Kami berusaha membangun suatu dunia yang sehat dan aman. Kami berusaha membangun suatu dunia, di mana setiap orang dapat hidup dalam suasana damai. Kami berusaha membangun suatu dunia, di mana terdapat keadilan dan kemakmuran untuk semua orang. Kami berusaha membangun suatu dunia, di mana kemanusiaan dapat mencapai kejayaan yang penuh.
Telah dikatakan bahwa kita hidup di tengah-tengah suatu revolusi harapan yang meningkat. Ini tidak benar! Kita hidup di tengah-tengah revolusi tuntunan yang meningkat. Mereka yang dahulunya tanpa kemerdekaan, kini menuntut kemerdekaan. Mereka yang dahulunya tanpa suara, kini menuntut agar suaranya didengar. Mereka yang dahulunya kelaparan kini menuntut beras, banyak-banyak dan setiap hari.
Bangunlah dunia ini kembali! Bangunlah dunia ini kokoh dan kuat dan sehat! Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia yang sesuai dengan impian dan cita-cita umat manusia. Putuskan sekarang hubungan dengan masa lampau, karena fajar sedang menyingsing. Putuskan sekarang hubungan dengan masa lampau, sehingga kita bisa mempertanggungjawabkan diri terhadap masa depan."
Atas keberanian yang luarbiasa itu, setahun kemudian di Kairo, Mesir, Sukarno dinobatkan sebagai Pahlawan Islam oleh para pendiri-pembangun bangsa di seantero Asia-Afrika. Penobatan itu pula yang lantas menginspirasinya membentuk gerakan Non-Blok. Sebuah gerakan yang dengan penuh perhitungan matang, merangkul masyarakat dunia guna menyadari betapa kita semua setara di bawah kaki langit. Sama mencintai perdamaian. Sama menginginkan kebahagiaan. []
Omah Prabata, 9 Ramadhan 1437 H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H