Kau datang dan menemuiku bak permadani -- kau menanam
Sebuah luka dan bernanah -- pecah dalam taman itu
Seperti pembunuh berdarah ulat bulu
Membaca mantra kesialannya Â
Di ujung pisau itu, masih terngiang mantra-mantra Â
Yang kau adaptasi untuk memotong bawang -- mantra-mantra itu
Terasa perih di mata -- dan air yang tertumpah itu terus
Menyumbat mata, kulit dan pori-pori -- gatalnya
Terasa dan membekas bagaikan gigitan
Gigitannya tak membekas -- itu karma yang terus mengitari kau
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!