Lalu cowok itu bicara sesuatu padanya. Sesuatu yang serius. Mungkin sangat serius sampai sampai membuat senyum lebarnya memudar. Berganti dengan tatapan keraguan kearah cowok itu.
Aku tak bisa menggambarkan apa yang kurasakan saat ini. Tapi aku bisa mengira ngira apa yang dikatakan oleh cowok itu padanya. Aku bisa mengerti. Karena itu tergambar dengan jelas diwajah cowok itu. Ekspresi berharap. Menginginkan dia. seperti apa yang kurasakan saat ini.
Sakit? Ya, aku merasa sakit. Tapi toh siapa aku? Bahkan aku berharap aku bisa melakukan hal yang sama ….
Dan kemudian kulihat dia bicara sesuatu pada cowok itu. Lalu dia sedikit membungkukkan badannya. Bahasa tubuh sebagai permintaan maaf. Dan akhirnya dia melangkah pergi meninggalkan cowok itu dan boneka teddynya.
Mungkin aku jahat, tapi ada senyum di bibirku saat aku berjalan melintasi cowok itu dan kembali mengikuti langkah nya.
Namanya Chrystal. Dia cantik. Dia baik. Dia ramah. Dia terlihat hampir sempurna. Tapi cobalah bicara padanya setengah jam saja. Lalu akan kau sadari bahwa dia memang benar benar sempurna. Karena dia cantik. Dia baik. Dia menyenangkan. Dia cerdas. Dan dia seperti bisa mambaca apa yang orang lain pikirkan. Tadinya kupikir itu Cuma mitos, tapi ternyata wanita sepertinya memang benar benar ada.
Banyak yang menginginkannya. Tapi dia seperti tak tersentuh. Kadang tampak seperti memainkan perasaan orang orang disekitarnya. Tapi kemudian aku menyadari, dia tidak mempermainkan perasaan orang lain, dia cuma mempunyai banyak pesona.
Aku menghentikan langkahku dan menatap berkeliling. Menyadari bahwa chrystal tak ada didepanku lagi. Dia menghilang. Tapi kemana? Trotoar tidak terlalu ramai. Dan dikedua sisi jalan tidak ada toko apapun yang kira kira menarik perhatian untuk dikunjungi olehnya.
Jadi kemana dia?
“Hei..” tiba tiba ada yang menarik tanganku.
Aku menoleh dan sedikit terkejut karena Chrystal sudah ada disampingku. Dengan senyum manis yang membuatku seperti tak ingin berhenti menatapnya.