Dia merasa sangat marah. Hingga tidak menyadari bahwa dia sedang menyetir dan harua fokus kedepan.
 Sementara didepan sana, seorang gadis berambut panjang, berbadan mungil, dan mengenakan topi rajut putih berdiri melambaikan tangannya ditengah jalur yang mereka lewati. Berharap agar mereka menghentikan mobilnya karena dia ingin bicara pada Shan.
 Dia Shibell.
 Tapi sayangnya papa sedang terkejut, hingga tak menyadari posisinya dimobil. Lalu saat Shan dan Richie memberitahunya secara bersamaan, semuanya sudah terlambat.
 "Papa, awasss ...!!!"
 Suara decitan rem mobil, lalu suara benturan. Keras.
 Ayahnya berusaha menghindari tubuh Shibell dengan cara membanting setir mobil kekanan, tapi tubuh Shibell sudah terpelanting jauh kebelakang. Lalu mobil merekapun, tersambar sebuah truk besar yang melintas dari arah berlawanan.
 Suara benturan keras memecahkan kesunyian malam. Membuat merinding siapapun yang mendengarnya. Ditambah dengan suara jeritan para penumpang bus yang akhirnya ikut terseret dalam kecelakaan beruntun itu.
 Yang tersisa hanya rintihan, dan mayat-mayat bergelimpangan di atas aspal basah itu.
 Shan merangkak keluar dari mobil. Dengan darah mengucur deras dikepalanya. Dikelilingi oleh mayat keluarganya. Juga mayat Shibell ditepi sana.
 Shan memejamkan matanya. Tangannya terkepal diaspal basah, lalu  ... Dengan sisa tenaganya. Dia mulai berkonsentrasi. Diiringi dengan rasa panas dan sakit yang menyayat punggungnya ...
Â