Mohon tunggu...
Renita Diyana Lestari
Renita Diyana Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanyalah manusia biasa

Keep spirit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Guru Ngaji yang Sabar dan Tanpa Pamrih

28 April 2022   22:58 Diperbarui: 28 April 2022   23:21 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama itu penting bagi kehidupan manusia di dunia, dengan agama kita akan diarahkan menjadi insan yang lebih baik. Agama juga merupakan pegangan/pedoman hidup kita di dunia maupun di akhirat kelak nanti. 

Di agama islam sendiri Al-Qur'an merupakan pedoman hidup yang di dalamnya berisi tuntunan atau aturan yang mengatur kehidupan manusia mulai dari akhlak, tauhid, ibadah, akidah dan juga ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia. 

Oleh karena itu sebagai umat muslim kita harus bisa membaca Al-Qur'an dan lebih baik lagi jika kita memahami makna isi kandungan ayat-ayat dalam Al-Qur'an. Untuk belajar membaca Al-Qur'an biasanya ada tingkatannya, di awal biasanya kita belajar menggunaan buku iqro' yang terdiri dari jilid 1 sampai 6. 

Jilid 1 merupakan tingkat rendah dan jilid 6 merupakan tingkat yang tinggi, setelah mencapai jilid 6 barulah kita menginjak ke baca Al-Qur'an. 

Di jilid 1 kita akan belajar huruf arab perkata yang berharakat fathah, di jilid 2 kita belajar huruf arab yang bersambung yang berharakat fathah,  di jilid 3 barulah kita belajar huruf yang berharakat kasrah dan dhammah, di jilid 4 kita belajar huruf yang berharakat tanwin, sukun dan qalqalah, sedangkan di jilid 5 kita mulai diperkenalkan alif lam dan idgham, dan di jilid terakhir yaitu jilid 6 barulah kita diperkenalkan aturan tajwid iqlab, ikhfa', dan juga wakaf.

Perjalanan saya bisa membaca Al-Qur'an hingga lancar seperti saat ini tidak luput dari ajaran orangtua dan juga guru ngaji saya. Sejak kecil saya dituntut orangtua agar bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar, baik dan benar. Oleh karena itu sejak kecil saya sudah diajarkan orangtua saya untuk membaca Al-Qur'an. 

Selain belajar di rumah bersama orangtua, saya juga belajar ke guru ngaji yang ada di dekat rumah. Tiap malam sehabis sholat maghrib saya selalu rutin ke rumah beliau untuk mengaji bersama teman-teman. 

Beliau sangat sabar mengajariku hingga benar-benar bisa baca Al-Qur'an dengan lancar. Beliau juga tidak pernah marah dan kasar kepada muridnya jika kita salah dalam segi bacaan maupun yang lain, beliau selalu memberi tahu kesalahan kita dengan nada bicara yang halus sehingga tidak membuat kita takut. 

Menurutnya jika beliau keras terhadap muridnya maka tidak akan ada yang mau belajar mengaji lagi. Beliau merupakan guru ngaji yang penyabar, dari sinilah juga saya bisa belajar untuk menjadi orang yang penyabar. 

Selain mengajari iqro' dan Al-Qur'an, biasanya setiap hari minggu malam senin kita juga dibiasakan membaca sholawat diba', jadi selain belajar mengaji kita juga diajarkan bacaan-bacaan diba' serta sholawat-sholawat yang ada di diba'. Untuk membacanya juga digilir setiap minggu sehingga kita semua memiliki kesempatan untuk memimpin bacaan maupun sholawat di diba'. 

Sampai detik ini beliau masih sama tetap mengajar anak-anak yang ingin belajar mengaji dengan rasa ikhlas tanpa adanya pungutan biaya.

Guru ngaji saya tersebut bernama H.Parno. Beberapa hari yang lalu tepatnya hari Senin tanggal 25 April 2022 saya menyempatkan waktu untuk sowan ke ndalem beliau. Di sana kami bercerita mengingat masa-masa dulu ketika saya belajar mengaji, dimana jika saya tidak mengaji duluan maka akan menangis hehehe. 

Dan kita juga mengingat bahwa dulu yang paling saya dan teman-teman suka yaitu ketika ada yang khataman Al-Qur'an, karena setelah khataman kita akan makan bersama dan mendapatkan berkat.

Beliau masih sama seperti dulu tetap humble dan murah senyum. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada beliau karena sudah berperan penting dalam hidup saya. Atas doa dan barokah beliau, saya bisa menjadi pribadi yang baik dan bisa mengaji dengan lancar serta bisa mencapai titik pendidikan dengan lancar sampai saat ini. Kemudian beliau berkata "ini semua juga atas kerja keras kamu yang mau belajar dengan sungguh-sungguh". 

Selain menjadi guru ngaji, beliau juga merupakan salah satu tokoh penting di desaku, beliau selalu terlibat di berbagai kegiataan yang diadakan desa baik itu menjadi panitia zakat, panitia qurban, dll. Sehingga tidak heran jika seluruh masyarakat desaku mengenalnya. 

Beliau memiliki akhlak yang sangat baik dan juga cerdas sehingga banyak orang yang kagum dengannya. Tidak heran jika anak-anaknya juga memiliki akhlak yang sama dengannya. Beliau juga tidak pernah sombong atas apa yang dimilikinya, beliau dan keluarganya selalu membantu orang-orang yang kesusahan dengan memberikan sebagian rezekinya kepada yang membutuhkan. 

Beliau dan keluarganya juga sangatlah baik dan akrab dengan keluargaku, bahkan keluarga kita sudah seperti keluarga sendiri. Jadi tidak heran jika keluarga kita biasanya selalu saling berbagi dan juga saling menolong.

Kalau dikatan agamis tentunya pasti beliau sangatlah agamis, beliau sangat rajin beribadah ke masjid. Sholat 5 waktu selalu dilakukan berjamaah di masjid, bahkan terkadang juga menjadi imam di masjid maupun musholla dan terkadang juga memberikan ceramah ketika sholat jumat maupun acara-acara lain. 

Dan ketika ada acara tahlil biasanya beliaulah yang memimpin. Selain itu beliau juga pekerja keras, setiap hari selalu pergi ke ladang untuk melihat serta merawat tanamannya. 

Ohh iya beliau juga merupakan seorang guru di sekolah dasar. Sehingga dulu ketika waktu pengoreksian hasil ujian, saya dan beberapa teman saya disuruh membantu mengoreksi dan juga menjumlah nilai ujian murid-muridnya. Setiap malam setelah mengajar ngaji juga ada beberapa sanak saudara, tetangga dan murid-muridnya yang belajar pelajaran sekolah dirumahnya. 

Menurutnya "menjadi seorang guru itu merupakan pekerjaan yang mulia, dengan menjadi guru kita bisa membagikan ilmu yang kita punya kepada orang lain sehingga kita bisa menciptakan penerus generasi bangsa yang berilmu dan berakhlakul karimah. 

Apalagi menjadi guru ngaji dimana kita mengajarkan Al-Qur'an kepada orang yang belum bisa atau awam menjadi bisa, maka kita akan mendapat pahala dari Allah karena sudah mengajarkan apa yang seharusnya kita ajarkan, dan yang kita ajarkan juga akan mendapat ilmu yang awalnya belum bisa menjadi bisa. Jadi intinya jangan pelit ilmu, selalu berbagilah ilmu dengan orang-orang di sekitarmu."

Beliau juga berpesan kepadaku "Jadilah pribadi yang baik, jangan pernah menyimpang dari agama, jangan lupa dengan Al-Qur'an di tengah-tengah kesibukanmu, walaupun kamu banyak tugas atau pekerjaan lain sempatkanlah membaca Al-Qur'an walau hanya beberapa ayat.

Jangan lupa sholat 5 waktu juga, karena sholat itu tiang agama jangan sampai kamu meninggalkannya. Dan doa itu juga penting jadi selalu libatkan Allah disetiap pekerjaanmu, dan yang penting lagi selalu ingatlah kedua orangtuamu, mintalah restu orangtuamu jika ingin melakukan sesuatu dan selalu patulah kepada kedua orangtuamu. 

Jangan pernah menyia-nyiakan kedua orangtua karena mereka sangatlah berperan dalam hidupmu. Dan yang terakhir muliakanlah gurumu karena dengan memuliakan guru maka ilmu yang diberikan akan bermanfaat dan berkah serta kita bisa lebih mudah menerima pelajaran yang diberikannya. "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun