Mohon tunggu...
Heniati
Heniati Mohon Tunggu... -

A student of International Relation Science Department Faculty of Social and Politic science in Sriwijaya University :)

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Kepentingan

19 April 2019   22:36 Diperbarui: 19 April 2019   23:49 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sexy Killer  , sebuah film documenter yang sangat menarik dan cukup membuat saya tercengang setelah mengetahui kebenaran-kebenaran yang di ungkapkan pada film tersebut. Saya menarik kesimpulan dari film ini adalah hanya dua kata yaitu " kepentingan penguasa".  Kepentingan orang-orang yang  dapat mempengaruhi penguasa ( pemerintah)ataupun  orang-orang yang memangku kursi pemerintahan itu sendiri. 

Sangat lucu tapi ini adalah sebuah realitas dimana pemerintah mengatasnamkan keadialan dan rakyat untuk memuluskan kerja mereka. Infrastruktur,dizaman yang semakin modern tentu saja kita membutuhkan sebuah infrastruktur yang canggih dan memadai sebab itu pemerintah sangat gencar membangun danmembangun infrastruktur diberbagai wilayah di Indonesia,bagus bukan? tentu saja.Tapi bukankah infrastruktur yang dibangun pemerintah dapat mensejahterahkan rakyat dan membangun perekonomian agar terciptanya kehidupan yang lebih baiktapi realitas yang terjadi dilapangan seperti yang di paparkan pada film tersebut berbanding terbalik.

 Seperti yang kita ketahui listrik sangat penting bagi manusia memperlancar dan mempermudah kehidupan salah satu listrik dari pembangkit listrik tenaga uap yang dihasilkan oleh batubara. Tapi sebelum menjadi listrik ada proses panjang yang harus dilewati agar bisa dinikmati oleh masyarakat. Dari berbagai proses-proses tersebut  bukan hanya satu atau dua dampak buruk  yang diakibatkan ada banyak dampaknya sepertidampak terhadap kesehatan,ekonomi ,sosial serta lingkungan.Imbas nya langsungdirasakan masyarakat baik disekitar tambang maupun lokasi PLTU. 

Saya tidak memunafikkan hal ini karena saya juga menggunakan listrik, tapi setidaknya adahal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak-dampak buruk tersebutberlanjut mungkin tidak sepenuhnya tapi dapat mengurangi sedikit dari dampak burukyang di akibatkan. Tapi pemerintah seakan menutup mata dan telinga akan realitas yang terjadi pada masyarakat, kepentingan golongan adalah hal yangutama 

Kepentingandi balik kepentingan, kepentingan penguasa dibalik kepentingan rakyat yangsebenarnya ngak penting penting amat bagi penguasa. Sebuah terori dari Nicolo Machiavelli"penguasa yaitu pemimpin negara haruslah mempunyai sifat-sifat seperti kancildan singa .ia harus menjadi kancil untuk mencari lubang jaring dan menjadisinga untuk mengejutkan serigala" .Yeah pemerintah memiliki sifat-sifat tersebut setelah mereka membuat lubang lalu menggiring kancil-kancil lainnya (rakyat)  berubah menjadi singa danserigala (pemerintah dan pihak kepentingan) dan melahap habis kancil-kancil tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun