Mohon tunggu...
Renita Diyana Lestari
Renita Diyana Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanyalah manusia biasa

Keep spirit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pluralisme dan Multikulturalisme di Desa Balun

16 November 2021   13:02 Diperbarui: 16 November 2021   13:26 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian saat umat islam ada yang meninggal biasanya ada doa dan tahlil di rumah orang yang meninggal tersebut. Nah disini bukan hanya umat islam saja yang di undang untuk membacakan doa dan tahlil di rumahnya, melainkan umat kristen dan hindu juga di undang untuk mendoakannya sesuai keyakinan masing-masing. 

Biasanya umat hindu dan kristen berada di teras rumah sedangkan yang berumat islam berada di dalam. Kemudian selesai acara tahlil tersebut biasanya ada sambutan dari kepala desa mengenai toleransi antar agama.

Dari kehidupan masyarakat desa balun ini kita dapat melihat bahwa toleransi antar umat tanpa memandang status dan latarbelakangnya itu indah. Sikap pluralisme dan multikulturalisme disini sangat diterapkan sehingga dapat menciptakan kerukunan. Hal ini dapat dicontoh oleh masyarakat seluruh Indonesia khususnya warga lamongan yang merupakan daerahnya agar bisa menerapkan sikap pluralisme dan multikulturalisme yang baik.

Kita harus sadar bahwa kita hidup di negara yang penduduknya beragam oleh karena itu kita harus menjadikan toleransi dan kerukunan itu sebagai kebiasaan bukan hanya sekedar pelajaran. Kehidupan masyarakat desa balun juga mirip dengan di bali, karena di bali juga terdiri lebih dari satu agama. 

Di bali juga ada 5 tempat ibadah yang berjejeran yang biasa disebut puja mandala. 5 tempat ibadah tersebut yaitu ada masjid, gereja katolik, vihara budha, gereja Kristen protestan, dan pura. Ini juga menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar situ saling menjunjung toleransi. Ini menujukkan sikap pluralisme dan multikulturalisme yang sangat baik. Bahkan biasanya banyak para wisatawan yang mampir untuk beribadah di puja mandala ini.

Jadi sebagai generasi penerus bangsa mari kita bangkitkan dan sadarkan seluruh masyarakat Indonesia agar bisa belajar melalui kehidupan masyarakat desa balun maupun bali agar bisa menjadi pribadi yang memiliki rasa toleransi yang tinggi sehingga terciptanya kerukunan antar umat yang satu dengan yang lain tanpa memandang adanya perbedaan. Sehingga kita juga dapat menjunjung sikap pluralisme dan multikulturalisme yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

Mari kita jaga, pertahankan, kembangkan serta tegakkan pluralisme dan multikulturalisme di Indonesia!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun