Kebetulan pada bulan kedua itu kami sedang sibuk dan ada teman yang sedang terbaring sakit di ICU. Dia yang baru dari semacam KKN terkena demam berdarah langka. Maka dari hari ke hari kondisinya bisa dibilang menurun.
Saya tiap hari mengusahakan menengoknya. Kebetulan ia memang dekat dengan saya. Di sela sakitnya, karena tidak bisa bicara, ia masih bertanya tentang orang-orang terkasih lewat tulisan tangan dari kertas yang tersedia. Meski kadang tulisannya tidak bisa terbaca, saya mencoba menjawab dengan cara membisikkan di telinganya. Yang sering ia tanyakan adalah keadaan pacarnya yang memang terpuruk sekali dengan sakitnya itu.
Malam itu, sepulang kerja, saya pulas sekali tidurnya. Sekitar sebelum subuh saya bermimpi melihat si adik datang dengan wajah bersih dan bersinar. Sangat jelas.
Saya kaget, "Lho kamu kok ke sini? Sudah sembuh?"
Dia tersenyum lalu menganggukkkan kepala. "Sudah Mbak..."
"Wah, kamu kok duluan ke sini ya? Padahal pacarmu tumben nih belum nengok ke kos baruku ini..."
"Hehe Iya, Mbak... Saya juga cuma mau nengokin Mbak aja. Terima kasih."
Menjelang siang, ketika akan pergi jajan, dua orang adik selisipan dengan saya dan tergopoh-gopoh mendekati.
"Mbak... Mbak, sudah dengar kabar terakhir Julian?"
"Ya kondisi seperti yang baru kemarin kutengokin itu aja..."
"Mmbbbaakkk..... Julian meninggal tadi subuh...." Salah satu dari mereka langsung menangis..
Saya sempat terdiam. Julian meninggal? Lalu yang nengokin saya di mimpi semalam siapa?
Menurut pakar kesehatan tidur Alesandra Woolley, munculnya seseorang dalam mimpi kita bisa saja terjadi karena belakangan ini kita banyak menghabiskan waktu dengannya. Tetapi, ini bisa juga terjadi karena ada interaksi yang bermakna dan kesan yang melekat.Â
"Mimpi adalah salah satu cara otak kita memproses emosi sehingga emosi apa pun yang terkait dengan hubungan atau koneksi individu dapat mengakibatkan mereka muncul dalam mimpi," katanya.
LeslieBeth Wish, psikoterapis klinis berlisensi, mengatakan, kita juga bisa masuk ke mimpi orang lain meskipun belum melihat atau berbicara dengannya selama bertahun-tahun. Ini bisa terjadi jika seseorang melihat kita atau foto yang mirip kita, berbicara dengan orang-orang yang mengenal kita, atau melihat karakter dalam buku atau film yang membuat mereka memikirkan kita. Dengan kata lain, hal semacam ini jarang terjadi secara kebetulan. Semakin kita terlibat dalam kehidupan seseorang, semakin besar kemungkinan kita berada dalam mimpinya.
Karena kedekatan ini jugalah yang memungkinan seseorang yang bahkan dalam kondisi hendak berpulang atau bahkan sudah menghembuskan nafas terakhirnya bisa tiba-tiba hadir dan menyampaikan sesuatu kepada kita, lewat mimpi. Dari contoh seorang adik saya di atas mengingatkan saya juga bahwa mimpi kadang bukan sekadar mimpi. Dia bisa menjadi media untuk menyampaikan sesuatu dari seseorang.
Jika ada orang yang dilimpahi anugerah tentang bermimpi ini, baik juga bila dibagikan kepada orang lain sehingga bila mimpinya adalah mimpi buruk, tidak membebani dirinya. Demikian juga jika mimpinya bahagia.Â