Surabaya, 25 Januari 2025 -- Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1446 H, Dinas Pendidikan Kota Surabaya telah menetapkan panduan pembelajaran untuk memperdalam nilai-nilai religius di sekolah. Kebijakan ini didasarkan pada Surat Edaran Bersama Nomor 2 Tahun 2025 dan Nomor 400.1/320/SJ tentang Pembelajaran di Bulan Ramadan.
Kegiatan ini melibatkan siswa dari enam agama utama di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Setiap agama memiliki aktivitas yang dirancang khusus, baik di sekolah maupun di tempat ibadah terdekat, sehingga siswa dapat mendalami keimanannya masing-masing secara aktif dan menyenangkan.
Ragam Kegiatan Keagamaan
1. Pembelajaran Pra-Ramadan
Sebelum Ramadan, siswa dilibatkan dalam kegiatan literasi religi, seperti membaca kitab suci, menghafal ayat penting, serta bercerita tentang tokoh keagamaan. Berikut beberapa contoh kegiatan:
Islam: Membuat naskah ceramah, desain kartu ucapan Idul Fitri, hingga miniatur sarana ibadah dari bahan daur ulang
Kristen: Membaca perikop Alkitab, menghafal ayat emas, dan menyampaikan cerita nabi.
Hindu: Menonton cerita Mahabharata, belajar yoga, dan membuat sarana sembahyang
Buddha: Melafalkan parita, menonton kisah Sang Buddha, dan menyanyi lagu Buddhis.
Khonghucu: Membaca Kitab Suci Si Shu dan mengikuti kebaktian
2. Pembelajaran Selama Ramadan
Mulai 6 hingga 25 Maret 2025, pembelajaran lebih menekankan pada penghayatan dan praktik ibadah.
Muslim: Tadarus, pelatihan menjadi imam, sholat berjamaah, hingga kajian interaktif.
Non-Muslim: Menyesuaikan ibadah agama masing-masing, seperti menyampaikan khotbah, bernyanyi lagu rohani, hingga kegiatan berbasis seni keagamaan.
Kompetisi untuk Mengasah Kreativitas
Ramadan juga dimeriahkan dengan berbagai lomba kreatif:
Muslim: Tahfidz Quran, kaligrafi, patrol, dan samroh.
Non-Muslim: Menyanyi lagu rohani, lektor, pemazmur, dan bercerita kisah religi.
Apresiasi dan Penutupan
Sebagai bentuk penghargaan, setiap siswa yang berpartisipasi akan menerima sertifikat atas kontribusinya dalam kegiatan Ramadan. Setelah Ramadan, kegiatan refleksi dan cerita saat Idul Fitri akan menjadi bagian dari literasi syiar, mengajarkan pentingnya berbagi dan introspeksi.
Melalui program ini, Dinas Pendidikan Kota Surabaya berharap dapat menanamkan nilai toleransi, kebersamaan, dan kesalehan sosial di kalangan siswa, sekaligus menjadikan Ramadan sebagai momentum pembentukan karakter bangsa.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI