Mohon tunggu...
Renita Diyana Lestari
Renita Diyana Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanyalah manusia biasa

Keep spirit

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ibuku Strong Womanku

2 Maret 2022   12:37 Diperbarui: 4 Maret 2022   08:16 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu, sebutan ini sudah tidak asing lagi untuk kita. Ya ibu adalah orangtua yang mengandung, melahirkan, membesarkan, dan merawat kita sejak kecil hingga dewasa. Ibu adalah sosok yang tidak akan pernah tergantikan, ibu adalah sosok perempuan yang sangat istimewa untuk anaknya yang tidak ada tandingannya.

Kali ini aku akan menceritakan Ibuku strong womanku. Mukriyem itulah namanya, ya memang singkat hanya terdiri dari satu kata tetapi itu adalah doa dari orangtua dan memiliki makna yang mendalam. Beliau lahir di Lamongan, 04 Juni 1970. 

Kalau dihitung, sekarang usianya sudah mencapai 51 tahun, walau umurnya sudah cukup tua, tetapi beliau masih memiliki paras wajah yang cantik dan tidak begitu tua juga. Ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Ibu memiliki 3 orang anak, yang pertama perempuan dengan nama Ni'ami yang sudah berumur 36 tahun, yang kedua laki-laki dengan nama Muhammad Yunus Amrullah, dia berusia 26 tahun, dan yang terakhir adalah aku sendiri Renita Diyana Lestari yang masih berumur 18 tahun. 

Dari anak pertamanya Ibuku memiliki satu orang cucu perempuan bernama Ashfa Azyan Zulfany yang biasa dipanggil Zizi, dia berumur 18 menginjak 19 di bulan april tahun ini. Disinilah  letak keunikan antara anak bontot dan cucu satu-satunya yang berumur tidak beda jauh bahkan tingkat jenjang sekolahnya pun sama.

Ibu dari dulu adalah sosok malaikat bagiku, tanpa adanya perjuangan ibu yang rela mengorbankan nyawanya, mungkin aku tidak akan lahir di dunia ini. Dari awal aku sudah mengatakan kalau Ibu adalah strong womanku, disini aku mengatakan sebagai strong woman karena ibu adalah sosok perempuan yang paling kuat di keluargaku. Sejak aku kecil, beliau tidak hanya merawatku melainkan juga merawat ibunya sendiri (nenekku). 

Di saat itu lebih tepatnya saat aku masih berumur kurang lebih 1 tahun nenekku mengalami sakit stroke sehingga harus mengalami keadaan lumpuh, oleh karena itu ibu harus merawatnya dari memberinya makan dan minum, memberinya obat, membersihkan tubuhnya, dll. Bahkan hal tersebut dilakukan Ibuku selama 9 tahun. 9 tahun menurutku waktu yang cukup sangat lama, tetapi Ibuku tidak pernah mengeluh dan menyerah merawat ibunya, beliau dengan ikhlas dan sabar menuruti setiap keinginan ibunya. Bahkan saking cinta dan sabar merawat ibunya, di saat detik-detik wafat ibunya tidak mau tidur jika tidak di iringi dengan ibuku.

Di sisi lain Ibu juga harus mengurusku, dimana waktu itu usiaku masih kecil sehingga butuh perhatian dan kasih saying seorang Ibu. Walaupun Ibu harus merawat ibunya, Ibu tidak pernah meninggalkanku, Ibu selalu memberiku perhatian dan kasih sayang. Saat aku memasuki dunia sekolah TK Ibu selalu mengantarku dan menungguku hingga pulang. Beliau tidak pernah bosan melakukan itu semua.

Ibu adalah sosok perempuan yang tidak pernah memebeda-bedakan antara anaknya yang satu dengan yang lain, beliau selalu bersikap adil. Ibu juga sosok yang sayang terhadap semua anaknya dan rela melakukan apapun demi kebaikan anaknya. Setiap pagi Ibu selalu pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan makan keluarga setiap hari. Dan yang selalu aku suka sebelum pergi ke pasar, Ibu selalu menanyakan kepadaku ingin makan apa hari ini. 

Kalimat itu menunjukkan salah satu tanda pedulinya seorang ibu terhadap anaknya. Bahkan lebih hebatnya lagi, walaupun sakit ibu akan tetap pergi ke pasar demi kebutuhan makan keluarganya. Begitupun ketika aku sakit, Ibu selalu merawatku hingga sembuh, bahkan ketika aku jauh darinya saat aku di pondok pesantren dan mengalami sakit, maka Ibu khawatir dan langsung mengunjungiku. Sama halnya sekarang ketika aku sakit di ma'had ibu selalu khawatir dan menelponku terus untuk mengingatkan agar tidak lupa makan dan minum obat.

Ibu itu orangnya kuat, di saat terdapat masalah ibu tidak pernah mau merepotkanku. Seperti disaat salah satu anaknya melakukan kesalahan yang cukup fatal, Ibu tetap bisa tersenyum di depanku. Walau begitu aku tau hati Ibu sedang rapuh dan sedih disaat itu, dan yang aku lakukan hanya bisa berdoa agar masalah cepat terselesaikan. Ibu juga penyabar dan tidak pernah menyimpan dendam pada seseorang, jika ada orang yang berbuat salah kepadanya Ibu akan selalu memaafkannya.

Ibu orangnya juga rajin dan mandiri, Ibu selalu melakukan pekerjaan rumah dengan baik. Selalu menyapu, mengepel, memasak, mencuci baju, mencuci piring, bahkan memasang gas pun dilakukan sendiri. Hal-hal tersebut dilakukannya tanpa mengeluh sedikitpun. Selain menjadi ibu rumah tangga, ibu kadang-adang juga pergi ke ladang untuk bercocok tanam. Karena ayahku bekerja di Malaysia maka ibu harus mengurus ladangnya seorang diri, tetapi jika ayahku di rumah maka ayahku yang akan mengurusnya.

Ibuku hanyalah lulusan Sekolah Dasar, walau begitu ibuku tidak kalah dengan ibu-ibu diluaran sana. Ibuku tetaplah ibu terhebat bagiku, beliau jago sekali dalam urusan memasak, menurutku masakannya tidak kalah dengan rasa makanan di restoran. Kalau makanan kesukaan ibu sih tidak ada, karena makanan apapun itu yang penting halal, enak dan sehat pasti dimakan. Kecuali daging kambing, Ibuku sangat tidak menyukainya karena kalau makan daging kambing kepalanya langsung terasa pusing. Kalau minuman, Ibu paling tidak suka dengan susu, kalau minum susu atau makan apapun yang mengandung susu Ibu pasti akan langsung mual-mual.

Ibu juga selalu mendukung keputusan anak-anaknya jika itu yang terbaik untuknya. Tetapi jika keputusan anaknya itu menurutnya tidak baik maka Ibu tidak akan menyetujuinya, dan dengan pelan-pelan Ibu akan memberikan nasihat untuk anaknya. Ibu juga merupakan sosok yang rajin beribadah, beliau tidak pernah meninggalkan sholat 5 waktu. Begitu juga Ibu selalu mengingatkaku untuk selalu melaksanakan sholat 5 waktu. Ibu juga tidak pernah memarahiku tanpa sebab, kecuali kalau aku bandel baru ibuku menasehatiku secara pelan-pelan agar tidak mengulanginya lagi.

Ibu itu orangnya sederhana, bahkan jarang sekali Ibu membeli baju, tas, dll layaknya ibu-ibu diluaran sana. Ibu orangnya juga sangat ramah, selalu menyapa tetangga-tetangganya, dan sepertinya tidak ada orang desa yang tidak mengenal ibuku.

Yang aku suka dari ibuku, beliau tidak pernah menuntutku harus kuliah disini atau disitu. Beliau selalu mendukungku kemanapun aku ingin menuntut ilmu yang terpenting aku belajar dengan sungguh-sungguh dan bisa menjadi anak yang sukses suatu saat nanti.

Dari ibu aku belajar menjadi orang yang mandiri, sabar dan tidak pernah menyimpan dendam pada siapapun, serta kuat menghadapi berbagai rintangan hidup. Pesan dari Ibu yang selalu ku ingat yaitu "Belajarlah yang rajin agar bisa menjadi anak yang sukses kelak nanti, dan janganlah pernah terpengaruh dengan lingkungan yang tidak baik. Ibu yakin kamu pasti bisa, kamu anak yang kuat dan jangan pernah lupa selalu libatkan Allah di setiap langkahmu, jangan lupa selalu berdoa dan sholat lima waktu karena itulah yang paling penting".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun