Mohon tunggu...
Rennie Meyo
Rennie Meyo Mohon Tunggu... -

Seorang blogger di www.renniemeyo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Love & Money Part 2

23 Desember 2016   09:34 Diperbarui: 24 Desember 2016   14:26 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Kenapa tidak boleh ? Karena dia saudara sepupumu ?" ucapku datar.

      David terhenyak kaget, dia menoleh padaku. "Apa ?"

      Aku menatapnya dingin. "Itulah sebabnya tadi saat aku memelukmu, aku bilang ... aku takut sendirian. Karena aku tau kau tidak bersamaku. Dari sejak kita menemukan uangnya, kau tidak bersamaku. "

 "Laura, apa maksudmu ?" David bertanya tak mengerti.

      Aku menarik nafas panjang, mencoba setenang mungkin.

 "Jika aku tak melihat kau berdiri di pintu kamarmu saat itu, mungkin kau tak kan pernah mengajakku pergi bersamamu. Sayangnya, aku melihatmu. Jadi kau terpaksa merubah rencanamu. Kau mengirimiku pesan, tapi juga menghubungi saudara sepupumu- yang kau pikir aku tidak mengenalinya. Kau menyuruhku pergi menemuimu di belakang gudang asrama adalah rencanamu untuk melarikan diri, kau bicara pada pak satpam bahwa kau melihat seseorang mencurigakan menuju belakang asrama, karena itulah pak satpam memergoki ku. Saat pak satpam kebelakang, kau pergi keluar lewat pintu depan. Sayangnya, aku bisa menyusulmu dengan cepat, Dave.Saat aku memelukmu, sebenarnya kau sangat terkejut. Hingga wajahmu terlihat begitu pucat dan tegang tiap kali aku melihatmu di bawah cahaya. Kau tau aku selalu bisa membaca ekspresi wajahmu kan ?
 Saat 'penjahat' itu datang, aku menyorot wajahnya dengan senter. Di situ aku benar- benar yakin kau tidak bersamaku. Karena aku pernah melihat wajahnya di album ponselmu, di mana kau tulis kata 'my family' di sekumpulan orang- orang yang sibuk merayakan ulang tahunmu. Apapun yang kau rencanakan dengannya, itu untuk menyingkirkanku dari uang itu. " lagi, aku menarik nafas panjang dan menatap nanar ke arah David yang tak bisa mengelak lagi. "Aku benar kan, Dave ? aku benar ..."

      David mengusap rambutnya, kali ini sikapnya lebih tenang.

 "Baiklah, kamu benar. " jawabnya dingin.

      Ada perasaan sakit yang menusuk ke dalam hatiku. Perasaan marah dan terkhianati. Juga kecewa, karena  menyadari aku telah kehilangan seseorang yang aku sayangi, yang paling aku sayangi, hanya dalam waktu semalam.

 "Jadi biarkan aku membunuhmu dengan mudah ... demi uang itu, dan demi Leo, sepupuku yang kau bunuh. " David berjalan ke arahku.

      Aku mundur perlahan, "jangan mendekat. " ancamku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun