Menulis refleksi itu sebenarnya seperti menulis diari. Â Tentang apa yang kita lihat dan kita rasakan dalam kurun waktu tertentu.
Bedanya adalah seperti arti dari katanya, reflection atau pantulan, apa yang kita tuliskan itu akan memantulkan sesuatu, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.
Buat yang baru mengetahui ini mungkin rada membingungkan.
Tapi, saya coba pakai perumpamaan yang mudah.
Refleksi itu bisa dikatakan seperti cermin.
Jadi, ketika kita memandang cermin, kita bisa melihat diri sendiri. Sepuasnya. Apa adanya.
Kita bisa melihat apa yang ternyata berkurang atau bertambah dalam diri atau bahkan menyadari sesuatu yang sebelumnya tidak terlalu kita pedulikan.
Misalnya, bentuk hidung.
Kita baru sadar bahwa hidung kita bengkok, mancung atau ada tahi lalat kecil yang nyaris tidak terlihat.
Lalu, setelah menyadari kita mempunyai hidung unik itu, apalagi yang bisa lakukan dan sadari?
Ooo.... Baru tahu kalau hidung bengkok itu suka disamakan dengan sinusitis. Berarti aku harus apa dengan kondisi ini? Apakah dibiarkan saja? Eh... Dari keluargaku siapa ya yang juga berbentuk begini?