Mohon tunggu...
Reno Maratur Munthe
Reno Maratur Munthe Mohon Tunggu... Penulis - Reno

Munthe Strategic and International Studies (MSIS)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terima Kasih, Anjani..

13 Februari 2022   05:47 Diperbarui: 16 Februari 2022   21:32 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terimakasih, Anjani..

Ini adalah sedikit kesaksian hidup yang dampaknya tidak sedikit dalam hidup saya.

Momentum di akhir tahun 2021 kemarin adalah sebuah mujizat dari Yang Kuasa - yang tak mampu saya ungkapkan dengan perasaan biasa. Tuhan dan alam semesta ini mengirimkan seorang penyelamat bagi hidup saya, yang membuat saya mengucap syukur tak henti-hentinya. Di tengah derasnya gelombang dan derunya topan yang menghantam kehidupan saya beberapa tahun terakhir, seorang wanita dengan apa adanya mengetuk pintu kehidupan saya dan mencoba memasukinya seolah takdir.

Getir dan kejamnya hidup saat itu membuat dilema akan kehadirannya. Ia datang tanpa aba-aba untuk dapat bersiap membukakannya. Padahal awalnya diri ini hanya mengaguminya. Namun apa daya, akhirnya kami menjadi dekat lewat bantuan ruang maya.

Hari demi hari kami bercengkerama. Tanpa ruang dan waktu yang membatasi gerak dan gerik di antaranya. Kami bertukar cerita dengan riuh rendah momen bahagia yang menghampiri kehidupan yang fana, hingga problematika yang juga tak lepas di dalamnya. Mulai dari hal-hal receh sampai obrolan serius kami bincangkan -- yang tentunya dengan bertukar penilaian dan sudut pandang masing-masing tak terelakkan. Diri ini yang tadinya orang yang sangat tertutup pada hal-hal yang bersifat pribadi, mulai membuka diri pada sosok wanita cantik yang memiliki darah Jawa-Minahasa ini.

Dia mengerti banyak hal disana sini. Bahkan ia tahu hal-hal yang sulit untuk saya mengerti. Pengetahuannya ibarat samudera raya, sangat luas membentangi. Pun juga isi hatinya, sangat sulit untuk terselami. Padahal usianya masih tergolong sangat muda. KTP pun ia belum punya. Tapi jangan tanya isi kepalanya. Anda dapat terpana dengan dalamnya logikanya.

Kehadirannya dalam hidup saya sungguh atas izin Ilahi. Semoga kami dapat terus berkomunikasi. Terima kasih Tuhan, untuk wanita ini. Saya tidak akan menyia-nyiakannya lagi.

Sesuai dengan arti namanya, Anjani. Semoga kelak Ia tumbuh menjadi pribadi yang gigih dan pantang menyerah dalam berselancar di tinggi rendahnya ombak kehidupan ini. Terima kasih, Anjani!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun