Mohon tunggu...
Rennie Meyo
Rennie Meyo Mohon Tunggu... -

Seorang blogger di www.renniemeyo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

DeJavu - Part 2

28 Desember 2016   14:22 Diperbarui: 28 Desember 2016   14:30 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://andreaandrade.deviantart.com

 Shan menoleh sekali lagi kearah rumah Shibell. Sepi. Tak ada seorangpun yang terlihat didepan rumah, bahkan jendela kamar Shibell pun tertutup rapat.

 Shan tersenyum tipis, ah .. gadis keras kepala itu. Apa dia tau perpisahan seperti ini akan membawa rasa seperti apa saat mengenangnya nanti?

 "Shan? Ayo, nanti kita terlambat ke Bandara." tegur papa.

 Shan mengangguk, lalu diapun melangkah masuk kedalam mobil, dimana sudah menunggu Richie dan ibunya.

 Mobilpun meluncur pergi. Ditengah hujan gerimis yang menambah rasa melankolis semakin terasa.

 Shan menoleh, menatap rumahnya yang terlihat semakin mengecil dan samar. Berusaha memandang fokus pada jendela kamar itu, dimana terukir begitu banyak kenangan disana. Lalu kamarnya tak terlihat lagi. Tertutupi oleh pepohonan tepi jalan dan tetes-tetes air.

 Jalanan sedikit sepi. Mungkin karena suasana basah yang membuat orang malas berada dijalanan. Hanya ada satu dua kendaraan yang melintas. Hening.

 Tiba-tiba saja Shan merasakan genggaman tangan, dia menoleh dan sedikit terkejut. Ibunya menggenggam tangannya erat. Dan kini wanita yang selama ini hampir tak pernah bicara padanya itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

 "Mama ... tau Mama sering membuat kamu merasa sakit hati karena perlakuan yang nggak adil antara kamu dan Richie, tapi beberapa hari terakhir setelah tau kamu mau pergi ... Mama merasa nggak rela." Dia mengusap air mata yang menitik dipipinya. "Mama ... Mama menahan diri buat menunjukkan rasa sayang ke kamu karena Mama nggak ingin menyakiti Richie. Mama tau Richie sudah iri karena Papa nya, jadi Mama nggak ingin dia tambah terluka saat melihat Mama sayang kamu juga. Mama tau ini salah, tapi ..." wanita itu mulai terisak. "Mama juga merasa bersalah tiap kali melihat kamu menangis dijendela itu. Mama nggak sepenuhnya menikmati liburan karena mikirin kamu, Mama merasa jadi orang paling jahat didunia. Mungkin ini nggak layak, tapi Mama minta maaf," akhirnya dia memeluk Shan dengan tangis yang sudah pecah.

 Shan terdiam. Tidak tau harus mengatakan apa. Bukan, bukan karena ucapan ibunya, tapi ... Karena pelukan ini. Pelukan yang selalu ingin didapatkan Shan tak peduli sejahat apapun sikap ibunya.

 "Mama? Jadi ..?" Papa menoleh kebelakang, dimana Shan dan istrinya duduk. Pandangannya terlihat kaget dan benar-benar tak menyangka semua yang diucapkan istrinya. "Jadi selama ini sikap kalian pada Shan seperti itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun