(foto aksi tawuran animasi sumber : images/google.com_kartun+tawuran+keren)
Tawuran adalah bentuk dari kekerasan antar geng sekolah dalam masyarakat urban di Indonesian. Tawuran sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi di telinga kita. Bahkan setiap hari ada saja media yang menayangkan kasus-kasus tawuran.
Tawuran juga terjadi di daerah pemukiman warga. Perkelahian antarpelajar yang kini baru saja terjadi di Mugas Dalam Semarang yang tepatnya di Rt.07 Rw.04 Kel. Mugassari Kec. Semarang Selatan, Kamis 26 Januari 2023 ternyata merupakan aksi tawuran. Aksi tawuran dilihat dari rekaman CCTV warga sekitar. Adapun pelajar yang terlibat dalam tawuran di Mugas Dalam Semarang ini melibatkan SMKN 3 Semarang dan SMKN 4 Semarang.
Permasalahan yang dianggap remeh yang dapat menyulut pertengkaran individual yang berlanjut menjadi perkelahian massal dan tak jarang melibatkan penggunaan senjata tajam, senjata api, dan sebagainya. Kronologi aksi tawuran ini yaitu Ketika Pelajar SMKN 4 Semarang yang sedang berada di Tri Lomba Juang Semarang tiba-tiba dikejar oleh pelajar dari SMKN 3 Semarang. Kemudian pelajar SMKN 4 berlarian menuju ke Jl. Mugas Dalam.Warga Rt 007 yang melihat berlarian keluar untuk menghalau dan mengamankan pelajar tersebut kemudian warga menelpon command center.
“Sekelompok pelajar datang dari dua arah sebelum terjadi perkelahian, yakni dari arah Jalan Tri Lomba Juang dan Jalan Menteri Supeno. Jumlah pelajar yang dari arah Trilomba Juang lebih banyak. Mereka mengendarai belasan sepeda motor berboncengan. Di antara mereka masih ada yang mengenakan seragam sekolah. Sedangkan dari arah Jalan Menteri Supeno, jumlahnya lebih sedikit. Kurang lebih tiga sampai,” kata warga setempat.
“Sedangkan dari arah Jalan Menteri Supeno, jumlahnya lebih sedikit. Kurang lebih tiga sampai lima sepeda motor. Dua kelompok siswa ini berpapasan di tengah perkampungan Jl. Mugas Dalam.Warga Rt 007 . Kelompok siswa dari arah Trilomba Juang langsung turun dari sepeda motor dan menyerang kelompok yang dari arah Jalan Menteri Supeno. Lantaran kalah jumlah, kelompok pelajar dari arah Menteri Supeno kabur. Mereka tancap gas putar arah. Aksi tersebut berlangsung tidak sampai satu menit,” kata warga setempat.
Kelompok pelajar yang dari arah Trilomba Juang juga bubar lantaran dimarahi warga setempat. Aparat Polrestabes Semarang yang mendapatkan laporan langsung menuju lokasi kejadian. Setelah dilakukan penyisiran, berhasil mengamankan lima pelajar yang diduga terlibat aksi tawuran tersebut.
Berdasarkan penelusuran di Jalan Mugas Dalam Selatan, Ketua RT setempat Basuki Reksobowo mengaku tidak mengetahui pemicu tawuran tersebut. Namun dalam kejadian ini, kata dia, ada dua pelajar mengalami luka lecet bukan karena disebabkan oleh senjata tajam. “Setahu saya tidak ada yang terkena senjata tajam. Hanya jatuh saat lari. Di sini sudah terjadi dua kali.
"Tangannya sebelah kiri tersebut hampir putus akibat terkena sabetan senjata tajam," ujarnya saat konfrensi pers di Polrestabes Semarang, Senin (6/9/2021). Menurutnya, korban ditebas tangannya oleh tersangka Arizal yang merupakan alumni SMK Negeri 4 Semaramg. Pada tawuran tersebut tersangka berperan membantu yuniornya.
"Tersangka ini yang menebas tangan korban nyaris putus. Korban merupakan penyerang SMK 4, sudah tiga yang kami tetapkan tersangka, di antaranya Afrizal alumni SMK 4, dan dua siswa dari SMK yang masih aktif kelas 3," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar saat gelar perkara di Semarang. Dia memaparkan Afrizal merupakan alumni SMK 4 ini mengaku emosi ketika mengetahui sekolahnya hendak diserbu oleh siswa SMK 3. Mengetahui kejadian itu, pelaku langsung mendatangi lokasi tawuran dengan membawa senjata tajam klewang.
"Jadi Afrizal ini terlibat turun langsung ikut membantu dan menebas korban saat tawuran," jelas Irwan Anwar. Seorang pelaku bernama Afrizal mengaku saat kejadian tawuran ia sedang libur kerja. Dia diajak teman membantu tawuran.
"Jadi saya bawa senjata tajam pas bentrok di Menteri Supeno," kata Afrizal.
Seorang tersangka lain, Bernama Adang Bagus yang mengatakan bahwa aksi tawuran yang melibatkan sekolahannya dengan SMKN 4 lantaran dipicu pesan berantai yang dikirim lewat WhatsAapp Grup (WAG) yang terdiri dari 20 siswa.
"Kita terpancing emosi ya akhirnya kita putuskan saling serang," kata Adang Bagus. Kapolrestabes memastikan ketiga pelaku tersebut bakal dijerat Pasal 170 KHUP karena tindakannya yang menyebabkan korban mengalami luka berat.
Tiga pelaku yang ditetapkan tersangka adalah Adam Bagus Ababil (18) pelajar kelas 3 SMK, Syihab Hardansyah (18), dan Arizal Sabila Mukti (20). Ketiga tersangka tersebut tertangkap Polisi saat kejadian tawuran.
"Tiga orang ini terancam penjara lima tahun dengan jeratan Pasal 170 KUHP. Mereka tetap disidang sesuai aturan berlaku. Karena untuk pelaku usia 18 tahun ke atas sudah dianggap dewasa tetap kita proses," ungkap Irwan Anwar.
Kapolrestabes mengaku prihatin dengan kejadian ini. Pihaknya juga akan terus melakukan edukasi ke sekolah-sekolah di wilayah hukum Polsek Semarang Selatan. Selain itu, juga akan terus melakukan langkah-langkah sebagai antisipasi akan terjadinya aksi sama di wilayahnya.
Permasalahan yang timbul seperti tawuran antar pelajar memang bukan masalah yang sepele, dikarenakan semkakin banyaknya peristiwa serupa yang terjadi belakangan ini, hal ini disayangkan karena perilaku tidak terpuji dan eksistensi diri para pelajarlah sebagai pemicu terjadinya betrok antar pelajar. Perkelahian terjadi adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi. Biasanya muncul akibat adaya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat kekerasan kini mewabah dimana-mana.
Sebagai pelajar yang baik, jadilah pelajar yang tertib, mencintai kedamaian, persaudaran, dan atasi masalah dengan hal yang sportif tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Apabila kalian melihat kejadian tawuran cepat laporkan langsung ke pihak kepolisian terdekat. Mari sama sama kita melakukan antisipasi terhadap nyawa sesama.
Stop Tawuran!! Karena Persaudaraan dan Perdamaian itu indah. Dan jadikan orang tua kita bangga dengan prestasi bukan menjadi malu karena dipanggil polisi karena hanya karena anaknya terlibat tawuran lagi. Sayangi nyawamu jika tidak ingin melihat ribuan air mata jatuh di atas makammu.
Untukmu para generasi muda bangsa. Jangan menunggu dunia untuk berubah,beranilah untuk melangkah demi mengubah masa depan yang lebih cerah!!
SUMBER: :
http://e-journal.uajy.ac.id/4528/2/1HK09838.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Tawuran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H