarik perhatian saya.

Hari itu, 28 September 2015, saya mendapatkan tempat mengajar sehari di SD Negeri Pirikan. Kelompok kami berjumlah 11 relawan terdiri dari 7 orang inspirator, 2 orang fotografer, dan 2 orang videografer. Kami sudah membagi jadwal tiap kelas. Setiap kelas yang saya masuki memiliki karakteristik berbeda-beda. Melihat wajah-wajah yang antusias, ceria, dan semangat membuat saya semacam memiliki ikatan yang sulit untuk dijelaskan. Mereka adalah sebenarnya mereka, berbeda dengan kita, orang dewasa, yang telah banyak terkontaminasi. Ketika mereka mengatakan ingin bercita-cita ini dan itu, kata-kata itu keluar dengan penuh keyakinan.

Ada seorang anak yang membuat hati saya tertegun. Seorang anak perempuan yang ketika saya tanya ingin bercita-cita apa, dia mengatakan ingin menjadi Elsa (salah satu tokoh animasi di film Frozen). Teknologi benar-benar memiliki magnet yang besar bukan? Tidak sedikit pertanyaan dan komentar dari mulut mereka yang tidak pernah orang dewasa bayangkan. Pikiran-pikiran ajaib anak-anak ini membuka mata saya lebih lebar. Mereka lah yang menginspirasi kami. Inspirasi yang muncul melalui sebuah pertanyaan dalam diri saya “Apa yang bisa kamu lakukan untuk bangsa ini?” Saya merasa sangat rendah diri dengan pertanyaan itu karena merasa dalam hidup saya belum pernah melakukan sesuatu yang berarti untuk orang lain. Anak-anak bangsa ini adalah harapan kita. Mereka juga lah nahkoda bangsa ini di masa depan. Dua puluh tahun yang akan datang, mereka yang akan menjadi pewaris posisi kita sekarang. Anak-anak memerlukan contoh sosok yang dapat memotivasi untuk bermimpi tinggi. Bahwasanya seperti sebuah pepatah “Bermimpilah setinggi langit, kalau pun harus jatuh, kau akan tetap jatuh di antara bintang-bintang..

Mari kita sebarkan virus inspirasi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun