Mohon tunggu...
Renita Diyana Lestari
Renita Diyana Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanyalah manusia biasa

Keep spirit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Moderasi Beragama: Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Malang

16 Maret 2022   11:04 Diperbarui: 16 Maret 2022   11:45 2252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moderasi beragama itu sangatlah penting, dengan moderasi beragama kita dapat hidup rukun dan saling menghargai perbedaan agama satu sama lain. Seperti halnya di Indonesia sendiri yang masyarakatnya terdiri dari penganut berbagai macam agama, mulai dari Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, dll.

Beberapa hari kemarin tepatnya hari Minggu 13 Maret 2022, saya dan teman-teman memberanikan diri untuk mengunjungi salah satu tempat peribadatan agama non islam di kota Malang, lebih tepatnya yaitu Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Malang atau juga disebut Gereja Kayutangan yang berada di Jalan Monseigneur Sugiyopranoto, No.02, Kelurahan Kidul Dalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Disana kita disambut ramah oleh romo (pastor gereja), bahkan kita dipersilahkan bertanya sebanyak mungkin yang ingin kita tahu.

Mengingat gereja Katolik ini letaknya tidak begitu jauh dari masjid Jami', menurut Fraton viktor (calon romo), mereka umat katolik tidak pernah merasa terganggu dengan suara adzan umat muslim yang menggunakan pengeras suara. Bahkan untuk hari jumat sendiri, jadwal Misa (Ibadah umat katolik) dilaksanakan jam setengah 12 yang berdekatan dengan waktu sholat jumat umat muslim, tetapi mereka juga tidak pernah merasa terganggu.

Biasanya kalau Misa sudah selesai dan umat muslim waktunya menunaikan Sholat Jumat tetapi di masjid dan jalan depan area masjid sudah full, maka pihak gereja memberikan izin agar umat muslim bisa menggunakan halaman gereja untuk tempat sholat, dan hal ini juga pernah terjadi ketika sholat Ied, pada waktu itu di masjid jami' dan sepanjang jalan sudah penuh sehingga pihak gereja mengizinkan umat muslim untuk melakukan sholat Ied di halaman gereja. Hal tersebut membuktikan bahwa tidak ada masalah ataupun gangguan antara gereja katolik dan masjid. Bahkan Pastor Yoris sendiri mengatakan bahwa suara adzan bisa membantunya untuk bangun pagi.

Untuk Ibadah umat katolik (Misa) dilaksanakan setiap hari Senin sampai Sabtu pada jam 12 siang kecuali di hari jumat dilaksanakan jam setengah 12 siang untuk menghormati umat muslim yang menunaikan Sholat Jumat. Karena jika bebarengan dilakukan di jam 12, di gereja juga harus membunyikan odang yang suaranya cukup keras yang takutnya nanti mengganggu. Untuk hari besar seperti natal dan paskah ada jadwal misa khusus yang sudah di atur dan tentunya berbeda dengan misa sehari-hari.

Menurut Pastor Yoris (Romo), ekaristi (perayaan misa) tergantung dari kebijakan paroki (Gereja Besar/Ibu Gereja) masing-masing sesuai dengan waktunya, mau dilaksanakan jam berapa atau berapa kali dilakukan perayaan itu tergantung pada paroki. Di gereja juga ada namanya kapilah-kapilah kecil (kalau di islam seperti musholah). Untuk di Gereja Katolik ini dilakukan 4 kali perayaan pada hari minggu yang terhitung mulai sabtu sore jam 17.00, lalu di hari minggu pagi dilakukan 2 kali di jam 08.00 dan jam 10.00, kemudian minggu sore di jam 17.00. Tetapi karena adanya pandemi covid, maka harus dilakukan perubahan jadwal yang awalnya 4 kali menjadi 1 atau 2 kali saja di jam 8 pagi dan 5 sore.

Perayaan ekaristi tersebut mengumpulkan orang-orang yang hanya terdiri dari umat di dalam lingkup paroki sendiri. Masing-masing umat harus setia kepada parokinya. Di hari senin sampai jumat juga ada perayaan ekaristi, dan di gereja katolik ini biasa dilakukan pada siang hari dengan durasi setengah jam, sedangkan yang hari minggu durasi waktunya 1 jam karena lebih meriah, dan untuk perayaan besar seperti natal atau paskah biasanya dilakukan lebih dari 1 jam karena lebih meriah lagi dan tata perayaannya juga berbeda sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Selama pandemi covid, ibadah umat katolik sering dilakukan secara online (virtual/live streaming), kecuali petugas-petugas yang berjadwal harus mengikuti misa secara offline. Umat katolik juga bisa melakukan doa-doa sendiri di rumah bersama keluarganya. Untuk pakaian saat ibadah tidak ada pakaian khusus untuk para umat, tetapi untuk imamnya (romo) ada pakaian khusus yaitu memakai jubah kemudian dilapisi dengan kasula, sedangkan untuk petugas-petugas di gereja katolik hati kudus yesus ini tidak ada pakaian khusus, tetapi biasanya di tempat-tempat lain ada pakaian khususnya baik itu wacana, pemasmur, maupun pelayan imamnya (yang masih berumur SMP-SMA). Untuk menjadi pelayan itu ada latihannya, dan yang melatih itu seniornya.

Di Katolik juga terdapat Seminari (lembaga pendidikan bagi calon pastor, ini khusus putra). Seminari ada 2 tingkatan, yaitu seminari menengah (jenjang pendidikan SMP-SMA) lamanya 6 tahun, dan seminari tinggi (jenjang kuliah, dan mengambil jurusan Filsafat Teologi) lamanya 8 tahun hingga menjadi seorang pastor. Dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang pastor/romo itu membutuhkan waktu 14-15 tahun. Untuk peresmian menjadi seorang romo biasanya ada tahbisan (pengukuhan) dan yang mengukuhkan yaitu uskup. Jadi ada upacara khususnya yaitu sakramen imaman. Seorang pastor juga tidak diperbolehkan menikah, jika mereka melanggar maka akan bermasalah dan yang menyelesaikan adalah uskup. Di uskup ada dewan-dewan yang menyelesaikan berbagai masalah, jika seorang pastor melakukan pelanggaran yang berat maka ia akan dikeluarkan dari jabatan imaman dan menjadi umat biasa. Bahkan jika seorang pastor yang sudah dikeluarkan dan ingin menikah maka harus menunggu surat dari paus yang keluarnya bertahun-tahun.

Di Katolik ada istilah pernikahan campur yakni pernikahan beda agama, dalam hukum katolik sudah diatur mengenai pernikahan beda agama bahkan pernikahan beda gereja. Jadi di katolik diperbolehkan pernikahan beda agama dengan syarat persetujuan ordinasi wilayah (uskup) yang di dengar dari para pastor yang mengurus pernikahan. Biasanya para pastor yang mengurus pernikahan mengirim format-format kepada ordinasi wilayah, sehingga dari situ bisa diputuskan antara disetujui atau tidaknya pernikahan tersebut. Intinya yang menikah beda agama dan mereka ingin mempertahankan agamanya maka itu diperbolehkan, karena ini merupakan kebebasan jadi tidak ada paksaan untuk menjadi umat katolik.

Gereja katolik hanya ada 1 di setiap daerah karena hierarkis (terstruktur). Berbeda  dengan Kristen yang gerejanya banyak, jika ada yang ingin membangun gereja maka diperbolehkan. Salib antara Katolik dan Kristen Protestan juga berbeda, pada salib Katolik terdapat Corpus tetapi di salib Kristen hanya salib kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun