Mohon tunggu...
Renita Camelia Wijaya
Renita Camelia Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Desain Interior - Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Mahasiswa Desain Interior yang tertarik dengan berbagai macam gaya desain unik di Indonesia dan perpaduannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Yuk Cari Tahu! Kenapa Toko Bahan Bangunan Identik dengan Konsep Industrial

26 April 2022   21:10 Diperbarui: 27 April 2022   12:52 1514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi (2022)

Para arsitek dan desainer interior tentunya akan sering pergi ke toko bahan bangunan. Baik untuk sekedar melihat-lihat maupun berbelanja material dan perlengkapan proyek mereka. 

Bagi desainer yang banyak proyek, akan memiliki sedikit waktu untuk memutuskan jenis produk mana untuk diajukan ke klien mereka. Sehingga, desainer tentunya mencari tempat dengan ketersediaan produk yang tidak hanya lengkap namun juga berkualitas.

Akan tetapi dengan ketersediaan produk lengkap pun, juga membutuhkan suasana yang mendukung ketika berbelanja. Ada toko bahan bangunan menyediakan produk lengkap namun terkesan monoton serta terlihat sangat penuh dengan barang yang menimbun. 

Desainer yang memiliki waktu terbatas dan harus segera melanjutkan aktivitas lain akan merasa jenuh dan tidak nyaman ketika berbelanja. 

Lantas, pernahkah kalian berpikir mengapa toko bahan bangunan lekat dengan image industrial look? Sebelum menjawab hal tersebut, kita pahami dulu ciri gaya desain industrial.

Gaya Desain Industrial

Ilustrasi warehouse look. Sumber Gambar: pixabay.com
Ilustrasi warehouse look. Sumber Gambar: pixabay.com

Gaya desain industrial mulai muncul sejak Revolusi Industri di benua Eropa yang memiliki banyak pabrik dan gudang terbengkalai. Sehingga mereka memanfaatkannya menjadi hunian fungsional dengan tampilan apa adanya dan tambahan dekorasi yang kental dengan nuansa setengah jadi dan kotor. Di bawah ini merupakan ciri-ciri desain industrial:

• Keterbukaan. Terlihat pada palfon yang mengekspos struktur bangunan juga sistem saluran udara dan perpipaan.

• Kesederhanaan. Terlihat dari material kesan unfinished dan memanfaatkan produk yang dapat didaur ulang menjadi fungsi baru.

• Tone warna netral dan monokrom. Terkadang dapat dikombinasikan warna cerah atau karya seni untuk menghidupkan ruang yang terkesan kotor.

Itulah ciri utama dari gaya desain berkonsep industrial, sehingga memiliki kesan suasana kaku dan kotor. Langsung saja kita bongkar satu per satu alasan konsep industrial yang selalu identik dengan toko bahan bangunan melalui contoh ilustrasi di bawah ini.

1. Nuansa Industrial dalam Interior Toko Bangunan

Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi (2022)
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi (2022)

Konsep industrial terasa dari plafon tinggi terbuka dengan struktur logam dengan saluran pipa dan lantai beton namun dipoles halus. Sehingga, membuat toko bahan bangunan ini terlihat bersih dan terawat untuk meningkatkan pengalaman yang nyaman ketika berbelanja. 

Penggunaan skema warna monoton juga diterapkan. Akan tetapi, juga terlihat bahwa tren konsep industrial bisa dikombinasi dengan warna cerah untuk menghidupkan kesan gudang yang kotor.

2. Penggunaan Material Upcycling dan Unfinished (Setengah Jadi)

Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi (2022)
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi (2022)

Material upcycling adalah material pemakaian ulang dan sifatnya ramah lingkungan. Contohnya pada toko ini adalah alas biru untuk meletakkan benda produk yang disebut sebagai pallet plastik industri. 

Dalam gudang dan pabrik, penyimpanan benda berat menggunakan alas pallet plastik untuk menjaga benda rusak akibat hama seperti rayap yang menyerang kayu. Sehingga penggunaan pallet plastik jauh lebih awet bila dibandingkan pallet kayu. 

Selain itu, juga dapat menghemat tempat dalam menata produk yang tertumpuk secara vertikal. Di sisi lain, penggunaan material lantai beton pada ruang komersial seperti ini sifatnya lebih tahan lama. Karena secara langsung memberi kekuatan dan kekokohan untuk menopang benda berat di atasnya.

3. Menciptakan Suasana Menyerupai Gudang

Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi (2022)
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi (2022)

Melihat suasana seperti foto di atas, pengunjung merasa seperti berkeliling di gudang yang menyimpan berbagai barang dengan menerapkan sirkulasi terbuka (tidak dibatasi ruang bilik atau partisi penyekat). 

Hal ini sebenarnya bertujuan agar pengunjung lebih leluasa nyaman memilih dan mengambil sendiri produk yang diinginkan secara mandiri. Namun, tentunya masih ada pegawai yang akan membantu menjelaskan mengenai spesifikasi produk yang dibutuhkan pengunjung.

4. Kesederhanaan dan Tampilan Apa Adanya

Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi (2022)
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi (2022)

Alih-alih menampilkan produk dengan cara unik, produk bahan bangunan ditampilkan apa adanya secara terbuka. Penting sekali menampilkan produk bahan dan perlengkapan bangunan yang mudah dilihat agar pembeli tidak jenuh. 

Khususnya bila terdapat produk dengan jenis yang hampir sama maupun untuk membedakan produk yang sama namun memiliki merek dagang berbeda antara satu dengan lainnya. 

Bahan bangunan pun identik dengan sifat mentah untuk menunjukkan karakteristik aslinya sehingga koheren dengan konsep industrial dengan tampilan yang cenderung mengekspos. Pencahayaan yang terang merata berperan penting juga dalam membantu menyorot produk dengan baik agar suasana tidak gelap.

Sekarang kalian sudah mengerti kan bahwa toko bahan bangunan sangat kental dengan tema konsep industrial. Konsep ini memiliki citra yang kompak untuk saling menunjukkan kekuatan dari produk. Dengan tujuan menunjukkan citra produk bahan bangunan yang kokoh dan tahan lama sekaligus membangun suasana serupa. Semoga bermanfaat!

Sumber:

(https://www.pinhome.id/kamus-istilah-properti/industrial/#:~:text=.doco.cc)-,Industrial%20artinya%20adalah%20konsep%20desain%20yang%20memberikan%20tampilan%20berkesan%20setengah,industri%20pada%20abad%20ke%2D19.)

(https://yanasurya.com/plastik-pallet)

Penulis: Renita Camelia Wijaya

Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun