Mohon tunggu...
rensi brillian
rensi brillian Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Negatif Media dan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Menyimpang pada Peserta Didik

30 September 2024   21:01 Diperbarui: 30 September 2024   21:11 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan teknologi dan kemudahan akses informasi di era digital saat ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Namun, di balik kemajuan ini, media dan pengaruh teman sebaya juga dapat menjadi faktor yang memicu perilaku menyimpang pada peserta didik. Peserta didik, yang berada dalam fase perkembangan dan pencarian jati diri, sangat rentan terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya, termasuk media dan teman-teman sebaya. Artikel ini akan membahas bagaimana pengaruh negatif dari media dan teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku menyimpang pada anak-anak dan remaja.

1. Pengaruh Negatif Media

Media, terutama media sosial, televisi, dan internet, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan peserta didik. Namun, jika tidak digunakan secara bijak, media dapat memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap perilaku mereka.

Paparan terhadap Konten Tidak Sesuai: Banyak peserta didik yang tanpa disadari terpapar oleh konten kekerasan, pornografi, atau informasi yang mempromosikan perilaku destruktif melalui media sosial atau platform hiburan. Menurut penelitian oleh Anderson et al. (2017), paparan terhadap kekerasan di media dapat meningkatkan agresivitas dan perilaku antisosial pada anak-anak dan remaja .

Pengaruh dari Selebritas dan Influencer: Anak-anak dan remaja sering mengidolakan selebritas atau influencer yang mereka lihat di media sosial. Sayangnya, tidak semua panutan tersebut memberikan contoh yang baik. Beberapa dari mereka mungkin mempromosikan gaya hidup konsumtif, hedonistik, atau bahkan penggunaan obat-obatan dan minuman keras, yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku peserta didik.

Cyberbullying: Media sosial juga menjadi tempat berkembangnya cyberbullying, di mana peserta didik bisa menjadi korban atau pelaku. Dampak dari cyberbullying ini bisa sangat serius, termasuk depresi, penurunan harga diri, hingga percobaan bunuh diri pada korban. Smith et al. (2018) menemukan bahwa cyberbullying lebih merusak daripada bullying secara langsung karena dapat dilakukan tanpa batasan waktu dan tempat .

2. Pengaruh Teman Sebaya

Di luar media, teman sebaya juga memainkan peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku anak dan remaja. Tekanan dari teman sebaya sering kali menjadi salah satu faktor yang paling menentukan apakah seorang anak akan terlibat dalam perilaku menyimpang atau tidak.

Tekanan untuk Mengikuti Perilaku Negatif: Peserta didik yang berada dalam kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku menyimpang, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau berperilaku agresif, cenderung ikut terlibat dalam aktivitas tersebut. Sebuah studi oleh Steinberg (2019) menunjukkan bahwa remaja cenderung lebih mudah terpengaruh oleh teman sebaya dalam pengambilan keputusan, terutama dalam situasi yang melibatkan risiko .

Pengaruh Peer Group: Kelompok teman sebaya yang mendukung perilaku menyimpang, seperti kenakalan remaja, tawuran, atau mencuri, seringkali memberikan pengaruh kuat bagi peserta didik. Hal ini terjadi karena keinginan untuk diterima dan menjadi bagian dari kelompok. Mereka yang menolak untuk terlibat dalam perilaku tersebut bisa saja mengalami tekanan, intimidasi, atau dikucilkan dari kelompoknya.

Kurangnya Dukungan Sosial Positif: Beberapa peserta didik yang kurang mendapatkan dukungan dan perhatian dari keluarga atau guru mungkin mencari dukungan tersebut dari kelompok teman sebaya. Sayangnya, jika lingkungan teman sebaya mereka tidak memberikan pengaruh positif, hal ini justru dapat memperkuat perilaku menyimpang.

3. Upaya Mengatasi Pengaruh Negatif Media dan Teman Sebaya

Untuk mengatasi pengaruh negatif media dan teman sebaya terhadap perilaku menyimpang pada peserta didik, diperlukan kerja sama yang baik antara orang tua, guru, dan masyarakat.

Pendidikan Media: Peserta didik perlu diajarkan untuk menjadi pengguna media yang kritis. Orang tua dan guru harus berperan aktif dalam memantau dan membatasi konten yang dikonsumsi oleh anak-anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman mengenai dampak negatif dari konten yang tidak sesuai serta mendorong peserta didik untuk memanfaatkan media secara positif.

Meningkatkan Kontrol Diri dan Kepercayaan Diri: Anak-anak yang memiliki kontrol diri yang baik dan kepercayaan diri yang tinggi cenderung tidak mudah terpengaruh oleh tekanan teman sebaya. Oleh karena itu, penting untuk mendidik peserta didik tentang pentingnya nilai-nilai moral, serta membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk berkata "tidak" pada perilaku yang menyimpang.

Lingkungan Sekolah yang Mendukung: Sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan positif bagi peserta didik. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif dan mendukung, sekolah dapat membantu mencegah anak-anak terlibat dalam perilaku menyimpang. Program-program seperti konseling, mentoring, dan kegiatan ekstrakurikuler juga dapat memberikan alternatif yang positif bagi peserta didik untuk menyalurkan energi dan minat mereka.

Kesimpulan

Media dan teman sebaya dapat menjadi sumber pengaruh negatif yang signifikan bagi perilaku peserta didik. Paparan terhadap konten tidak sesuai di media, serta tekanan dari teman sebaya yang mendukung perilaku menyimpang, bisa membawa dampak yang merugikan pada perkembangan moral dan sosial anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang komprehensif dari berbagai pihak, terutama orang tua, guru, dan masyarakat, untuk meminimalisir dampak negatif ini dan membantu peserta didik mengembangkan potensi positif mereka.

Referensi

1. Anderson, C. A., et al. (2017). The influence of media violence on youth. Psychological Science in the Public Interest.

2. Smith, P. K., et al. (2018). Cyberbullying: Its nature and impact in secondary school pupils. Journal of Child Psychology and Psychiatry.

3. Steinberg, L. (2019). Adolescence and peer influence: The impact of social interactions on risk behavior. Developmental Psychology Review.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun