Perubahan kultur dan struktur perekonomian kita yang begitu cepat akibat penyesuaian terhadap berkembangnya budaya ekonomi kapitalis di negara tercinta ini mau tidak mau memberikan impact psikologis yang sangat besar terhadap pertumbuhan perekonomian kita.
Budaya Bahari (yang kemudian bergeser menjadi budaya agraris) yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa berubah secara cepat. Revolusi Industri di Inggris yang merubah sejarah perjalanan kultur ekonomi di sana terinspirasi di negara kita. Budaya industri, akibat dari pesatnya perkembangan teknologi di segala bidang secara pasti telah menggantikan budaya agraris yang selama ini menjadi kultur nenek moyang kita.
Bangsa kita akan semakin hancur berkeping-keping. Kita tidak lagi memiliki perekonomian di negara sendiri. Pengangguran bukan lagi menjadi isu nasional tetapi menjadi masalah nasional.
Manusia Indonesia yang memiliki falsafah gotong-royong dan berkemampuan memberikan nuansa kekeluargaan yang begitu kuat dan lekat selama berabad-abad akan terdampar pada impact psikologis ekonomi kapitalis yang pada akhirnya akan menenggelamkan peradaban bangsa selamanya.
Kita sudah terlanjur bersenggama dengan seluruh kinerja sistem kapitalis, saat ini kita tidak mampu berbuat apa-apa. Sistem kapitalis telah membuka peluang besar bagi bangsa ini untuk saling berlomba mendapatkan kekayaan dalam bentuk apapun, yang kadang-kadang sudah tak perduli lagi dengan akar budaya bangsa yang sangat perduli terhadap hubungan kekerabatan. Untuk itu, tak segan kita melakukan korupsi dalam bentuk apapun.
Korupsi telah menjadi bagian dari budaya bangsa hari ini.
Untuk itu, kita harus memberikan warisan yang mempunyai semangat Asia (ketimuran) terhadap ekonomi kapitalis yang sulit dibendung perkembangannya ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H