Kemudian ia kembali berdinas sebagai Direktur Sekolah Tinggi Militer sampai diangkat sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda. Perhatiannya banyak tercurah pada divisi pertahanan. Ia juga melakukan penelitian, untuk mencari jawaban atas rendahnya kesejahteraan masyarakat di Jawa dan Madura. Selesai memangku jabatannya di Hindia Belanda, ia kembali ke Den Haag dan lebih banyak menarik diri dari publik, dan meninggal dalam sepi pada 6 Maret 1920.
Â
Ajaran Luhur Sosrokartono
SELAMA di Bandung, Sosrokartono sering melakukan tarak brata: tak mau menikmati kemewahan. Bahkan dalam beberapa hari, beliau hanya makan dua buah cabe atau sebuah pisang. Selanjutnya ia jadi suka berpuasa tanpa berbuka dan bersahur, dan juga tidak tidur selama berhari-hari, biasanya sampai 40 hari lebih.
Hasil olah batin, olah raga, olah cipta, dan olah rasa itu tak syak kita sebut sebagai laku spiritual. Hasil dari olahan itu menghasilkan Catur Mukti, yaitu satunya pikiran, perasaan, perkataan, perbuataan:
Pikiran yang Benar: Cinta Kasih - Belas Kasih – Simpati - Tenang dan Seimbang.
Perasaan yang Benar.
Perkataan yang Benar.
Perbuatan yang Benar.
Â
Nulung pepadane, ora nganggo mikir wayah, waduk, kantong. Yen ana isi lumuntur marang sesami (Menolong sesama tanpa peduli pada waktu, perut, kantong. Bila ada sesuatu, diperuntukkan kepada sesama manusia). Ungkapan itu ditulis Sosrokartono pada 12 November 1931.