Invasi besar-besaran yang dilancarkan oleh Rusia terhadap Ukraina masih berlangsung hingga saat ini (1/3/2022). Pertemuan dalam rangka perundingan antara pemerintah kedua negara sudah dilaksanakan kemarin di daerah Gomes, Belarusia (28/2/2022). Pemimpin tertinggi kedua negara tidak berkenan hadir, melainkan mendelegasikannya ke bawahan mereka masing-masing.
Namun hasil dari perundingan tersebut masih menghasilkan kesimpulan yang buntu. Kedua perwakilan pemerintah yang sedang bertikai ini akhirnya kembali ke negara mereka untuk berunding dengan kepala negara. Rencana dilaksanakannya perundingan selanjutnya pun disiapkan.
Indonesia sebagai pemegang presidensi dari Group of Twenty (G20) sejak tanggal 1 Desember 2021 hingga berlangsungnya KTT G20 di bulan November 2022 memiliki peran strategis dalam hal ini, dimana seluruh mata dunia saat ini tertuju pada Indonesia. Hal ini sangatlah bagus bilamana dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia dalam mengajukan diri sebagai inisiator dilangsungkannya perundingan antara Ukraina-Rusia di wilayah tanah air.
Merujuk pada nilai-nilai yang dipegang teguh bangsa ini yang termaktub pada pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dimana Indonesia yang memiliki ciri khas politik bebas aktif yang mana dalam lingkup masyarakat global ikut berperan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Sebagaimana KTT G20 akan dilaksanakan nanti di akhir tahun ini di pulau Dewata, Bali, sangatlah tepat bilamana Pulau Seribu Dewa ini juga dipilih sebagai tempat bertemunya Putin dan Zelensky dalam menentukan sikap perdamaian kedua negara.
Pertemuan ini sangat bagus bilamana dilangsungkan di awal bulan ini mengingat sudah banyak sekali korban jiwa yang berjatuhan baik dari militer Rusia, maupun militer Ukraina bahkan warga sipilnya.
Pulau yang indah di timur Pulau Jawa ini sangatlah tepat dalam meredam aksi panas kedua negara yang juga menyebabkan respon petinggi negara lain hingga organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga Uni Eropa yang sangat menginginkan disudahinya pertikaian ini.
Bali yang dipilih oleh Elizabeth Gilbert dalam bukunya Eat, Pray, Love, dimana dalam novel tersebut ia menghabiskan waktu untuk makan-makan (eat) di beberapa wilayah di Italia, lalu berdoa (pray) di India serta menemukan arti cinta (love) di Bali. Bahkan karya fiksi ini diangkat ke dalam sebuah film yang dibintangi Julia Roberts dengan judul yang sama.Â
Jauh sebelum itu bahkan sudah sering juga dihelat beberapa perundingan internasional di Bali. Bahkan Presiden Soekarno membangun istana kepresidenan di Tampak Siring, Gianyar.
Hal ini tentunya karena Bali memang memiliki daya tarik dan vibes yang nyaman dan menenangkan bagi setiap insan yang datang berkunjung kesana bahkan mungkin lebih dari itu.