Mohon tunggu...
Reny Ayuratna
Reny Ayuratna Mohon Tunggu... Guru - Guru

Independent woman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Keterampilan Berbicara dalam Praktik sebagai Pewara Melalui Media Pembelajaran Prompter Berbasis Power Point

11 Desember 2022   08:44 Diperbarui: 11 Desember 2022   10:08 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era Abad 21, pendidikan dituntut untuk bisa mencetak generasi Z yang berkualitas. Terlebih lagi dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Pembelajaran Bahasa Jawa dituntut untuk bisa menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas, baik dalam bidang kebahasaan maupun dalam bidang kesastraan. Pembelajaran Bahasa Jawa menjadi salah satu pionir pendidikan guna menjawab tantangan Abad 21.

Pada pembelajaran Bahasa Jawa, terdapat empat keterampilan berbahasa yang diajarkan. Empat keterampilan berbahasa tersebut ialah keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Empat komponen keterampilan ini digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Pada tahap penyusunan IPK, empat keterampilan ini harus bisa terukur dan terfokus sehingga bisa menjadikan siswa yang mampu dalam kebahasaan dan kesastraan.

Salah satu keterampilan berbahasa yang bisa menjawab kebutuhan Abad 21 ialah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara mengisyaratkan siswa untuk bisa menjadi public speaker. Keterampilan ini sangat bermanfaat bagi siswa, terlebih lagi untuk memenuhi kebutuhan Abad 21. Menjadi public speaker sedang banyak digemari kalangan remaja saat ini. Hal ini terlihat dari banyaknya figur, vloger, youtuber dari kalangan remaja. Tidak hanya itu, banyak pula penceramah-penceramah dari kalangan remaja.

Pada kurikulum K13, terutama dalam pembelajaran Bahasa Jawa, arah pembelajaran banyak yang ditujukan untuk menganalisis teks atau berbasis teks. Banyak KD yang mengisyaratkan untuk menganalisis teks, baik secara struktur, maupun kaidah kebahasaan. Bila hanya mengacu pada hal ini, berarti pembelajaran Bahasa Jawa dirasa masih kurang tepat sasaran. Hal ini dikarenakan keterampilan berbahasa yang lain banyak diabaikan. Oleh karena itu, peran guru harus bisa mengakomodasi keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain.

Penulis merupakan guru mata pelajaran Bahasa Jawa Kelas XI Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/ 2023 di SMAN 7 Kediri. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 2 SMAN 7 Kota Kediri, yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Mata pelajaran yang menjadi sasaran penelitian adalah mata pelajaran Bahasa Jawa kelas XI khususnya pada materi teks pewara dengan Kompetensi Dasar 4.1 yaitu menulis teks pewara dengan menggunakan struktur yang tepat.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam berceramah menggunakan media pembelajaran berbasis prompter. Prompter ialah alat yang biasanya digunakan news anchor atau pembaca berita ketika sedang bertugas membaca berita. Alat ini berisi teks/ tulisan yang berjalan sehingga memudahkan pembaca berita dalam menyajikan berita. Penggunaan alat ini bisa digunakan pula dalam membaca teks pewara. Penceramah tidak perlu lagi menggunakan teks atau catatan kecil ketika sedang melakukan pewara. Selain itu, penggunaan alat ini bisa pula dimodifikasi dari power point, sehingga bisa digunakan secara efektif dan efisien.

Berbicara di muka umum merupakan salah satu seni berkomunikasi. Salah satu contoh berbicara di depan umum adalah berceramah. Salah satu hal yang paling ditakuti sebagian orang adalah ketika diminta harus berbicara di depan banyak orang, baik untuk acara sosial, seminar, kuliah, presentasi bisnis, pidato perpisahan, reuni sekolah, bahkan dalam acara perkumpulan keluarga besar yang sebagian besar hadirin telah dikenal dengan baik. Berceramah di muka umum bagi sebagian besar orang adalah sesuatu yang menegangkan dan menakutkan, seakan seluruh mata hadirin sedang menghakimi penceramah. Penceramah seakan-akan menjadi terdakwa yang sedang diadili dan dinilai bagus atau tidak apa yang disampaikan. Berceramah merupakan keterampilan yang sangat berguna.

Berceramah merupakan keterampilan yang harus dikuasai dalam kehidupan, pastilah semua orang pernah berbicara di hadapan sejumlah orang untuk menyampaikan pesan, pertanyaan, tanggapan atau pendapat tentang sesuatu hal yang diyakini, misalnya berbicara disaat presentasi menentukan karier, seperti mempresentasikan proposal proyek atau tentang produk di hadapan sejumlah mitra bisnis atau calon pembeli.

Ada unsur penting dalam komunikasi yang harus diperhatikan. Kelima unsur tersebut terdiri dari; pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau medium), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback). Hal yang paling penting dalam persiapan untuk berbicara di depan umum adalah membangun rasa percaya diri, mengendalikan rasa takut dan emosi. Kesiapan mental yang positif merupakan syarat mutlak bagi pembicara di depan umum.

Pengial baca atau yang disebut juga teleprompter adalah alat bantu baca khususnya bagi seseorang yang ingin berbicara di depan umum. Dengan alat ini, orang tersebut akan terlihat seperti berbicara lisan tanpa menggunakan teks. Awalnya alat ini digunakan oleh penyiar berita televisi agar dalam menyampaikan berita kepada penonton televisi terlihat seperti berbicara tanpa membaca. Oleh karena itu, tulisan yang ditampilkan dalam teleprompter disusun menyerupai bahasa lisan, sehingga para penonton tidak merasa terganggu dengan aktivitas penyiar yang harus menundukkan kepalanya untuk membalikkan teks berita yang bersangkutan.

Dalam perkembangannya, teleprompter juga dijadikan sebagai alat bantu berpidato atau berceramah. Teleprompter jenis ini lazim disebut sebagai Conference Teleprompter System. Kaca yang digunakan dalam perangkat ini menggunakan lapisan transparan agar tidak mengahalangi pandangan pembicara oleh penonton atau kamera ketika membaca teks pidatonya. Biasanya, teleprompter jenis ini menggunakan dua jenis kaca transparan yang diletakkan di sisi kiri dan kanan pembicara. Kaca-kaca tersebut berfungsi sebagai reflektor dari naskah pidato yang ditayangkan dari layar komputer. Dengan demikian, pembicara dapat berpidato sembari melihat ke arah penonton yang berada di sisi kiri dan kanannya.

Dalam pembelajaran, guru bisa menggunakan media pembelajaran berbasis prompter untuk meningkatkan kemampuan berceramah siswanya. Propmter yang sederhana bisa dihasilkan dengan menggunakan Power Point, tentunya perlu adanya modifikasi sehingga penggunaannya bisa sama seperti prompter. Power point dibuat dulu dan diisi dengan teks, kemudian dimodifikasi dengan menerapkan transisi dan waktu transisi.

Pada kompetensi dasar mengontruksi teks pewara, salah satu keterampilan berbahasa yang akan dituju guru adalah keterampilan berbicara. Hal ini mengisyaratkan bahwa tujuan pembelajaran ialah siswa dapat mengontruksi teks pewara dan juga berceramah. Penggunaan media pembelajaran berbasis propmter dengan menggunakan power point ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Selain itu, penggunaan media ini diharapkan bisa menarik minat siswa.

Pada dasarnya, prinsip kerja media pembelajaran berbasis prompter sama dengan dengan membuat power point itu sendiri. Selanjutnya dikembangkan dan dimodifikasi. Oleh karena itu, penggunaan media ini diharapkan memiliki aksesbilitas yang baik sehingga bisa diakses oleh siswa dan bisa dirancang oleh siswa sendiri.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan di depan umum, diantaranya adalah kualitas suara. Penceramah perlu memastikan bahwa suara penceramah cukup keras dan jelas terdengar bahkan oleh hadirin yang duduk paling jauh. Jika tersedia, penceramah bisa menggunakan pengeras suara. Suara merupakan aset yang paling berharga dalam berkomunikasi secara lisan. Oleh karena itu memelihara kualitas suara dan berlatih secara berkesinambungan merupakan keharusan bagi penceramah.

Bahasa dan kata-kata yang digunakan merupakan faktor yang tidak kalah penting guna menentukan kemampuan komunikasi. Bahasa yang baik dan tepat dapat membantu memperjelas dan meningkatkan kualitas berceramah. Oleh karena itu perlu bagi penceramah untuk memperhatikan kata-kata dan bahasa yang dipilih.

Penampilan yang baik juga menjadi perhatian karena saat penceramah maju atau berdiri untuk berbicara, hadirin akan memperoleh kesan yang baik terhadap penceramah. Pastikan bahwa penampilan penceramah membawa pesan yang positif dan penceramah kelihatan lebih baik dan merasa lebih baik. Penceramah bisa menggunakan pakaian yang sesuai jenis pertemuan dan sesuai dengan jenis pakaian yang digunakan oleh para hadirin lainnya.

Berbicara pada hakikatnya tidak hanya dilakukan dengan bersuara semata tetapi untuk didengar orang lain, oleh karena itu setiap ujaran yang disampaikan harus dengan metode yang benar dan sistematis agar apa yang disampaikan tertuju maksud maknanya. Metode dalam berceramah antara lain,

a.Penyampaian mendadak (metode impromptu)

b.Penyampaian dengan membawa catatan kecil (metode ekstemporan)

c.Penyampaian dari naskah (metode membaca)

d.Penyampaian dari ingatan (metode menghafal)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun