Mohon tunggu...
Heniati
Heniati Mohon Tunggu... -

A student of International Relation Science Department Faculty of Social and Politic science in Sriwijaya University :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebahagiaan Sejati

30 Maret 2019   19:00 Diperbarui: 1 April 2019   08:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bahagia siapa yang tidak menginginkan bahagia,semua orang. Ya, tidak kercuali dia miskin ,kaya,wanita laki-laki,anak-anak atau orangtua. 

Terlepas dari apapun yang mereka punya atau lakukan hasil akhir dari yang mereka harapkan adalah sebuah kebahagian yang merupakan perasaan  yang lahir dari rasa kesenangan  batiniah dan ketentaraman jiwa.
Banyak hal yang melatar belakangi sesorang dalam mencari atau mendefiniskan kebahagian,diantaranya yaitu jenis kelamin, pekerjaan,agama,usia dan lain-lain. 

Misalnya seorang wanita dia akan sangat bahagia jika mampu membeli pakaian bagus dan mewah dan sebaliknya dengan pria, jika ia seorang pegawai tentu setiap pegawai menginginkan adanya peningkatan jabatan maupun gaji dan ia akan sangat bahagia jika dia mampu mencapai jabatan yang tinggi dari sebelumnya .Bila ia sesesorang yang religious kebahagian yang dia peroleh dengan cara berbagi dengan orang lain. Kerelativitasan kebahagian tidak bisa di ukur.


Banyak dari kita salah dalam mendefinisikan sebuah kebahagian, kesenagan yang didapat kerap kali dicap sebagai kebahagian. Senang yang berarti perasaan lega ,gembira dan tanpa rasa kecewa. 

Senang adalah bentuk kerelativan dari kata bahagia. Sesuatu yang tidak bisa diukur .Sedangkan kebahagian adalah hal yang mutlak yang dapat diukur. Banyak orang mengukur kebahagian dari jumlah harta yang mereka punya atau jabatan tinggi yang mereka pegang.mereka menyebutnya adalah kebahagian.

Menempatkan kebahagian pada benda-benda yang sejatinya merupakan kebahagian yang semu( kesenangan). Pada sesuatu yang terkadang di luar kendali dan sewaktu-waktu tidak bias dikendalikan. Orang-orang menyebutnya dengan kebahagian, ya kebahagian yang semu. 

Semua yang yang ada didunia ini adalah fana bahkan janji yang beberapa detik lalu diucapkan dapat berubah dengan sekejap.Hari berganti hal-hal sekeliling kita pun akan berubah tidak perduli seberapa kuat kita mempertahankannya jika telah mencapai batas waktunya ia akan pergi tanpa kita mengharapkan sebelumnya

Islam mengukur kebahagian di ukur tiga alam yaitu alam dunia, alam kubur dan alam akhirat. Jika seorang muslim mengatakan mereka bahagia sejatinya mereka belum mendapatkan kebahagian yang sebenarnya karena belum melewati tiga tahap perjalanan menuju kebahagian sejati .

Seseorang yang mempunyai kekayaan yang melimpah dan menggunakan kekayaannya dijalan allah yaitu menolong sesama yang membutuhkan,atau sesorang, atau sesorang yang bisa puasa sebulan penuh pencapaian dan ukuran kesenangan tersebut mendekatkan pelakunya kepada allah swt. 

Kedekatan kita dengan allah akan menambah tingkat kebahagian kita.
Terlepas dari apa yang kita punya dan apa yang tengah kita jalani jika hati kita dekat dengan allah akan selalu ada kebahagian karena keiklasan kita terhadap apa pun yang terjadi dalam hidup,kesedihan dan kesengsaraan akan kita terima dengan ikhlas karena ini merupakan kesedihan yang bersifat sementara dan kebahagian yang sejati adalah berada di sisi Allah SWT.

I'm very new writer and accept every critism :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun