Mohon tunggu...
Reno Puti Bulan
Reno Puti Bulan Mohon Tunggu... -

Hari ini adalah sejarah di esok hari. Abadikanlah...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Forward-an Plagiatkah?

17 September 2010   15:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:10 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Hari ini seorang Kompasianer menilai saya sebagai seorang plagiat setelah meneruskan (mem-forward) sebuah artikel (http://metro.kompasiana.com/2010/09/17/release-fpi-dibalik-konflik-hkbp/). Ketika melihat komen itu saya hanya bertanya sendiri, "Benarkah?"

Sebenarnya kegiatan terus-meneruskan tulisan alias forward atw bahasa sederhananya kopas seringkali terjadi di dunia maya, entah di jejaring sosial, milis, blog, dsb. Sebagian ada yg terang-terangan menerakan "FWD", "TRS", atau menuliskan sumber artikel, tetapi sebagian yg lain dg percaya diri mengakui artikel itu sbg buah pikirannya. Lantas di manakah posisi saya?

Saya kembali teringat dengan sebuah kasus yg cukup menggemparkan dunia pendidikan ketika seorang dosen dari salah satu institut terkenal di Jabar dipecat setelah terbukti melakukan plagiat (lihat http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/04/16/52118/Terbukti-Plagiat-Zuliansyah-Dipecat-dari-Calon-Dosen-ITB). Padahal, sebelumnya seorang profesor dari universitas swasta di kota yg sama baru saja diketahui melakukan plagiarisme. Kedua intelektual tersebut telah mengakui ide krestif orang lain sebagai ide yg keluar dari kepalanya sendiri. Apakah ini yg saya lakukan?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ed ke-3 th 2005 terbitan Balai Pustaka plagiat adalah (n) pengambilan karangan (pendapat dsb) org lain dan menjadikannya seolah-olah karyanya sendiri, msl menerbitkan karya tulis org lain a.n. sendiri; jiplakan. Ketika melihat definisi tersebut saya langsung yakin bahwa Saya Bukan Plagiat! Lantas apa yg sudah saya lakukan?

Hari ini saya mendapatkan sebuah catatan yg juga diteruskan oleh teman saya dari catatan org lain di FB (sila baca artikelnya). Setelah melihat langsung ke sumbernya, saya merasa artikel itu adalah sebuah kebenaran yg harus diteruskan. Saya pun melakukan kopi paste/ kopas (seperti yg dituliskan Sdr. Widianto H. Didiet) langsung tanpa edit terhadap catatan tsb. Namun, di bawah judul artikel tsb saya tuliskan "*Tulisan ini diteruskan dari catatan Facebook milik Djony Edward". Selain itu, di akhir artikel juga saya tuliskan "Sumber: www.fpi.or.id". Bahkan, nama penulis aslinya "Habib Muhammad Rizieq Syihab" masih tertera di artikel itu. Jadi, dari ketiga alasan tersebut terbukti bahwa tindakan forward-an yg saya lakukan bukan plagiat. Saya sama sekali tidak mengaku-ngaku jika artikel tsb adl ide kreatif atwpun tulisan saya.

Namun, tidak saya pungkiri ada saja org2 yg tidak bertanggung jawab meneruskan artikel tanpa menerakan sumber. Pesan saya, bagi org2 yg mem-forward sebuah artikel jangan lupa mencantumkan sumber agar tidak dinilai plagiat. Utk yg sudah terlanjur menilai forwarder sbg plagiat, bukalah KBBI terlebih dulu sebelum menjudge. Semoga bermanfaat.

Wass

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun